Happy Reading
***
Leta membawa Bilqis ke sebuah ruangan yang berada di rumah ini, gadis itu tampak bingung terlihat dari raut wajahnya dan matanya yang menelusuri setiap sudut ruangan itu.
Bilqis berdiri tepat didepan sebuah lemari besar yang didalamnya terdapat beberapa mukena, sajadah, kain sarung, peci, bahkan beberapa Alquran dan buku-buku islami.
Kaligrafi berlafaz Allah yang didampingi dengan Muhammad disampingnya juga ada diruangan itu. Saat Bilqis masih sibuk dengan lamunan serta pikirannya, Leta menepuk pelan bahu gadis itu.
"Kamu bingung?" Leta tersenyum lalu duduk di sofa yang berada di ruangan itu, menarik lengan Bilqis untuk ikut duduk di sampingnya.
"Bunda, ini maksudnya apa?" tanya Bilqis yang benar-benar sangat tidak mengerti dengan situasi saat ini.
"Inilah kebenarannya, Qis."
Leta tersenyum mungkin hanya gadis ini yang mampu mengembalikan semuanya pada dirinya.
Flashback on
Brakkk..
Pecahan kaca vas bunga bertebaran di ruangan itu.
"KAMU GILA, RAVIN?! HANYA KARENA WANITA KAMU MENGORBANKAN TUHANMU!"
"Pah, Ravin mencintainya." Ravin menggenggam tangan seorang gadis dengan tubuh bergetar ketakutan yang berdiri disampingnya.
"TINGGALKAN WANITA ITU DAN KAMU AKAN MENIKAH DENGAN WANITA PILIHAN PAPAH!"
"Gak, Pah. Ravin gak mau, Ravin berhak menentukan hidup Ravin sendiri. Ravin tidak menyukai gadis pilihan papah itu, Ravin hanya mencintai Leta."
PLAKK
Ravin tersungkur dengan sudut bibir yang mengeluarkan darah.
"Cukup, Pah! Jangan sakiti anak kita lagi hikss.. " Rena, Ibu Ravin menghampiri anaknya dengan berlinang air mata.
"Mamah mohon kamu turutin saja permintaan papahmu, Nak. Sesuatu yang berbeda akan selamanya tetap beda." Rena beranjak lalu menghampiri Leta yang tertunduk ketakutan.
Rena menyatukan tangannya memohon, "Saya mohon tinggalkan anak saya, jangan rebut dia dari keluarganya apalagi tuhannya."
Buliran kristal itu jatuh tanpa di minta, Leta menganggukkan kepalanya. Ravin yang melihat itu tidak akan membiarkan gadis yang ia cintai meninggalkannya.
"Tidak, Leta! Kita akan tetap menikah bagaimana pun caranya. Dengan atau pun tanpa restu orang tuaku."
Ravin menarik tangan Leta keluar dari kediaman orang tuanya.
"SELANGKAH LAGI KAMU BERJALAN KELUAR, SAYA ANGGAP KAMU SUDAH MATI!"
"Pahh," Rena menggelengkan kepalanya. "Ravin anak kita satu-satunya, Pah. Mamah gak mau kehilangan Ravin hikss."
Rena memohon di hadapan Leta, "Kamu seorang perempuan, Leta. Kelak kamu juga akan menjadi seorang ibu, ibu mana yang rela dipisahkan dari anaknya. Saya mohon Leta tinggalkan anak saya."
KAMU SEDANG MEMBACA
Dibalik Rasa Seamin tak Seiman (Proses Revisi)
Teen Fiction[FOLLOW DULU YA SUPAYA BERKAH] Remake ulang beberapa part di unpublish *** Sejauh mana ldr yang pernah kalian rasain? Beda kota? Beda negara? Beda pulau? Beda dunia? Atau beda tuhan? Ketika tasbih di jemari harus bersanding dengan salib di leher, b...