46

61 4 1
                                    

PERTEMUAN ACE

Rapi mempesona, dan juga tampan dan cantik. Amaira berjalan anggun ke arah Ace, Ace sangat terpesona.. gaun hitam yang di pakai Amaira amatlah indah, Ace merentangkan tangannya berharap mendapat pelukan dari Amaira, namun Amaira hanya tersenyum padanya.

"Jadi gak mau peluk aku gitu?" Tanya Ace sambil cemberut.

"Mau banget ya di peluk?" Tanya Amaira menggoda pacarnya itu, Ace menarik napasnya, ia menatap Amaira dengan dalam. Wanita yang tak sadar ia cintai, dari dulu sampai hari ini. Bahkan, wanita yang berarti di hidup Ace. Ia sangat merasa bahagia dengan adanya Amaira.

"Tunda aja, nanti aja deh." Jawab Ace kemudian menggenggam tangan Amaira. Amaira tersenyum, entah mengapa ia gugup sekalipun ia sering bersama dengan Ace.

"Mama sama Papa, terus Axton sama Istrinya pasti datang. Bersikap biasa aja. Kamu gak usah jauh-jauh dari aku, okeh.." pinta Ace. Amaira tersenyum, Ace mengkhawatirkannya..? Padahal Amaira sudah sering datang dalam acara-acara penting dulu. Hanya saja, Axton yang tahu.. Ace dia tak pernah tahu.

"Besok, aku pengen ke rumah Mama.. bilang bahwa aku udah siap urus untuk acara pernikahan. Gak usah Mama yang urus, kita aja gimana?" Tanya Ace dengan sangat ringan seolah tak ada beban sedikitpun.

"Hah?!"
"Secepet ini Ace, mau nikah?" Tanya Amaira. Ace mengangguk, ia menatap Amaira yang terlihat terkejut dengan keputusannya.

"Lebih cepet lebih baik, lah. Gak kuat akunya, tau!" Keluh Ace.

"Gak kuat?" Tanya Amaira bingung.

"Aku udah gak pernah jajan, dulu iya aku jajan terus tapi tenang, aku main aman kok! Nah, sekarang aku ingin buru-buru hallal, gak kuat..." ucap Ace sambil berekspresi seperti menahan buang air kecil.

"Iiiih!"
"Ace..." protes Amaira.
"Jadi dulunya suka jajan? Bagus banget... udah dewasa, udah ahli ya?" Tanya Amaira kesal. Ace tersenyum, tanpa merasa bersalah sedikitpun.

"Aku jujur kan?"
"Di diary kamu, kamu suka laki-laki yang jujur, yaudah aku jujur. Udah idaman bangetkan? Gak usah di hiraukan secara berlebih Amaira, aku pastiin kok! Aku cowok yang kamu cari." Amaira terkekeh dengan ucapan Ace.

"Jadi kamu baca diary aku?"
"Itu gak sopan banget, Ace!" Ace tersenyum dan mengedipkan matanya.

"Dikit, sayang.." sambil membelai rambut Amaira. Amaira mendelik sebal, tapi tak mengapa tak ada yang aneh dengan diary itu, hanya berisi kerinduannya pada Ace saja, sedetik kemudian ia menatap Ace yang mengulum senyumnya.

"Ace kamu baca semua?" Tanya Amaira dengan perasaan malunya.

"Sampe tamat, sayang..."
Ace membuka pintu mobilnya untuk Amaira, wajah Amaira memerah, dan Ace mendongkakan wajahnya di dekat Amaira.

"Secinta itu kamu sama aku, ya ampun sayang,"

"Ace ah udah!!! Malu, tau...." Amaira menutup wajahnya dengan tangannya. Ace terkekeh, ia menutup pintu mobil dan memutar segera masuk juga untuk mengemudi.

"Sayang, maafin aku yang telat sadari hal itu." Amaira mendapat genggaman tangan hangat dari Ace, mereka saling melempar senyum.

Bagi Amaira, keterlambatan Ace itu dapat ia maklumi, kepergiannya di masalalu tak memberi Ace tanda bahwa selama bersama Ace, Amaira menyimpan rasa, Ace terlalu polos dan Hanya menyayangi Amaira sebagai temannya, tanpa ia sadari kepergiannya itu membuat Ace mendapatkan kehampaan, orang yang mengurusnya tak ada lagi, hanya Amaira yang mengerti segalanya tentang Ace.

LOVE YOU ACE!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang