Insiden

1K 93 5
                                    

Matahari semakin semangat menampilkan senyumnya, tak ada tanda-tanda awan akan menutupi senyuman matahari itu.

Dua orang yang masih setia hormat kepada bendera itu tampak mulai lelah, ditambah lagi mereka sudah menjadi bahan gosipan siswa-siswi Ingrid.

Keringat meluncur dengan mudahnya di wajah mereka, apalagi Bryan ia masih menutupi tubuh Bilqis agar tak terlalu terpapar sinar matahari. Gadis itu menatap wajah Bryan yang sudah memerah dengan dihujani keringat yang terus mengalir, rambut basah yang acak-acakan, membuatnya semakin tampan.

"Astagfirullah ngucap Qis ngucap jangan khilaf." Bilqis memalingkan wajahnya kembali menghadap kedepan.

Pria itu mendengar gumamam Bilqis, ia menyunggingkan senyumnya. "Kenapa? Terpesona liat gue," ujarnya.

"Iya nih, lo makin ganteng tau kalo lagi keringetan gini," sahut Bilqis sambil menampilkan senyum lebarnya.

Bryan salting brutal hanya saja ia masih bisa mengkondisikan ekspresinya dengan wajah datar andalannya.

"Gue emang cakep, mempesona, lo jangan deket-deket sama gue ntar lo cinta," ujar Bryan dengan pede nya.

"Affah iyah, Mas?"

Bryan mendengus, "Gue gak mau tanggung jawab."

"Dikira gue hamidun kali yak."

Bryan melirik sekilas gadis di sampingnya, ia sedikit tak tega melihat wajah dan tangan gadis itu yang sangat memerah padahal sudah ia tutupi. Bilqis juga tak kalah merasa kasihan pada Bryan walaupun lelaki itu sering menguji kesabarannya yang setipis tisu tapi Bryan juga yang berusaha menghalau terik matahari yang akan menyentuh kulitnya.

"Kasian banget orang ganteng keringetan, mau gue bantuin lap gak?"

Bryan menundukkan wajahnya agar setara dengan tinggi Bilqis, ia sudah senyum-senyum senang.

"Sini gue lap pake kain pel!" Bryan mendengus kesal. Sementara Bilqis sudah tertawa melihat wajah kesal Bryan.

"Besok telat lagi yok seru juga di hukum gini, kadang keseringan belajar tidak baik untuk otak yang pas-pasan kayak otak gue. Gampang terserang virus bosan," ucap Bilqis cengengesan.

"Seru mata lo! Gue udah mateng disini."

"Utututtu lo cosplay jadi udang rebus ya?"

"Terserah lo!"

***

"Aduh duhh ibu ketua kedisiplinan yang terhormat baru kelar hukumannya? Gak etis banget ya orang yang selalu koar-koar sok-sokan menerapkan kedisiplinan tapi mendisiplinkan diri sendiri aja gak bisa. Mengandalkan jabatan buat bikin murid-murid yang lain patuh sama dia, ckck gak pantes banget ya?" Gadis dengan pakaian ketat dan bermakeup tebal itu menyenggol lengan kedua temannya yang mengangguk mengiyakan

Setelah selesai menjalankan hukumannya Bilqis dan Bryan langsung ngacir ke kantin, niatnya sih mau ngadem tapi saat Sabetha dan kedua dayangnya masuk kantin keadaan kantin malah semakin panas.

"Iya nih, cewek kayak gini gak pantes jadi ketudis yang disegani disini," ujar salah satu dayang, Merin.

"Dasar cewek murahan," timpal Rika.

Bilqis menyeruput es jeruknya dengan santai, tangannya dengan lihai menguncir rambutnya karena merasa gerah. Ia berdiri lalu tersenyum smirk.

"Udah pidatonya?"

"See guys, lebih baik lo ngundurin diri jadi ketudis disini gak guna juga!"

Bilqis kembali menyeruput es jeruknya, "Lo mau gantiin gue?"

Dibalik Rasa Seamin tak Seiman (Proses Revisi) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang