Bucin Human

1.2K 92 10
                                    

Bilqis menatap geram benda pipih yang tengah ia pegang saat ini, pasalnya benda itu terus saja berbunyi menandakan notif sebuah pesan masuk.

Ia tak mempermasalahkan pesan yang masuk itu melainkan orang yang mengiriminya pesan itu.

"Bunyi sekali lagi gue banting juga lu!" omelnya pada ponsel di genggamannya.

Ting

BRAKK

Gadis itu benar-benar melakukan apa yang ia ucapkan barusan, ponsel dengan merk terkenal itu terpental jauh menghantam dinding. Bilqis menghempaskan bokongnya di ranjang dengan wajah kesal, ia melirik sekilas ponselnya yang tampak retak pada bagian layarnya.

Gadis itu memungut kembali benda pipih yang sudah retak itu walau tak parah hanya retak sedikit.

Terkadang ia sangat membenci dirinya yang memiliki tingkat kekepoan diatas rata-rata, buktinya sekarang ia kembali melihat pesan itu.

08956xxx
Aku kangen km
Please, jgn di read doang Qis
Qisss
Qiss
Aku nyesel
Km bner, bkn km yg slah tp dia
Please, maafin aku
Aku mau kita balikan

"Iki nyisil, kimi binir bikin kimi ying silih, miifin iki," baca Bilqis pada pesan yang tertera di ponselnya dengan nada menye-menye.

"BACOTT! DASAR BUAYA BADAK KUDA NIL ANJING BABIII LO!" umpatnya dengan suara keras.

"BILQIS! ANAK PERAWAN GAK BOLEH NGOMONG KASAR GITU!" tegur Zanna dari lantai bawah.

Sontak gadis itu menutup mulutnya, ia lupa kalo mamanya ada dirumah saat ini.

"KALO UDAH GAK PERAWAN BOLEH, MA?"

Pertanyaan macam apa itu? Sepertinya Bilqis berusaha membangunkan induk macan yang sedang tidur.

Dengan wajah polosnya Bilqis menongolkan kepalanya dari atas tangga menatap ke bawah dimana Zanna yang tengah memasak ditemani bi Laila.

"Boleh ya, Ma?" tanyanya lagi.

"Apanya yang boleh?" tantang Zanna sambil mengunjuk pisau daging yang ia pegang kearah Bilqis.

Bilqis bergidik ngeri, "Gak jadi deh, Ma. Bilqis balik kamar lagi ya, bye, Ma."

Gadis itu secepat kilat kembali masuk ke dalam kamarnya, takut di cincang sama mamanya.

Ia kembali teringat pada pesan tadi, seseorang yang sudah beberapa tahun terakhir berusaha ia lupakan walau sulit tapi lambat laun semuanya berubah.

Mungkin juga termasuk perasaannya pada lelaki itu?

"Kenapa lo harus balik disaat gue sudah benci sama lo! Lo itu cuma titipan tuhan, kenapa lo gak balik aja ke pangkuan tuhan? Kenapa harus muncul lagi dalam hidup gue?!" ucapnya sambil menunjuk-nunjuk ponselnya.

Sumpah, kasian ponselnya padahal dia gak tau apa-apa ye kan.

"ARGHHH! NYUSAHIN BANGET SIH LO BANGSAT!"

"Kalo gini caranya bisa-bisa gue gamon anjirr! Bintang tolongin gueee!" rengeknya seketika ia jadi teringat akan seseorang yang menjadi cinta pertamanya.

Ceklek

Pintu terbuka menampilkan sosok tinggi jangkung masuk ke dalam kamar Bilqis, tanpa gadis itu sadari lelaki itu sudah duduk manis di sofa sudut kamar sambil menatap aneh Bilqis yang masih sibuk guling-guling gak jelas di atas kasurnya.

"Anjingg bangsat! Kenapa semua cowok macam babii!" umpat Bilqis dengan wajah yang ia tenggelamkan ke dalam bantal.

"Gue kagak anjir."

Dibalik Rasa Seamin tak Seiman (Proses Revisi) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang