Tim kedisiplinan SMA Ingrid sudah stay didepan gerbang utama dengan beberapa siswa maupun siswi yang berbaris dibelakangnya, seperti biasa sudah menjadi rutinitas tim kedisiplinan untuk memeriksa setiap siswa siswi yang datang terlambat. Ditambah hari ini hari yang sangat dibenci para murid, hari senin tentunya. Hari dimana mereka akan berjemur panas-panasan hanya untuk mendengar curhatan pembina upacara yang sering kali kesal kepada para muridnya.
Tim kedisiplinan yang ketuai oleh Bilqis Aisyah Zahira selalu menjalankan tugasnya dengan baik, tak satu orang pun yang luput dari penglihatannya. Mereka tidak hanya menjaga bagian gerbang utama saja, tetapi seluruh bagian sekolah. Karena siswa brandal biasanya lebih memilih lewat belakang sekolah dengan cara melompati pagar dibanding harus terkena hukuman dari Buketudis.
Buketudis= Bu ketua kedisiplinan.
Contohnya sekarang Eline dan beberapa anggota lainnya sedang lari pagi mengejar siswa yang berlarian kesana kemari menghindari mereka.
"WOII KAMPRET BERENTI LO!!" teriak Eline yang kebetulan pada saat itu mendapat bagian menjaga pintu belakang sekolah.
"LARI MULU EMANG GAK CAPEK LO!!" Suara nyaring Eline menggema disetiap penjuru sekolah, ia masih semangat lari pagi demi tugas negara yang diembannya.
"BODOAMAT DAHH!!" ujar lelako yang melarikan diri itu.
Bilqis mendapat laporan terjadi kegaduhan dibelakang sekolah, dengan cepat ia langsung menyusul kebelakang sekolah lalu memerintahkan salah satu anggota kedisiplinan lainnya untuk menggantikan tugasnya sementara.
Saat sampai dibelakang sekolah, Bilqis melihat Eline yang masih berlari hingga ngosngosan mengejar lelaki itu.
"Vano." Gumamnya.
Bilqis menghela napas kasar, masih pagi ia sudah disugukan santapan seperti Vano ini. Ia harus banyak sabar menghadapi salah satu badboy SMA Ingrid yang kelakuannya kadang diluar nalar manusia.
"VANOO!!" teriak Bilqis menggelegar membuat Eline dan Vano yang masih kejar-kejaran berhenti seketika, terdiam mematung.
Bilqis berjalan mendekat kearah Vano, menatapnya tajam seolah tak ada kata ampun untuk lelaki itu.
Bilqis melipat tangannya didepan dada lalu menatap Vano dengan sangat intens.
"Kenapa liat liat? Suka ya lo sama gue?" ujar Vano dengan pedenya.
Tanpa banyak bicara Bilqis menarik lengan kekar Vano lalu membawanya ke gerbang utama. Ia akan memikirkan hukuman yang setimpal untuk lelaki laknat satu ini.
"Lepasin woiii!! Apaan sih maen tarik-tarik aja!" Vano berusaha meronta namun entah mendapat kekuatan darimana cekalan tangan Bilqis jauh lebih kuat.
Banyak pasang mata yang menatap mereka berdua malah ada yang iri pada Bilqis. Yah, walaupun Vano itu seorang badboy laknat, tetapi masih banyak wanita yang ingin mendaftar untuk menjadi teman kencan satu harinya, wanita bodoh!
KAMU SEDANG MEMBACA
Dibalik Rasa Seamin tak Seiman (Proses Revisi)
Fiksi Remaja[FOLLOW DULU YA SUPAYA BERKAH] Remake ulang beberapa part di unpublish *** Sejauh mana ldr yang pernah kalian rasain? Beda kota? Beda negara? Beda pulau? Beda dunia? Atau beda tuhan? Ketika tasbih di jemari harus bersanding dengan salib di leher, b...