43

49 7 1
                                    

PULANG

Ace tengah berada berdua dengan Amaira, mereka tengah duduk menonton televisi bersama, Ace berpikir sejenak, ini adalah waktu yang pas untuk mengajaknya pulang kembali, namun Ace masih ragu, tapi jika di pikir-pikir, ia harus mengajak Amaira pulang titik, ia akan membawa ia pulang ke rumahnya, untuk menikah? Ya.. jika Amaira bersedia.

"Tunggu, jangan nyender dulu." Tolak Ace pada Amaira. Amaira mengerucutkan bibirnya. Ace pun beranjak dan pergi menuju kamarnya. Sesaat kemudian ia datang kembali, dan memberikan beberapa lembar kertas.

"Apaan ini?" Tanya Amaira ketika menerima kertas dari ace.

"Pulang yuk?" Ajak Ace. Amaira menjadi gusar, ia melihat kertas yang di berika Ace padanya, surat pernyataan perintah pindah kerja, Amaira bukan tidak mampu meminta pekerjaannya di pindahkan, namun ia tak mau saja.

"Ngapain sih Ace, aku pulang? Disana gak ada siapa-siapa, aku gak punya-," Ace menangkup wajah Amaira dengan lembut. Mereka bertatapan hangat.

"Gak usah bilang gak punya siapa-siapa, kamu punya aku sekarang.." Ace kembali menyakinkan Amaira.
Amaira menarik napasnya.

"Kita pulang, kita urus semuanya.. tunangan, pernikahan, tempat tinggal..? Gimana, pasti seru kan?" Amaira terharu biru, Ace memeluk Amaira dengan sangat nyaman.

"Akhirnya, kita bisa kembali bersama." Amaira merasa senang dan nyaman dengan adanya Ace, walaupun ia tak tahu bagaimana nantinya, bagaimana kisahnya, dan bagaimana respon keluarga Ace dengan adanya dirinya di samping putra tercinta mereka.

Ace tiba-tiba menatap Amaira dengan tatapan yang berbeda, tak lama ia tersenyum rasanya Amaira seakan runtuh seketika, ia tertawa dan menutup wajah Ace yang begitu manis.

"Gak usah gitu deh, mukanya!" Amaira menolak pesona Ace.

"Lho, emang gini.. mau di gimana-gimana in juga tetep, aku kayak gini ganteng.." mereka tertawa bersama. Ace menarik Amaira dalam pelukannya.

"Jujur deh, aku gak pernah mau lepasin kamu, gak mau...." ucap Ace.

"Kalau sewaktu-waktu Vazilla datang, dan meminta kamu balik ke dia? Apa yang kamu lakukan?" Tanya Amaira. Ace dengan cepat menjawab.

"Dia punya pilihan lain, aku yakin."
"Amaira, cukup banyak lika-liku buat dapetin kamu, walaupun memang yaa Vazilla mengisi saat-saat kekosongan aku itu." Jawab Ace.

"Jadi jawabannya, apa?" Tanya Amaira lagi. Amaira memandang wajah Ace dengan dekat.

"Tetep kamu, hanya kamu, cuma kamu.." Amaira tersenyum, Ace datang kemudian mengecup bibir Amaira.

"Kamu tau gak?"
"Akhir-akhir ini aku tersiksa, karena kamu.." Amaira bingung mengapa Ace merasa tersiksa, padahal ia tak terlalu menyulitkan Ace.

"Aku bikin kamu susah ya?" Tanya Amaira khawatir. Ace mengangguk dengan wajah memelas ya.

"Kamu bikin aku susah tidur, karena mikirin pengen..."

Buuuuk!!!
Amaira memukul bahu Ace, Ace memekik dan tersenyum.

"Pengen, pengen apa? Jangan aneh deh Ace! Kita bebas pun bukan berarti kamu aneh-aneh ya!"

Ace terkekeh, ke waspadaan Amaira sangatlah lucu, mana mungkin Ace melakukan hal itu sementara hatinya masih belum pasti, jika perasaannya kini memang pasti untuk Amaira, tidak hal dengan isi kepalanya yang memikirkan Vazilla, jika Vazilla sudah mendapatkan kehidupannya, barulah Ace berani meyakini bahwa Amairalah wanita, sebenarnya Ace yakin hanya saja, Ace masih menghawatirkan Vazilla, jika suatu saat ia datang saat Ace bersama Amaira, Ace tak mau jika Amaira yang akan menjadi tuduhan utama dari Vazilla.

"Aku gak bisa lihat hal lain selain ini." Ace mengecup bibir Amaira. Amaira terkejut, sekaligus tersenyum.
"Aku pengen tiap aku mau tidur, kamu bekelin aku dengan, ini..." Ace mengecup lagi bibir Amaira. Ace kembali menatap Amaira.
"Biar pas aku lagi tidur aku mimpi in, lagi gini," Ace mencium dan melumat bibir Amaira, jantung amaira begitu berdetak cepat, sedangkan Ace terlihat santai padahal jantungnya dan tubuhnya amatlah panas. Ace melepas kembali ciumannya.
"Dan, tau gak? Mimpi lebih dari gini.." Ace langsung melahap bibir Amaira dengan gemas, mereka saling melumat, dan menghisap bibir. Ciuman panas dan mematikan ala Ace mampu meluluh lantahkan jiwa Amaira.

*

Kabar bahwa Ace tengah bersama seorang wanita sampai ke telinga Mama Ace, Mamanya tak banyak berkomentar, yang jelas doa terbaik untuk putranya agar tak di sangka homo lagi.

Hubungan keluarga Ace dan keluarga Vazilla merenggang, terlebih Mama Vazilla yang selalu menyalahkan batalnya hubungan antara Ace dan Vazilla di dasari karena Ace yang berselingkuh, sementara justru saat ini kenyataan adalah Vazilla yang tiba-tiba menghilang kemudian datang dengan hal baru dalam dirinya, perbedaan yang cukup drastis di rasakan Mama Ace kala ia bertemu dengan Vazilla di sebuah super market. Vazilla masih menyapa Mama Ace dengan ramah, namun kini Vazilla bertingkah tidak malu-malu, cenderung berani. Bahkan, Mama Ace tak menyangka jika Vazilla jatuh ke tangan pria bernama David yang mana adalah Musuh Ace sejak jaman penjajahan.

Informasi, Ace dulu pernah di jajah, di bully habis-habisan di sekolahnya, selama 6 tahun berada di SMP serta SMA ia memiliki musuh bernama David, berandal yang selalu main curang dalam segala hal. Tapi kali ini, apa yang akan terjadi jika Ace tahu David kini berhubungan dengan Vazilla, dan cenderung terlihat mesra dengannya. Walaupun begitu, dan hubungan mereka kandas.. mama Ace tahu putranya itu selalu memiliki perhatian pada orang yang ia kenali, apalagi jika pergaulan Vazilla menjadi buruk jika bertemu bahkan menjalin hubungan dengan David.

Mama Ace sangat tidak sabar menunggu kedatangan putranya itu, apakah perlu ia beritahu? atau malah Vazilla sendiri yang akan datang untuk bertemu Ace?

Setelah pertemuannya dengan Vazilla, mama Ace menceritakan pada Axton. Axton hanya mendengarkan keluh kesah Mamanya itu, begitupun dengan Nala yang menyayangkan keadaan Vazilla saat ini.

"Itu pilihan Vazilla, biarkan saja.. kita tidak memiliki hak untuk ikut campur, lagi pula Ace dan Vazilla sudah berpisah." Ucap Axton.

"Tapi mama khawatir lho, Ax." Ucap Mama Ace.
"Mama bersalah, ikut bersalah kalau Vazilla jadi gitu, belum lagi tahu kan David..? Dia main narkokob juga.." mama Ace gelisah.

Axton melirik ke arah Nalla yang bingung.
"Narkokob apaan sih?" Tanya Nalla. Axton menarik napasnya.

"Narkoba sayang," jawab Axton. Nalla menahan tawanya.

Axton tahu, Mama Ace ini sering menggunakan bahasa aneh, seenaknya sendiri. Axton mendapat kabar dari orang yang mengawasi Ace, bahwa Ace akan pulang bersama seorang wanita bernama... Amaira. Axton sedikitnya merasa tenang, sudah seharusnya mereka bersama, dan sudah seharusnya kisah masalalu itu di benahi kembali.

*

"Akhirinya, Indonesia...." ucap Ace yang baru turun dari pesawat. Amaira tersenyum, tangannya di genggam erat oleh Ace.
"Aku gak akan lepasin kamu, titik!"
"Kita istirahat dan bobo di apartement aku, oke?"
"Nanti udah santai, udah gak cape ketemu Mama.." Amaira mengangguk saja.

Amaira percayakan dirinya pada Ace, dan untuk bertemu dengan Mama Ace, ia perlu persiapan lebih lanjut. Sedangkan Ace, terlihat santai dan bahagia bisa membawa Amaira di sampingnya.

"Kawin, kawin... di Joni kawin, asik!! Asik... gue mau kawin....!!!" Batin Ace bahagia.

LOVE YOU ACE!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang