31

110 11 0
                                    

PENYERAHAN RASA

Ace masih tidak percaya dengan apa yang di katakan Vazilla. Dia mengatakan dia menyerah dengan dirinya sendiri. Walaupun Ace tak mengerti maksud dengan kata menyerah.
"Kita gak lagi uji nyali, ngapain loe nyerah?" Tanya Ace heran.

Vazilla menundukan kepalanya, Ace tak peka sekali. Apakah ia perlu mengatakan bahwa dirinya menyerah, menyerah dengan perasaannya, dia menginginkan Ace, dia menyukai Ace, dan berharap Ace pun demikian, walaupun pada akhirnya Vazilla tahu jika Status Ace tidak lagi single.

"Gue selama ini uji nyali, uji nyali dengan perasaan gue, ke loe Ace! Please peka dikit," ucap Vazilla. Ace melangkah berlawanan pada tujuannya. Ia menatap Vazilla yang duduk di sofa dengan lengan yang masih mencekal Vazilla.

"Maksud loe apa?" Tanya Ace. Melakukan pembahasan mengenai uji nyali, Ace kini mulai tidak percaya diri, apakah Vazilla menganggap dirinya hantu? Tidak mungkin..

Gue ini tampan dan mempesona, Masa ia dia uji nyali sih.. batin Ace heran.

"Ace please, serius sedikit." Pinta Vazilla. Ace menurunkan tubuhnya, ia berlutut di depan Vazilla Mereka kini sejajar dan saling tatap. Ace menatap raut wajah gelisah Vazilla, sedangkan Vazilla menatap wajah datar Ace yang tersenyum padanya.

"Kenapa loe harus takut dengan ungkapan rasa? Loe akan dapat 2 pilihan, ya atau tidak dengan balasannya. Kalau loe kayak gini, tanpa loe beri tahu gue gak akan tahu Vazilla." Ucap Ace yang kini membelai wajah Vazilla.

Vazilla menyentuh tangan hangat yang membelainya.
"Gue emang salah, udah nahan perasaan ini Ace. Dan perasaan ini timbul emang telat, saat loe bilang loe dengan orang lain, gejolaknya semakin panas! Gue rasa gak nyaman denger ucapan itu." Ucap Vazilla. Ace mengangguk, ia mengerti.

"Gue terlalu sayang ke loe, sampe gue munafik dengan perasaan gue sendiri, gue suka sama loe, nyaman juga, dan berada di posisi gue pun gue gak nyaman, loe tahu sekarang status gue.. gue pun memiliki perasaan juga ke Nalla, gue gak mau munafik lagi Vazilla." Ucapan Ace membuat Vazilla menunduk.

"Karena Nalla yang pertama, jadi loe harus jadiin Nalla sebagai pendamping loe, Ace.." ucap Vazilla yang Rela mengalah. Ace menggelengkan kepalanya.

"Loe yang pertama, dan gue munafik selama ini." Ace mendekatkan kepalanya pada Vazilla, ia meraba leher Vazilla, dan mengadukan keningnya.

"Kita akan bersama, loe percaya Itukan?" Tanya Ace. Vazilla menggelengkan kepalanya, ia menolak dengan ucapan Ace.

"Loe bakalan sakitin Nalla? Gue gak setuju Ace," pinta Vazilla.

"Gak, gue akan pilih salah satu diantara loe dan Nalla, gue gak bisa poligami, Vazilla. Cinta gue gak untuk di bagi." Vazilla memeluk Ace dengan hangat, Ace mendapatkan Vazilla.

Gue emang keren!
Hati Ace bangga sekali. Membuat Vazilla mengalah, dan membuat Vazilla mencintainya adalah hal yang memang butuh pancingan.

"Jadi kita jadian nih?" Tanya Ace pada Vazilla. Vazilla melepas pelukannya.

"Enggaklah enak aja, kalau kita jadian berarti loe selingkuh! Enggak, yang jelas gue tahu perasaan gue berbalas." Ucap Vazilla yang tersenyum lucu.

"Jadi sayang gak?" Tanya Ace lagi.

Vazilla tersenyum malu. Ace berdiri kembali, ia tetap akan pulang karena hari memang sudah mulai menjelang malam.
"Jadi mau pulang?" Tanya Vazilla.

LOVE YOU ACE!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang