26

122 12 0
                                    

Cuek

Hari berlalu, Vazilla dan Ace berpisah.. Vazilla sudah sehat dan Vanilla datang menjemput adiknya. Ace membawakan koper Vazilla.
"Ace gue balik ya," Ace mengangguk. "Kalau butuh apa-apa, telepon gue." Ace mengangguk lagi.

"Gue butuh ya loe gimana?" Tanya Ace. Vazilla tersenyum, sedangkan yang menjawab Vanilla.

"Ya datengin dong! Berusaha dikit, perjuangan..." ucap Vanilla. Ace mendelik sebal.

"Gue tau itu Oneng!" Jawab Ace kesal. Ace menatap Vazilla lagi.

"Nanti udah di rumah kesibukan loe apa?" Tanya Ace. Vazilla menggelengkan kepalanya.

"Gak tahu, gimana papa... soalnya kata papa, selesai kuliah ya nikah." Ace mengangguk, ia paham dengan sistem keluarga Vazilla.

"Mungkin loe di suruh nikah karena emang loe gak bisa apa-apa kali ya, jadi pas banget buat jadi ibu rumah tangga. Apalagi bareng gue.." jawab Ace. Vazilla menotos bahu Ace.

"Maunya loe itu mah!" Ucapnya. Vanilla sibuk dengan ponselnya, sedangkan Vazilla pamit yang tak kunjung selesai. "Loe udah suka kali sama gue.. jawab aja Ace!" Tebak Vazilla yang sebenarnya adalah dirinya yang mulai menyukai Ace.

Jujur Ace.. sebenernya gue yang udah ada rasa sama loe, tapi...

"Apa?!!! Gue.... loe kali, gue mah biasa aja..." jawab Ace dengan gaya sok kerennya.

Jawabannya gue gak tahu, antara ya atau enggak! Yang jelas kalau ditanya perasaan gue ke Vazilla itu pastinya, cenderung ke iya sih..
Batin Ace tersenyum mendekati Vazilla.

"Yaudah gih sana balik, pulang, minggat, pergi dari hadapan gue, berdoa aja yang panjang sepanjang jalan ya..." Vazilla memukul lengan Ace karena tubuhnya di dorong oleh Ace.

"Ih, kagak usah dorong napa?!! Tunggu.. gue harus berdoa apa? Semoga selamat sampai tujuan gitu?" Tanya Vazilla. Ace tersenyum, ia mendekat dan Vazilla kepedean bahwa Ace akan mencium pipinya.

"Berdoa sepanjang jalan biar gue dan loe bisa nahan rindu..." bisik Ace.

Jantung gue sesek!!!! Aduh Ace, di tinggal loe kerja aja gue gabut setengah mati, gimana beda rumah...? Gak paham gue harus gimana!! Mungkin gue bakalan gila kali. Batin Vazilla mengerutuki dirinya sendiri.

"Balik ah.. Nilla, ayo!" Ajak Vazilla. Vanilla menyimpan ponselnya, ia melambaikan tangan pada Ace, Ace hanya mengangguk saja, ia kini di tinggal Vazilla sahabat baiknya, ponsel Ace berdering di ruang tamu, Bi bina yang sedang menyapu mendengar dering ponsel tuannya, ia segera berlari menuju tuannya yang masih di luar.

"Den, ada telepon..." Ace berbalik kemudian berjalan ke arah Bi nina. Ia melihat layar ponselnya, Ace mengerutkan dahi dan mengangkat sambungannya.

"Ya apa?" Tanya Ace kepada kekasihnya, Nalla menghubunginya dan meminta Ace datang ke apartementnya, katanya ada hal yang penting.

Ace segera berangkat menuju ke apartement Nalla, dalam perjalanan ia berpikir keras, ada apa? Mengapa Nalla terdengar gelisah saat katakan Ace harus menemuinya? Ace tidak akan mendapatkan jawaban sebelum dia bertemu dengan Nalla langsung.

Di apartement Ace dan Nalla terdiam, Nalla bersandar di bahu Ace dengan tangis pelan nya, Ace bingung harus berkata apa kala Nalla mengungkapkan apa yang terjadi.
"Jadi kamu mau pulang?" Nalla mengangguk pelan, "Kamu mau ninggalin aku?" Tanya Ace lagi. Nalla menggenggam tangan Ace dengan erat.

"Enggak mau, tapi aku harus pulang.. papa sakit di Ace, jadi aku harus pulang." Ace harus melepas Nalla.

"Tapi kamu bakalan balik lagi kesini Kan? Ketemu aku lagi... Kan kita belum bercinta..." ucap Ace yang di balas dengan cubitan menyakitkan dari Nalla. Ace terkekeh, Nalla memeluknya.

"Apapun yang terjadi, aku pasti balik ke kamu, Ace.." Ace mengangguk. Ace harus mencari tahu berita dadakan ini, mengapa Nalla mendadak pergi, dan ada apa? Ia hampir lupa mengenai asal usul Nalla, ia harus mencari tahu sedetail mungkin mengenai kekasihnya ini.

Hari ini pun Ace menghabiskan waktu dengan Nalla, ia bermanja-manja ria, hari ini adalah hari yang tidak begitu membahagiakan baginya paginya Vazilla pulang, dan esok Nalla akan pulang, apakah sekejam itu mereka menjauh dari Ace? Hari ini Ace benar-benar memikirkan hal itu, apakah mereka berniat menjauhinya, tapi tidak mungkin.. tak ada yang mampu menjauh dari Ace.

Vazilla berada di rumahnya, baru beberapa jam dia di rumah, ia memikirkan Ace, pria itu menjadi santapan pemikirannya.

Pernah gak rasain pas lagi sayang-sayangnya eh! Harus jauh... gue rasain itu sekarang, kayak waktu sama Andra dulu...

Batin Vazilla. Ia melangkah menuju tirai kamarnya dan menutupnya dengan rapat, walau masih cahaya matahari masih terang ia menutup sorot cahayanya dengan meredupkanya.

Gue mulai terbiasa ada nya laki gila itu, dan jujur gue kangen sama dia.. Edun! Ga butuh waktu lama gue ingin tarik kata-kata penolakan bahwa gue gak mau di jodohin sama dia, nyatanya kini.. baru berapa jam gue udah edan!

Vazilla melompat ke tempat tidurnya, ia berguling-guling tak jelas, berteriak-teriak tak jelas menyebutkan nama lelaki itu.

"Ace....!!!" Teriaknya.
"Ace, gue sakau!!!" Teriaknya lagi.
Vazilla merasa gelisah, gelisah hati gelisah owowo... lala..Lala.
"Sumpah! Gue gak bisa gini, gak bisa kayak gini, ini bener-bener menyiksa banget!" Ucapnya tak karuan.

Vazilla meraih ponselnya, dan menghubungi Ace, ia sudah tak tahan menahan rasa yang ingin meledak di jiwanya.

"Angkat dong Ace!!" Ucapnya kesal karena Ace tak kunjung mengangkat video call dari Vazilla.

Ace sedang tidur bersama Nalla, tidak terjadi apa-apa, namun Ace ingin terlelap saja. Nalla berada di pelukannya, mendengar suara ponsel Ace berdering ia membangunkan kekasihnya itu. Ia kecilkan volume televisi di kamarnya dan membangunkan Ace dengan lembut.
"Sayang, ponsel kamu bunyi.." ucap Nalla. Ace hanya bergumam tak jelas. Nalla meraih ponsel Ace di nakas, terlihat di Layar ponsel Ace ada gambar Vazilla. Nalla menarik napasnya. Ia melirik kekasihnya, dalam batinnya berkata apakah harus ia angkat saja telepon dari Vazilla, namun Nalla rasa tidak sopan.

"Sayaaaang, angkat aja deh! Ganggu banget lagi Bobo juga, bilang Ace lagi Bobo gitu..." ucap Ace manja. Nalla menekan tombol hijau dan, wajah Vazilla tersenyum dengan teriakan.

"Ace.... gue kangen tau!!!!!" Teriak Vazilla dengan jelas tepat di depan layar ponselnya dan terpangpang wajah Nalla disana.

Mampus!!!
Jerit batin Vazilla yang kikuk.
***

LOVE YOU ACE!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang