Damai

632 77 6
                                    

Semua akan membaik seiring
berjalannya waktu
~Bilqis

***

Hanya waktulah penyembuh terbaik dari luka dan rasa sakit, sedalam apapun goresan yang didapat tetap saja waktu yang menjadi pemenang dari segala masalah. Tetapi ada masalah apa gadis cantik itu dengan waktu hingga semakin berjalannya waktu semakin ia selalu di pertemukan dengan masalah.

"Sa, dengerin gue dulu. Lo salah paham yang lo liat belum tentu kebenarannya." Bilqis menahan lengan Issa yang selalu menghindarinya.

"En, gue gak ngerebut pacar kalian. Gue udah punya Bryan, ngapain gue mau nikung kalian." Bilqis juga menahan Enjel.

"Karena lo iri! Hubungan lo dan Bryan gak sebaik kelihatannya kan? Lo sering berantem sama dia makanya lo berpaling sama Adrian dan Kaivan," tuding Enjel.

"Ya allah, fitnah dari mana lagi ini," ucap Bilqis yang sudah sangat frustasi.

"Gue bisa tunjukkin ke kalian kalo itu semua gak bener."

"Udahlah, Qis, gue capek. Gue juga sering berantem sama Kaivan karena lo! Dia selalu belain lo!" ucap Issa.

"Kalian liat dulu ini." Bilqis hendak menunjukkan rekaman video di ponselnya tetapi Issa malah menghempas tangannya dan mendorong tubuhnya.

Bilqis yang hilang keseimbangan hampir terjungkal tapi seseorang menahannya dengan menarik baju bagian belakangnya.

"Lo bisa gak jadi cewek jangan kasar?!" ucap Bryan dengan suara rendah tetapi mengintimidasi.

Mata Issa sudah berkaca-kaca karena ditatap begitu tajam oleh Bryan. Bilqis menghalangi lelaki itu.

"Udah, Bry. Biarin aja."

"Dia boleh marah tapi jangan sampai kasar apalagi ngelukai kamu."

Bryan mengeluarkan ponselnya lalu memutar sebuah rekaman video yang menampilkan tiga orang gadis yang sedang duduk mengobrol di cafe.

Issa dan Enjel menutup mulut mereka tidak percaya, mereka menunduk malu karena sudah menuduh sahabatnya sendiri.

"Udah liat?!" bentak Bryan.

Keduanya terkejut dan sangat ketakutan, Bryan sangat menyeramkan jika sudah marah. Teman-temannya yang lain pun hanya melihat saja tidak ada yang berani membuka suara.

"Apa salahnya sih kalian percaya sama sahabat kalian sendiri! Paling nggak kalian dengeri penjelasannya, dia semalaman mencari bukti untuk menunjukkan ke kalian kalo dia gak salah."

Bilqis hanya menatap Bryan, bagaimana ia tau semalam Bilqis pulang larut demi mencari bukti kebenarannya. Gadis itu menatap Alfi horor, namun yang di tatap langsung menggelengkan kepalanya pertanda bahwa bukan dia yang membocorkan soal semalam kepada Bryan.

"Gue gak pernah selingkuh!" tegas Kaivan dengan wajah datarnya.

"Akhir-akhir ini kita sering ada di samping Bilqis cuma mau ngejagain dia karena ada seseorang yang ngincar nyawanya, di samping itu Bryan menyelediki pelakunya," jelas Adrian.

Bilqis yang mendengarnya jadi ikut terkejut. "Jadi lo berdua selalu ngintilin gue karena—"

"Iya, aku yang suruh, karena cuma mereka yang bisa aku andalkan buat jagain kamu selagi aku gak ada," ucap Bryan.

"Berasa gak berguna banget gue," sahut Devan dengan wajah memelas.

"Gue juga," timpal Aksa.

"Gak usah baperan! Lo berdua kan sibuk ngejar pujaan hati," sindir Adrian dan tangannya menggeplak kedua lelaki itu.

Dibalik Rasa Seamin tak Seiman (Proses Revisi) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang