Rasanya mungkin itu hari terakhir Ace bertemu dengan Vazilla, Ace tak pernah pulang lagi ke rumahnya, dia pergi begitu saja meninggalkan semua kenangannya. Mama dan papanya tak bisa berbuat apa-apa, sudah dua kali Ace seperti ini, jadi bagi mereka telah biasa terjadi.Ace memang terbilang sulit di kendalikan, ia memiliki kuasa dan tak pernah bisa di ikat oleh siapapun, bahkan Mamanya saja kesulitan untuk membuat Ace jatuh se jatuh-jatuhnya, mamanya sangat berharap ada wanita yang mampu mengendalikan Ace. Siapapun itu, bahkan dari kalangan apapun, yang jelas dan yang pasti ia menginginkan kebaikan untuk Ace.
Setahun berlalu, kepergian Ace di anggap biasa saja, Mamanya sering menghubungi Ace, walau Ace tak kunjung menjawab, yang jelas selalu ada kabar baik mengenai Ace. Axton dan Nalla pun kini sudah memiliki rumah sendiri, mereka hidup bahagia, bahkan kini Nalla sedang mengandung.
Seminggu lalu, Ace bertemu dengan Axton di sebuah pertemuan para pengusaha, mereka nampak biasa saja, semua tahu mereka bersaudara, tetapi Ace terlalu dingin untuk menganggap Axton sebagai saudaranya.
"Apa kabar, Ace?" tanya Axton sebagai saudara laki-laki tiri yang memang peduli padanya. Ace menatap dingin pertanyaan saudaranya itu, kemudian ia menjawab seenaknya.
"Ada yang ngomong tapi ga tau siapa?!" sambil mengidik.
Axton hanya bisa menarik napas, di campakan Ace sudah biasa baginya. Tapi apakah dia tahu jika Vazilla telah hilang? Dan bahkan di nyatakan meninggal beberapa hari lalu? Ace mungkin sudah tahu, karena Ace tak pernah tenang meninggalkan seseorang yang jelas pernah ada di hatinya, tapi apakah Ace ragu? Tapi tidak mungkin Ace pasti mengkhawatirkan Vazilla tetapi ya, dia terlalu jaim untuk mengakuinya.
Axton kembali berbincang dengan rekannya, ia melihat Ace menggandeng seorang wanita menuju lorong, wanita memakai pakaian seksi itu terlihat dekat dengan Ace. Axton hanya memperhatikan, dan tak ingin tahu apa yang mereka lakukan, mungkin mereka akan berkencan? Siapa tahu.. yang jelas, Keinginan Mama saat ini ya, Ace menikah.. agar hidupnya lebih teratur, sepertinya.
"Ax, ku dengar istrimu sedang hamil.. bagaimana? Apakah dia ngidam?" Tanya Erik salah satu rekan kerja Axton.
"Ya, terkadang dia manja. Dia sedang mengandung dan sangat lucu." Ucap Axton kemudian menepuk bahu Erik. Erik tersenyum, mereka berbincang perihal istri-istri yang sama sama sedang mengandung, Axton memang orang yang supel, begitu pula dengan Ace, hanya saja Ace terlalu menjaga jarak dengan para rekan kerjanya.
Axton melihat Ace kembali, bersama wanita tadi dan saling melemparkan senyum, Axton merasa heran sendiri apakah Ace sudah melakukan? Ah! Axton menghapus semua pikiran jeleknya. Axton pun melangkah menuju ke arah Ace, dan mencekal lengannya.
"Aku mau bicara.." cekal Axton. Ace melirik pada Axton dengan tatapan sengit.
"Jangan bodoh, kau barusan sedang bicara padaku." Jawab Ace jutek bin judes.
"Jangan melakukan hal yang akan merusak nama Papa, dan mempermalukan Mama." Ancam Axton.
Ace menyunggingkan senyuman.
"Hah ...? loe peduli sama gue? kayaknya gak perlu deh Ax, kita disini bukan sebagai saudara ya! inget gue saingan loe sekarang!" tunjuk Ace dengan ganas. perubahan sikap Ace sangat drastis.. Axton bisa memaklumi, enam bulan lalu Ace keluar dari perusahaan yang membesarkan namanya, dan membangun perusahaan baru bernama Ace company."Ace, gak apa-apa loe gak anggap gue ada, tapi Mama sama Papa jangan turut Loe buang juga. mereka orangtua kita Ace." ucapan Axton tak mampu luluhkan kerasnya hati Ace.
"Gue males bahas." jawab Ace kemudian pergi berlalu.
Axton tak bisa berbuat apa-apa. ketika Ace sikap Ace mulai dingin dan keras kepala, keluarga cenderung mendiamkannya saja. sudah dua kali Ace seperti ini. sebenarnya ace tak membenci keluarganya ia hanya merasa kecewa karena ia selalu gagal menjadi yang lebih unggul dari Axton, si anak haram itu.
setelah bertemu dengan Axton, Ace kembali memikirkan Nalla, bagaimana kabarnya ia ingin tahu tapi sudah tak ada guna lagi rasanya. hempaskan saja dan lupakan.
"Dimana?" tanya Ace yang tiba-tiba menghubungi seseorang. Ketika seseorang itu menjawab, ia pun segera bergegas untuk pergi.
Ace datang dengan senyuman yang mengembang, ia melangkah lurus menuju seorang wanita yang menunggunya 30 menit yang lalu.
"Lama gak?" Tanya Ace sambil mengacak puncak kepala seorang wanita cantik, wanita tersebut mendongkakan kepalanya dan Ace tersenyum manis padanya.
"30 menit tau gak aku nunggunyaa..." ucap Amaira. Ace mengecup kening Amaira kemudian duduk.
"Sorry, macet tadi." Amaira mengangguk, Ace selalu telat? Tak maslaah karena ia tahu Ace adalah pria sibuk.
"Udah datang ke pestanya?" Ace mengangguk pelan.
"Cuma bentar, gak rame. Kamu di ajak gak mau, kenapa sih?" Tanya Ace. Amaira tersenyum tipis, ia terlalu tahu diri harus bagaimana berteman dengan pria seperti Ace yang tentu menjadi pria yang sangat berpengaruh, ia tak ingin gara-gara datang ke pesta dengannya, citra Ace jadi buruk.
"Enggak ah, ngapain gak pada kenal." Jawab Amaira. Ace hanya tersenyum dan mengangguk. Setelah sekian lama, bertahun-tahun, bahkan hampir tiga tahun ia tak bertemu Amaira. Ia sangat rindukan Amaira, walaupun ia harus bertemu di luar negeri seperti sekarang.
"Udah setahun kamu disini, gak kangen Mama?" Tanya Amaira.
Amaira tahu, ace tak pernah benar bisa jauh dari Mamanya, Ace selalu mendapatkan cinta dari Mamanya, maka dari itu, selama setahun disini ia begitu manja pada Amaira.
"Kangen, tapi mau gimana lagi." Jawab Ace.
"Rubah kan bisa, sikap kamu itu harus lebih dewasa Ace, ada masalah ya selesaikan, bukan menghilang. Tante kangen sama kamu, Ace."
"Ama, ih! Jangan di bahas..." pinta Ace manja. Ia menekuk wajahnya dan menatap Amaira langsung. Amaira tersenyum begitu cantik, dan Ace selalu tahu bahwa sahabatnya itu sangatlah cantik, hanya ia yang berani menolak Axton ketika Axton benar-benar mencintainya.
"Beberapa hari lalu, aku ketemu sama Axton. Dia nyapa seperti biasa, walau kamu tahu, tatapannya kayak gimana ke aku?" Ace menarik napasnya, Amaira tersenyum mendapati ekspresi Ace seperti itu.
"Jangan bahas dia, please.." pinta Ace malas. Amaira pun mengangguk, ia menggenggam tangan Ace dan mengecupnya.
"Maaf, gak bahas musuh kamu deh." Ace mengangguk lagi.
"Pengen di peluk.." pinta Ace manja. Amaira pun merentangkan tangannya, dan Ace menghampirinya serta mendekapnya.
"Selama setahun ini, makasih udah urus aku.." ucap Ace.
"Sama-sama, selama setahun ini terima masih udah nemu in aku." Ace memeluk Amaira dengan penuh perasaan, mereka sangat nyaman dengan pelukan yang hangat ini. Amaira sangat senang ia kembali bersama dengan Ace, walaupun cerita Axton beberapa waktu lalu membuat Amaira sedih sekali.
Tetapi Amaira harus membantu memulihkan perasaan Axton, perlahan ia harus membuat Axton mengaku mengenai wanita bernama Vazilla. Vazilla, benarkah wanita itu yang pernah meluluhkan hati Ace? Pria nakal dan mesum itu, luluh? Amaira sungguh di buat tak percaya.
Amaira berjanji akan mempertemukan Ace dengan Vazilla dan menyatukan mereka.
"Ace hanya sedang ragu, dan setelah perasaannya membaik, ia akan kembali pada Vazilla.."
Amaira yakin akan hal itu.Lalu bagaimanakah perasaan Amaira pada Ace? Benarkah hanya sebatas sahabat saja?
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVE YOU ACE!
Short Story(Libur up dulu) DESKRIPSI -LOVE YOU ACE- Aku pendam rasa Sebelum akhirnya aku yakin Kamulah cinta yang diam dalam hangat pelukan di waktu senja. Ya, kamu Ace... aku harap, walau aku telat menyadari perasaanku. kamu tetap tahu, kepura-puraan ini h...