6

178 14 1
                                    

BOOKING ORDER

Gue balik lagi keluar dan liat nomor di pintu yang tertera memang tetap tidak berubah, walaupun gue mabok tapi dikit-dikit gue masih sadarlah..
568 nomor kamar yang udah gue reservasi dan di kamar gue ini ada cewek yang gak asing sama sekali.

"Kamu, Seriusan kamu ngapain disini? Salah masuk kamar kali kamu?!!" Tanya gue kesel.

"Eng-enggak Pak! Emang saya-, bapak mau apa mungkin bapak yang salah nomor?" Tanya Nalla kemudian.

"Bener-bener!!"
"Saya gak akan lupa nomor hotel,"
"Udah saya mau masuk dulu," ucap gue sambil masuk ke dalem.

Nalla diam dan duduk di sofa. Gue perhatiin, bener apa yang gue Booking cewek ini.
"Saya booking cewek buat saya pake malem ini, kamu ceweknya?" Tanya gue lengkap dengan tuduhan yang baik dan benar.

Nalla menarik napasnya, ia menunduk kemudian perlahan mengangguk meng-iyakan.

"Hah!!! Seriusan kamu?" Tanya Gue ke Nalla.

"I-iya Pak, ini pekerjaan pertama saya, maksudnya saya memberanikan diri aja, untuk terima.. tadi Pak Ace hubungi nomor temen saya, yang sering gitu.. berhubung saya lagi butuh kerjaan jadi-,"

"Kamu Kan udah kerja di kantor saya?! Idih, kumaha ini teh?!" Gue prustasi sangat-sangat prustasi.

"Iya, saya tahu.. tapi untuk sehari-hari saya, saya butuh buat pegangan sehari-hari Pak." Ucapan Nalla begitu membuat gue jadi sadar. Pengaruh alkohol yang udah gue minum ngilang kagak ada mempannya itu alkohol ke badan gue. Apalagi gue gak bisa enak malem ini sialan!

"Kamu udah pernah ambil kerjaan ini sebelumnya?" Tanya gue dengan serius. Nalla menunduk lagi, kemudian ia menggeleng lemah.

"Bagus!"
"Gak usah beginian, hapus nomor temen kamu itu, dia bawa pengaruh buruk! Jangan rusak diri kamu sendiri hanya untuk uang, Nalla." Ucap gue kemudian gue bangkit dan hendak mandi.

"Eh, temen kamu kasih tahu apa yang harus di siapkan?" Tanya gue ke Nalla.

"Kaos tidur sama celana santai, Pak?" Tanya Nalla ragu. Gue ngangguk, dan segera mandi biar gue segeran dikit.

Gila!!
Gue gak segila itu untuk mau maen sama cewek yang perawan dan ya ampun! Untuk main-main gini gue gak butuh perawan! Gue butuh yang bekas aja gak apa-apa asal sehat dan muncrat aja. Dan demi kelangsungan hidup gue yang nyaman gue perlu onani, dan sialnya gue Big DAMN!!

1 jam gue di kamar mandi, mandi, berendam, dan banyaknya diem.
Gue udah pake handuk, dan handuknya gue Lilitkan di pinggang. Gue keluar kamar mandi, dengan bertelanjang dada. Nalla ada di sana dia terlihat gelisah.
"Bajunya mana?" Tanya gue ke Nalla. Nalla bangkit dan memberikannya ke gue dengan lembut.

Timbul ide cemerlang.
"Saya gak akan pake kamu, tapi kamu harus pakein saya," Nalla membelalakan matanya, antara mengerti dan tidak dengan maksud saya dan benar sekali, dia mulai bertanya.

"Maksudnya Pak, Pakein apa?" Tanya Nalla.

Gue tersenyum, gue tatap mata indah Nalla.
"Pakein saya baju." Jawab gue. Nalla menelan ludahnya, ia menatap tubuh gue yang atletis ini dengan takjub sekali.

LOVE YOU ACE!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang