22

133 12 0
                                    

Vazilla sakit

Pagi hari, Ace sudah bersiap akan berangkat ke kantor, ia sangat semangat hari ini, terlebih Nalla sudah membangunkannya pagi hari tadi. Kini Ace sedang menyimpulkan dasinya, kemudian bercermin, ia sudah terlihat rapi dan ia siap untuk turun ke ruang makan untuk sarapan.

Ace membuka pintu kamarnya bersamaan dengan Axton yang keluar dari kamar Axton sendiri.
"Pagi.." sapa Axton. Ace mendelik tak bersahabat. "Ya seperti biasa, aku yang selalu ramah, dan kau seperti itu terus sampai nanti kita tua.." ucap Axton.

"Gue mau nanya, kenapa loe balik kemari?" Tanya Ace. Axton membalas dengan senyuman.

"Gue balik kemari, ya jelas mau ketemu mama.. kenapa emang?" Tanya Axton. Ace menatap Axton malas.

"Gue benci kalau loe Ngeles gitu, denger ya? Gue Tetep cari tahu tentang loe yang tiap hari keluar tanpa ke kantor! Gue bakalan tahu sebentar lagi, kemana kaki loe itu melangkah.." tunjuk Ace pada Axton. Axton tersenyum, ia tahu Ace akan tetap memata-matai dia. Ace melangkah pergi menjauh dari Axton.

"Gue kesini untuk Luna..." ucap Axton yang membuat langkah Ace berhenti. Ace berbalik, ia kembali melangkah ke arah Axton dan berhadapan dengan dia.

"Gue udah gak peduli tentang Luna, gue udah males denger namanya lagi, jika loe kesini untuk Luna. Cari aja sendiri, kemarin Vazilla hampir jadi korban! Dan gue gak akan pernah Maafin Loe kalau kejadian ini terjadi lagi." Axton tersenyum.

"Informasi pentingnya, Luna baik-baik aja. Cuma dia mengalami keguguran." Ucap Axton.

"Balikin dia ke Galih! Tiap gue punya cewek disangkanya Luna mulu! Udah jelaskan Luna maunya sama loe, dia cuma manfaatin gue aja biar deket sama loe, dan gue bersyukurnya loe ataupun gue gak bisa dapetin Luna, dan yang jelas! Gue udah gak mau sama Luna lagi." Axton terkekeh..

"Gue udah di jodohin, Ace. Tanya papa." Ucap Axton kemudian berjalan.

"Bodo amat, gue gak nanya!" Jawab Ace kemudian menyusul Axton. "Awas.. gue yang duluan jalan tadi, loe harus di belakang gue!" Axton menarik napasnya. Ace memang seperti anak kecil, dia selalu ingin di utamakan dan tak mau di nomor duakan.

Apa iya si Axton di jodohin? Sama siapa coba...? Batin Ace bertanya-tanya.

Ace melangkah bukan ke ruang makan, tapi langsung ke kamar Vazilla. Ia ingin melihat Vazilla karena dari ruang makan tak ada tanda-tanda suara Vazilla disana. Ia membuka handle pintu kamar Vazilla, dan mendapati Vazilla masih meringkuk tertidur di dalam selimutnya.

"Males banget Ni anak!" Ucap Ace kemudian melangkah ke dalam. Ia melangkah perlahan mendekat ke arah Vazilla dan membelai wanita yang tengah tertidur itu.

"Vazilla say, eh! Vazilla...?" Ace berubah khawatir, suhu tubuh Vazilla panas, wajahnya merah. "Aduh... loe demen?" Ucap Ace. Sambil mengusap wajah Vazilla lembut.

"Demam bego!" Jawab Vazilla lirih. Ace tersenyum mendengar jawaban Vazilla.

"Maksud gue gitu, ciyee sakit." Ucap Ace. Vazilla membuka mata kemudian mendelik sebal.

"Orang sakit malah di Ciye, ciye!! Kacau banget si loe Ace!" Ace tersenyum. Ace membelai kembali wajah Vazilla.

"Kalau loe sakit gini, gimana gue mau kerja coba? Masa gue harus bolos?" Tanya Ace.

LOVE YOU ACE!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang