25

180 12 3
                                    

Vanilla

Ace di sambut hangat oleh Vazilla yang setia menunggunya di ruang tamu. Kini Vazilla bersandar di bahu Ace.
"Manja banget! Nih dengerin gue.. orang sakit mah baringan tidur, ngapain loe harus nunggu gue? Cepet Yuk ke kamar lagi.." ajak Ace yang sambil menggoyang-goyangkan bahunya.

"Gendong tapi..." pinta Vazilla.

"Ogah! Berat." Tolak Ace. Vazilla mendelik sebal, "Yaudah Yuk, tapi gue boboin ya.." ucap Ace kemudian. Ia mendapat cubitan dari Vazilla. Ace tersenyum, mengapa senyuman Ace terlihat berbeda, apa karena Vazilla sakit? Tidak! Tidak mungkin hanya gara-gara Vazilla sakit.

Ace dan Vazilla berjalan saling bergandengan menuju kamar Vazilla. Baru saja Ace dan Vazilla sampai di pintu kamar Vazilla, teriakan seseorang membuat keduanya menoleh ke arah pintu masuk.

"Hello....?! Spadaaa....?! Ada orangkah? Hello....!" Teriak seorang wanita membuat kerusuhan.

"Siapa sih, ribut amat!" Ace maju ke depan, Vazilla menyusul. Vazilla terkejut benar saja Vanilla datang, dan membuat keributan.

"Heh! Loe salah rumah!! Pergi pergi...! Sembarangan maen masuk-masuk aja, minggat sana!!" Usir Ace sambil menggerakan tangannya seperti hendak mengusir seekor ayam. "Syuuuhhh!!"

Vanilla menatap Ace, pria tampan yang mengusirnya dengan cantik itu begitu mempesona.
"Omaygat! Dia ganteng banget...." Vanilla terkesima, Ace yang mendengar ucapan wanita yang belum ia kenal itu sedikit tersenyum sombong.

"Dari mana loe, Baru lahir...?! Kayak baru liat aja orang tampan mempesona kayak gue." Ace mengusap rambutnya, Vazilla menyentuh keningnya dan menggelengkan kepala.

"Bener-bener baru lihat se seksi kamu, Aw!!" Vanilla mendekat Pada tubuh Ace, ia mencolek dada Ace dengan telunjuknya. Ace merasa geli-geli gimana gitu.

"Hey!! Loe mau nodai gue?!" Bentak Vanilla. Vazilla semakin enggan mengakui tingkah kakanya yang gatal seperti jamur itu.

"Ya ampun! Gue udah di usir lagi aja. Zilla, loe kenal gue Kan? Please!!!" Tunjuk Vanilla dengan telunjuk centilnya itu.

"Vazi, dia siapa?!! Ya ampun.. pergaulan kamu begitu wow ternyata! Ih.. jangan deket-deket!!" Ace mulai mundur, ia terlihat risih dengan keberadaan wanita itu.

"Vanilla, jangan gitu deh!" Ucap Vazilla malas. "Ace dia Vanilla, kakak gue." Lanjut Vazilla. Ace terkejut.

"Hah?!!! Kakak ipar gue kayak begini, waduh!" Vazilla hanya diam. Ace menepuk dahinya.

"Kenapa emang? Coba gue mau denger alasannya kenapa loe gak mau punya kakak ipar kayak gue? Terlalu cantik Kan? Jangan-jangan loe jatuh cinta pada pandangan pertama, ke gue aduh!!!" Vanilla mendekat ke arah Ace dan Ace menyingkirkan tangan Vanilla dengan keras.

"Idih! Pede banget loe..."sergah Ace segera. Ace melirik pada Vazilla.

"Ace ke kamar Yuk, pusing kalau disini." Ucap Vazilla beralasan. Vanilla menyentuh dahi adiknya.

"Idih, loe panas Zilla. Cepetan bawa adik gue ke kamar." Perintah Vanilla pada Ace.

"Minggir!! Gue... mau bawa Vazilla." Teriak Ace keras. Vanilla pun menyingkir, ia pun mengikuti Ace yang menggendong Vazilla.

LOVE YOU ACE!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang