"Tembak Kak Bryan!"
Pletakk!
Bilqis menganga mendengar ucapan Alfiyah. Jantungny terasa berhenti berdetak tapi tangannya tetap aktif menyentil dahi sahabatnya itu.
Alfiyah meringis.
See! Benarkan Bilqis pasti memberi apresiasi pada Alfiyah. Gadis itu memang pandai sangking pandainya Bilqis ingin mencekik lehernya sampe lepas.
Mana mungkin Bilqis bisa melakukannya? Baru ketemu aja udah berantem.
"Lo sakit?"
Alfiyah menggeleng dengan senyum manisnya.
"Gue setuju!"
"Gue juga!"
"Gregett, njirr."
"Alfi, gue gak nyangka otak lo encer juga!"
Enjel bertos ria pada Alfiyah. Mereka semua juga pada setuju, gimana dong?
Siapa pun tolong gue!! Kalo cowo gue traktir cireng, kalo cewe gue beliin yupi deh.
"Sakit ya lo semua! Lo mau gue jadi pembunuh, hah? Suka lo pada liat gue mendekam di jeruji besi?" Ucap Bilqis sok dramatis.
Pengalihan topik nih.
Alfiyah menoyor kepala Bilqis. "Gue tembak ya ubun-ubun lo?!"
Sepertinya lebih baik Bilqis menyerahkan ubun-ubunnya untuk di tembak Alfiyah di banding dirinya harus menembak si kutub tembok.
Gadis itu mengangguk. "Nih ambil ubun-ubun gue, gue ikhlas sepenuh hati!"
Alfiyah mendorong kepala Bilqis yang sengaja ia tundukkan di depan Alfiyah. Bilqis hampir terjengkang karena ulahnya.
"Gak usah ngalihin topik ya! Kita gak mau tau besok lo harus tembak Kak Bryan."
Mereka semua mengangguk setuju. Terutama Eline, paling suka dia liat temennya susah. "Nolak bukan temen kita!"
Terpaksa sudah gadis itu harus mengangguk dan membuat semua temannya tertawa kemenangan.
"Bahagia lo semua ya liat gue sengsara!"
"Ya dongg!" Pekik mereka.
Awalnya Bilqis tak memperdulikan dare ini. Toh, dia pasti bisa melakukannya tetapi para teman laknatnya itu telah menyangkutpautkan dare-nya dengan si manusia kutub yang datar sedatar tembok.
"Ayo, Qis. Lo pasti bisa!"
"Masa lo nyerah cuma karna dare nembak Kak Bryan?"
"Rileks, Friend. Kak Bryan udah jinak kok, udah suntik rabies lagi. Amannn."
Semua sahabatnya ini memang paling bahagia melihat Bilqis kesusahan.
Bilqis bukannya takut pada Bryan tetapi ia lebih mementingkan harga dirinya di depan manusia kutub tembok itu.
Dengan penuh pertimbangan, akhirnya Bilqis memutuskan
"Ok, gue terima." Finalnya.
"Yeahhhhhh!!" Teriak mereka penuh kemenangan.
"Seruu nih!"
Issa mengacungkan jempolnya pada Eline.
Bintang tolongin aku!!
***
Bilqis melewati Issa dan Qilla yang udah kayak satpam toilet berdiri di sisi kanan dan kiri
KAMU SEDANG MEMBACA
Dibalik Rasa Seamin tak Seiman (Proses Revisi)
Genç Kurgu[FOLLOW DULU YA SUPAYA BERKAH] Remake ulang beberapa part di unpublish *** Sejauh mana ldr yang pernah kalian rasain? Beda kota? Beda negara? Beda pulau? Beda dunia? Atau beda tuhan? Ketika tasbih di jemari harus bersanding dengan salib di leher, b...