37

79 5 0
                                    


PERTEMUAN KELUARGA 2

Di sebuah restoran mewah, keluarga Ace dan Vazilla kini bertemu lengkap dengan Axton dan Nalla yang kini sudah sah menjadi suami dan istri. Ayah Ace menyiapkan acara makan malam bersama keluarga besar. Hubungan Ace sendiri dengan Vazilla masih belum seperti biasanya, Ace merasakan hatinya biasa saja tidak seperti beberapa bulan lalu bersama Vazilla yang selalu membuatnya tersenyum.

"Jadi acara makan malam ini di buat untuk meresmikan hubungan Ace dan Vazilla, benerkan, Ace?" Tanya ayah Ace padanya.

Ace melirik Vazilla yang menunduk kemudian tersenyum malu. Mama dan papa Ace sangat spontan sekali, ia berharap ada titik terang antara hubungan Ace dengan Vazilla yang terlihat hambar Akhir-akhir ini.

Ace merasakan dirinya dalam tahap ketidak siapan untuk melakukan hal apapun, termasuk menikah. Ya! Setelah ia pikir-pikir Ace tak mampu menyiapkan dirinya. Entah mengapa yang jelas, hatinya dalam tahap tak ingin menjalin hubungan apapun dengan siapapun, bahkan hubungan dengan salah satu client saja di tak urusi sampai saat ini.

"Ya nih, tante... om, memang ada hubungan antara Vazi, dan juga Ace gitu. Tapi setelah Ace pikir-pikir, Ace belum siap untuk memasuki jenjang yang lebih serius Om, jadi gimana ya..?"

Vazilla mendengar ucapan Ace itu terkejut, ia heran dengan sikap Ace, terlihat baik-baik saja namun sepertinya sangat tidak baik.

"Lho, Mama sama Papa sudah siapkan pertunangan kamu lho Ace! Gimana sih, ini tuh kita sekalian meeting! Kemarin Mama udah kasih dispensasi buat kamu yang gak Ingin buruan Nikah! Sekarang mau nolak lagi acara pertunangannya?!"

Mama Ace mulai dilanda emosi, namun ia masih Menahan sikapnya karena menghormati orangtua Vazilla. Ace yang baru tahu keluarganya sudah siapkan acara pertunangan pun membelokan maksud ucapannya, alias ngeles.

"Lhoooo, Ma!! Ace cuma bilang, kalau ke jenjang lebih serius kan Ace masih butuh waktu banyak, iya gak sih Sayang?" Tanya Ace pada Vazilla.

Vazilla menatap Ace, Ace mengangguk seperti meminta pendapatnya di iyakan.
Sayang..? Sumpah Ace, Aku rindu kamu panggil dengan sebutan itu.
Batin Vazilla meradang.

"Iya tante, om. Ace bilang gitu kok sama Vazilla, kita gak mau terburu-buru gitu tante.."

Ace mengangguk, ia menunjuk kekasihnya setuju.

"Tuh kita tuh pasangan berprinsip Ma, tapi kalau tunangan sih, aku gimana kamu aja sayang, maunya gimana? Tunangan dulu, apa nanti aja langsung nikah?" Tanya Ace pada Vazilla.

Vazilla terkejut, jika dirinya ingin langsung menikah saja, tetapi tadi Ace mengatakan butuh waktu, dan memang Vazilla harus menghargai keinginan Ace tersebut.

"Gimana baiknya aja, Tante." Ucap Vazilla.

Papa dan Mama Ace sepakat, tentu jika keputusan di kembalikan pada keluarga, keluarga akan menerimanya dengan baik.
"Yaudah kalau keputusan kembali lagi ke kami, Nikah aja ya....?!"

Ace dan Vazilla saling menatap. Axton berdehem, ia mulai membuka suara.
"Ekhem..."
"Memang lebih baik begitu menurut gue Ace, menikah.. kalian udah saling cinta mau nunggu apalagi..?" Tanya Axton.

Ace melirik tajam pada kakaknya itu, semua mengangguk setuju dengan ucapan Axton, namun Vanilla, serta Crystal tak ikut-ikutan.

"Diem loe!"
"Enak bener bilang nikah aja, eh! Santai aja kale, yang nikah kan gue.." ucapan Ace membuat Papa dan Mama Ace terbelalak. Akhir-akhir ini anaknya begitu sensi pada Axton.

"Eh, gue cuma kasih masukan sebagai abang. Hallal itu indah Ace.." jawab Axton dengan tenang.

Ace malah tersulut emosi.
"Kalau nikah untuk sekarang, Maaf banget om, tante, mama, dan papa... Ace gak bisa. Ace sudah tanda tangani project besar dengan masa pengerjaan kurang lebih satu tahun, kasihan Vazilla kalau dinikahin sekarang, Ace bakalan pergi lama, ke turki." Semua menohok, seorang Ace menandatangani Project besar dan bekerja full di luar negeri, itu adalah kelangkaan sumber pikiran Ace.

"Kalau Vazillanya siap nunggu Bang toyib, ya gak apa-apa. Usul sih, mending entaran!" Jawab Ace tipis, dingin dan cuek.

Vazilla meradang di sela perbincangan selanjutnya antara Papa dan Ace, di sela mereka memberi selamat, disitulah Vazilla merasakan hal yang menyakitkan dalam hidupnya.

Kamu gak bahas ini sama aku, Ace.
Kamu gak bilang sama aku rencana kepergian kamu, kamu bener-bener udah gak anggap aku, Ace...
Hubungan kita lagi gini, harapan besar aku, acara makan malam ini bisa kembalikan kamu seperti semula, nyatanya kamu berubah banget..

Vazilla diam tak bersuara.
Ace melirik ke arah Vazilla, ia memasang Raut wajah datar.

Kamu kecewa sama aku, aku tahu itu..
Maaf Vazilla.
Batin Ace, ketika tatapannya bertemu pandang dengan Vazilla, Ace malah memalingkan wajah ke arah lain. Vazilla semakin sedih sekali.

"Kalau seperti ini, gimana kalau nikah aja, nanti Vazilla di bawa ke turki aja, gimana? Bener gak sih Pah?" Usul Mama membuat Ace sedikit kesal, Ace kembali membuka suara.

"Maa, ngerti gak? Bukan soal nikah, nikah, nikah terus, kalau Ace sibuk gimana? Bukan perihal bawa Anak orang ke negara lain buat temenin Ace, bukan soal itu!"

Semua orang yang ada di meja makan menatap Ace dengan tatapan heran, Ace berbicara begitu lantang, dia terlihat emosi, namun tetap di tahap tenang.

"Ace gak bisa nikah untuk sekarang ini Ma, Pah, tante, dan om. Maaf! Ace hanya ingin pernikahan Ace sempurna, dan setiap napas, waktu, dan jiwa Ace full, sepenuhnya untuk Vazilla. Kalau tugas Ace selesai, maka tugas mulia untuk membahagiakan istri Ace nanti, pasti akan penuh keberkahaan."

Vazilla terenyuh, keluarga Vazilla mengangguk, Papa Vazilla menepuk bahu calon menantunya, dan memberi dua jempol tangannya.
"Mantu idaman!" Ucapnya. Semua tersenyum, Ace melirik ke arah Vazilla dan tersenyum tipis.

Makasih Ace,
Batin Vazilla.

Ace melihat kebahagiaan yang terpancar dari orang-orang yang ada di dekatnya, hanya Crystal yang menggelengkan kepalanya, dengan senyum yang sinis.

Sorry
Batin Ace.

Crystal hanya menggelengkan kepalanya, ia tahu abangnya itu sedang dilanda frustasi, namun ia pandai bersandiwara walaupun dalam keadaan pelik sekalipun. Dan keputusan akhir, adalah.. lusa akan di gelar pesta pertunangan walaupun sebenarnya Ace keberatan dengan keputusan itu.

Gue masih terpukul soal Nalla tapi kenapa mama sama papa gak paham?
Ace menarik napas dalam dalam.

LOVE YOU ACE!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang