32

96 8 0
                                    

Perusahaan bermasalah

Abraham, ayah dari Ace tengah berada di ruang tamu, semua orang menunggu kedatangan Ace, anak laki-lakinya yang kini sudah tak sabar ingin ia marahi. Mama Ace menyentuh pundak suaminya yang terasa tegang.
"Paa, udah dong sabar aja. Percaya deh Ace bisa atasi semuanya.." ucap mama Ace yang menjadi ikut tegang dengan permasalahan di rumahnya.

"Gak bisa Ma, ini udah keterlaluan!" Ucap Abraham dengan penuh amarah.

Ace datang dengan santai ke rumah tanpa merasa bersalah sedikitpun, ia tak pernah tahu bahwa perusahaan kacau sekali.
"Malem paah, maah...?" Sapa Ace kemudian.
Raut wajah mama terlihat khawatir, dan papa terlihat tidak bersahabat. Papa datang menghampiri Ace dengan wajah kecewa dan kesal. kemudian Ace mendapat tamparan keras dari papanya.

Plaaaak!!!

Ace menyentuh wajahnya, pipi nya panas bukan main, ia mengusap rahangnya. Ia menatap ke marah papanya.
"Salah Ace ap-," belum sempat Ace menyelesaikan ucapannya, papa membentaknya dengan kasar.

"Papa sudah siapkan wanita untuk kamu nikahi, gak usah kamu berhubungan dengan wanita lain! Dan sekarang, lihat! Perusahaaan kacau semua, 25% saham hilang. Perbuataan siapa ini?!"

Ace keheranan, mengapa pula sahamnya bisa menghilang, seminggu lalu keadaan saham dan perusahaannya stabil.

"Terus apa hubungannya sama wanita lain itu? Dia cuma pacar doang Pah, lagian Vazilla Kan-," Ace hendak membela dirinya, namun keadaan sudah membaik, Vazilla sudah mau menerimanya, dan kini ia tak bisa mengatakan bahwa dirinya memiliki kekasih karena ingin batalkan perjodohan orangtuanya.

"Apa, Vazilla apa?!" Bentak Papa Abraham dengan lantang. Axton datang dari arah tangga, dia memperhatikan keributan di ruang tamu.

"Kamu dengar, Vazilla sudah di jodohkan dengan putra keluarga ini, jika orangtua Vazilla tahu kamu punya kekasih, bagaimana urusannya? Papa mengenalkan Vazilla sama kamu karena kamu itu single Ace!" Teriak papa dengan kesal.

Ace menunduk, namun kesalahan tidak ada padanya.
"Yaudah, Ace akan putuskan kekasih Ace, menikah dengan Vazilla. Yaudah, Ace ikuti mau papa." Ucap Ace pasrah. Lagi pula ini juga yang sekarang ia inginkan.
"Mengenai perusahaan, Ace akan cari tahu. Ace gak tahu menahu, seminggu lalu Ace cek keadaan membaik," jawab Ace. Abraham menarik napasnya lagi.

"Papa gak akan kasih kamu menikah jika perusahaan ambruk begini, benahi semuanya Ace!! Sumpah, papa kecewa sama kamu!" Ucap papa. Papa duduk di sofa, mama mengusap bahu papa mencoba menenangkannya.

"Kalau Rangga tahu Maa, kacau semuanya... papa udah berjanji akan menikahkan Ace, tapi kalau tahu Ace tidak Single.. Rangga tentu akan batalkan semuanya.." ucap Abraham merasa frustasi.

"Paah, kalau Ace tidak menginginkan perjodohan ini, biar Axton yang menggantikannya..." ujar Axton yang datang dengan langkah santai menuju ruang tamu. Abraham menatap ke arahnya. Mama pun di buat kaget dengan ucapan Axton.

Ace menarik napasnya.
"Serius, Axton siap dinikahkan kapanpun." Jawab Axton dengan tegas.

"Apaan, gak bisa gitu Pah! Vazilla cintanya ke Ace, bukan ke Axton! Enak aja loe mau main gantiin!!" Ace protes, ia mendorong tubuh Axton.

Axton yang kalem pun dia tersenyum tipis.
"Loe gak single, gue single." Jawab Axton yang mampu membungkam Ace dengan kenyataan.

"Gue mau putusin cewek gue!" Jawab Ace dengan mudahnya. Axton tersenyum lagi, kemudian melangkah menuju papanya.

"Kalau Ace gak bisa langsung di kawinin Kan Pah, Ace perlu bangkitkan lagi perusahaan, sedangkan pasti melihat Axton, om Rangga langsung pilih Axton, secara apa kurangnya Ax?" Tanya Axton pada papanya. Mama hanya bisa diam.

Abraham pun menimbang ulang.
"Kalau tahu bakalan begini, papa akan jodohkan saja Axton bukan kamu Ace!" Ucap papa dengan kecewa. Ace terkejut dengan ucapan papanya itu. Ia meminta dukungan dari mamanya.

"Emangnya salah Ace perusahaan begitu? Bukan salah Ace Kan maah?" Tanya Ace. "Ace aja gak tahu, pokoknya soal perjodohan ini, Ace.. Tetep Ace jadi calon lakinya Vazilla." Tegas ace.

"Salah kamu lah, kamu pacaran mulu!" Ujar mama ketus.

Tak mendapatkan dukungan Ace mendapat sebuah senyuman yang tak mengenakan dari Axton. Ia merasa siap untuk menikah dengan Vazilla. Tak heran memang, Axton selalu seperti itu.
"Setelah Luna, gue gak akan biarkan Vazilla jatuh ke tangan loe. Kalaupun mama sama papa dukung Axton, berarti bener kata orang bahwa anak mama dan papa sebenernya bukan Ace, tapi Axton!" Ucap Ace kemudian pergi menuju ke kamarnya.

Ruang tamu menjadi hening. Axton diam mengingat selalu saja Ace mengingatkan dirinya ini siapa di keluarga ini. Axton hanya ingin di anggap saja, dia tak ingin di abaikan, apalagi di anggap oranglain, jelas sudah bahwa Axton pun seharusnya memiliki hak yang sama dengan Ace, mereka sama-sama anak Abraham.

"Selalu seperti itu, mengungkit jati diri.." ucap Axton. Abraham mendengarkan jerit kesal Axton. Ia menatap Axton dengan rasa bersalah.

"Ax, kamu harus maklumi Ace. Dia memang-," Axton memotong ucapan papanya.

"Dari dulu Pah, Ax sudah maklumi. Tapi tetap saja, dia anggap Axton ini orang lain, bahkan dia anggap Axton musuh. Padahal Axton pun tidak minta di lahirkan dari benih papa." Ucap Axton.

Abraham diam, mama pun mulai angkat bicara.
"Axton, mama sudah anggap kamu seperti anak sendiri, terlepas dari siapa kamu berasal. yang jelas Ace atau pun kamu, mama tetap sayang kalian." Axton bangkit, ia berjalan kembali menuju ke kamarnya. Tak hiraukan ucapan mama sambungnya itu.

Abraham memijit pelipisnya.
"Jika di hadapkan dengan hal yang seperti ini, papa bingung Maa.. Axton pun anak papa, walau ya mama tahulah bagaimana." Ucap Abraham. Mama mengangguk, ia pun berusaha menenangkan suaminya.

"Axton juga anak mama, Udahlah Pah, istirahat ya.. besok mama bicara ke Ace, bagaimana baiknya." Abraham pun mengangguk setuju.

Disisi lain Nalla tengah berada di teras rumahnya, ia sedang menatap langit malam yang gelap, semilir angin malam bertiup berhembus dan terasa dingin. Nalla menggosok lengannya, agar tubuhnya sedikit hangat. Ayahnya datang, melihat putrinya sedang berdiam diri.

"La, ayah ingin besok kamu bertemu dengan seseorang, ayah sudah mengenalnya sejak lama. Dia sangat santun, walau tidak kaya raya seperti pacar kamu." Ucap ayah Nalla.

Pak Irwan adalah seorang pekerja negeri sipil, ibu Nalla seorang ibu rumah tangga, Nalla melirik ke arah ayahnya, ia menarik napas dalam-dalam.
"Nalla tidak mau bertemu siapapun ayah, apalagi laki-laki lain, Nalla sudah percaya bahwa pacar Nalla ini baik." Jawab Nalla.

"Besok ayah akan mengundang David kemari." Ucap ayah Nalla kemudian kembali masuk ke dalam rumahnya. Nalla hanya bisa diam, keputusan ayahnya adalah mutlak, tak bisa di ubah sedikitpun.

Ace, apa yang harus aku lakukan?
Batin Nalla.

LOVE YOU ACE!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang