MENGIKHLASKAN
-Author bicara-Andra, pria baik itu hilang selamanya, terkubur rapat oleh tanah merah, pergi untuk menjemput kebahagiaan Illahi. Ia tak lagi rasakan sakit dalam tubuhnya. Dia sudah tersenyum bahagia, meninggalkan duka, dan kenangan selama masa hidupnya.
Sang kekasih datang, dengan membawa setangkai bunga mawar merah. Memberi senyuman dalam sakit yang masih terasa di jiwanya. Ia tegar, lebih tepatnya berusaha tegar. Seseorang mengatakan padanya, tadi pagi sebelum berangkat kepemakaman.
"Loe mau nangis? Gak penting.. Andra gak akan balik lagi, sekeras apapun loe nangis.. dia cuma Pengen loe bahagia," ucapan berisik dari teman calon atau mantan calon suami, yang kini jadi teman. Sedikitnya dia berbisik dalam hati lanjutan ucapannya itu.
"Dia cuma Pengen loe bahagia, sama gue!" Ucapnya yang ia teruskan di dalam hatinya.Mudah untuk menggoda, padahal jelas, kejadian ini mengingatkannya pada dua tahun silam. Mengorek luka, tidak! Dia bukan orang seperti itu, lukanya hanya untuknya, dukanya terasa dalam bagian tubuh rapuhnya
"Kamu udah tenang, Ndra... walaupun aku ditinggal disini." Ucapan pilu itu lancar keluar dari bibir manis sang kekasih.
Ace hanya memandang temannya yang sedang berbicara pada batu nisan.
"Sejak kapan loe bisa ngomong sama batu?" Tanya Ace pada Vazilla.Vazilla menyorotkan matanya pada Ace. Ace menunduk perlahan.
"Gue gak salah Kan?" Gerutunya.Vazilla bangkit, kemudian menatap Ace, mengajaknya untuk pulang.
"Gue mau pulang." Ucap Vazilla lirih. Vazilla menyentuh bahu Ace, dan Ace mengangguk."Tunggu di mobil," Vazilla menatap Ace, kemudian ia mengambil kunci mobil yang Ace asongkan padanya.
"Sesuai janji gue ke loe, Ndra. Gue akan jaga Vazilla, gue akan jadi temen yang baik... gue akan temenin dia, agar dia lupa kesedihannya karena loe. Gue gak bisa banyak omong, jadi.. thanks udah percaya bahwa gue bisa jagain Vazilla loe." Ace menyimpan setangkai mawar putih, dan kemudian menyusul Vazilla ke mobil.
Terlalu cepat bagi Ace mengenal Andra, dan ditinggal Andra, Btw! Kayaknya gak apa-apa deh buat Ace di tinggal Andra, toh yang pacaran Kan Andra sama Vazi, Ace hanya sebagai temen Vazi saja.
"Ngomong apa ke Andra?" Tanya Vazi. Ace tersenyum, kemudian memasang sabuk pengaman dan pergi dari area pemakaman.
"Gue bilang, gue bakalan jadi temen loe yang siap jagain loe." Jawab Ace. Vazi menatap ke arah Ace, dan tersenyum padanya.
"Thanks ya, udah mau jadi temen gue." Ucap Vazi. Ace tersenyum, setidaknya senyuman Vazi itulah yang buat Ace merasa bahwa dia memiliki nasib yang sama dengannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVE YOU ACE!
Short Story(Libur up dulu) DESKRIPSI -LOVE YOU ACE- Aku pendam rasa Sebelum akhirnya aku yakin Kamulah cinta yang diam dalam hangat pelukan di waktu senja. Ya, kamu Ace... aku harap, walau aku telat menyadari perasaanku. kamu tetap tahu, kepura-puraan ini h...