TOK TOK TOKK..
"WOII QISS BANGUNN ASTAGFIRULLAH," teriak Zanna kesal dari luar kamar Bilqis.
Pasalnya sudah 2 jam Zanna membangunkan anaknya itu, namun hasilnya nihil gadis itu masih setia bergelung dibawah selimut tebalnya.
Ray menepuk pundak Zanna, "Kenapa, Mah?"
"Itu anak papah kayak kebo aja gak bangun-bangun."
Ray ikut mengetok pintu kamar anak perempuannya itu, "Qis, princess bangun. Sekolah, nak."
"Ih Papah, Mamah yang udah teriak-teriak sampe mau putus nih urat leher aja gak bangun tuh anak apalagi manggilnya lembut banget gitu!" Zanna menatap kesal suaminya yang hanya tersenyum kecil.
"Cemburu Mah sama anak sendiri?"
"Gak ya! Udah sana Papah bangunin aja, Mamah mau bantu bi Laila siapin sarapan." Zanna melenggang pergi membiarkan suaminya saja yang mengurus anaknya itu.
10 menit berlalu pintu kamar itu masih tertutup rapat, tak ada tanda-tanda seseorang akan keluar dari sana.
"Qis, udah jam tujuh loh kamu gak sekolah ya? Papah tinggal nih."
Ray tersenyum dalam hati ia menghitung sampai hitungan ketiga pintu kamar terbuka menampilkan seorang gadis dengan rambut acak-acakan keluar sambil menguap lebar.
Ray menempelkan tangan besarnya didepan mulut anak gadisnya itu, "Tutup, Qis. Kebiasaan banget."
"Aduh telat nih aku!" Gadis itu kembali masuk kamar secepat kilat, mana bisa ia telat. Bisa jatuh harga dirinya.
Ray mendaratkan bokongnya di kursi siap untuk sarapan.
"Gimana, Pah?" Tanya Zanna sembari memberi roti yang sudah ia olesi selai.
Ray mengacungkan dua jempolnya, "Jurus andalan Papah pasti mempan, Mah."
Grasak..
Grusuk..
Gedubrakk..
"ADUH MAMAH KAOS KAKI KU KEMANA?! ASTAGAA NAGAAA KOTAK PENSIL PAKE ILANG SEGALA!"
Sepasang suami istri yang tengah sarapan itu malah terkikik geli mendengar teriakan putrinya dari lantai atas.
"MAMII TOLONGIN DONG CARI BARANG-BARANG, KENAPA PADA ILANG SEMUA SIH!"
Gadis itu masih di kamarnya tapi suaranya sudah menggelegar memenuhi isi rumah.
"Kebiasaan," cibir Zanna.
Bilqis turun dari kamarnya dengan keadaan yang tidak dapat dikatakan sebagai seorang pelajar, hari ini ia sangat berantakan. Dasi belum terpasang dengan benar, tas diseret-seret, sepatu baru terpasang sebelah, baju yang keluar dari roknya, rambut yang berantakan sana sini. Sungguh tidak seperti biasanya.
"Princess sarapan dulu," tegur Ray.
"Nanti aja, Pah. Udah telat nih! Masak ketua kedisiplinan telat mau ditarok dimana muka cantikku ini," ujarnya dengan ngosngosan.
"Udah sarapan dulu nanti belajarnya gak tenang."
"Ayo, Pah, berangkat. Telat banget ini."
Bilqis hendak pergi namun tangannya langsung dicekal Zanna. "Eits tunggu bentar."
"Apa lagi sih, Mah?" kesal Bilqis.
Zanna memutar kepala putrinya kearah jam dinding, "Liat dulu tuh."
"Mamah ganti aja baterainya mungkin abis."
"Bodoh kamu." Zanna tertawa melihat wajah polos putrinya, "Jamnya tepat, Qis."
KAMU SEDANG MEMBACA
Dibalik Rasa Seamin tak Seiman (Proses Revisi)
Teen Fiction[FOLLOW DULU YA SUPAYA BERKAH] Remake ulang beberapa part di unpublish *** Sejauh mana ldr yang pernah kalian rasain? Beda kota? Beda negara? Beda pulau? Beda dunia? Atau beda tuhan? Ketika tasbih di jemari harus bersanding dengan salib di leher, b...