Sehari sebelum pertunangan, Vazilla merenung di kamarnya, ia merasa tak yakin dengan keputusan kedua orangtua Ace dan orangtuanya. Pasalnya, Ace semakin hari semakin berubah, dia tak pernah memberi kabar lagi pada Vazilla, padahal Vazilla sangat rindukan Ace, Vazi rindukan kedekatannya dengan Ace, mengapa setelah pernikahan Nalla dan Axton, Ace berubah sekali. Bukankah Ace mengatakan bahwa dia mencintai Vazilla? Vazilla meradang.. hatinya merasa tak yakin dengan keputusan ini, Vazilla tahu ada yang tidak beres, dan Vazilla tahu Ace tidak bisa di paksa, bahkan Ace berkata mengapa di adakan acara pertunangan? Bukankah itu terkesan menolak? Vazilla kini memikirkan Ace, ia harus bereskan semua ini.Ia meraih ponselnya, ia menghubungi Ace dengan segera, tak ada jawaban, dan Ace tak mengangkat sambungan telepon darinya. Ini cukup buruk, setelah Ace menggantung hubungannya dengan Vazilla, kini Ace terang-terangan menghindar, ada apa sebenarnya? Vazilla harus mencari tahu..
Ia bergegas untuk menuju ke rumah Ace, ia tahu Ace tak lagi aktif bekerja, dia kini seperti pengangguran di rumah saja, ya! Setahu Vazilla karena beberapa kali ia mencari tahu lewat mamanya Ace.Langkah kaki semangat Vazilla terdengar Vanilla, Vanilla yang cuek hanya berlalu saja memasuki kamarnya, padahal Vazi berharap kakaknya itu bertanya padanya. Rumah sedang kosong, dan hanya ada Vanilla. Mama dan Papa pergi dengan kegiatannya masing-masing. Vazilla pun siap, dan mengendarai mobilnya menuju rumah sang kekasihnya.
"Ini harus cepetan beres, gak boleh di tunda lagi, mau kamu apa sih Ace?"
Ucap Vazilla yang mengkhawatirkan hubungannya. Sementara Vazilla tengah mengendarai mobilnya, Ace sendiri berada di rumah. Ia sedang asik main PlayStation di kamarnya, dia sudah tak ingin bekerja lagi, pekerjaannya pun semakin menumpuk, alasan hendak pergi ke Turki hanya alasan semata, padahal ia tak benar-benar siap untuk menikah akhir-akhir ini."Aaah! Shit, kalah lagi gue..." umpatnya kesal.
Ponselnya berdering, tepat di sebelah tempat duduknya, ia hanya menoleh saja, tanpa berusaha mengangkat telepon dari seseorang yang menghubunginya itu.
"Gak cape apa itu jempol teleponin gue mulu?" Ucap Ace, ia tak menghiraukan telepon yang masuk, ia pun melanjutkannya permainannya lagi.
Di rumah Ace tengah ramai, sanak saudara sudah siap untuk acara besok, mama Ace begitu antusias. Hingga sampai siang ini benar-benar detail mempersiapkan acara pertunangan besok. Vazilla sudah sampai di depan rumah Ace, terlihat banyak mobil di rumah Ace. Sempat ada keraguan namun pada akhirnya, ia putuskan untuk tetap menemui Ace.
Crystal dan Mamanya mendengar suara mobil datang, Crystal melihat ke depan, dan nyatanya Vazilla datang.
"Ma, Kak Vazi datang. Ada apaan ya?" Tanya Crystal.
"Mau ketemu sama Ace kali, sayang.. biarin aja." Jawab Mama Ace santai. Crystal mengerutkan dahi, tadi saja orang kantor datang Ace tolak mentah-mentah, bahkan malah mendapatkan cacian, dan tadi pun Ace mengatakan pada orang rumah jangan ada tamu untuknya.
Crystal menjadi gusar, mamanya menyambut Vazilla dengan ramah, Vazilla di persilahkan masuk, Mama Ace membelai rambut calon menantunya itu, dan tersenyum.
"Mau ketemu Ace, ya? Pasti udah kangen?" Tebak Mama Ace. Vazilla tersenyum, Crystal pun datang menyapa.
"Eh, kak Vazi. Mau ketemu Ace, ya?" Tanya Crystal. Vazilla mengangguk, dan tersenyum ramah.
"Iya, adakan?" Tanya Vazilla.
"Gak-," jawab Crystal yang di potong oleh Mamanya.
"Ada, gih ke kamar.." titah Mama Ace. Crystal membelalakan matanya.
"Ih Mama, Ace gak ada!"
"Dia kan pergi," tambah Crystal. Vazilla menatap ke arah Crystal yang terlihat gugup, dan gelagapan."Hah, kapan perginya tuh anak?" Tanya Mama.
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVE YOU ACE!
Short Story(Libur up dulu) DESKRIPSI -LOVE YOU ACE- Aku pendam rasa Sebelum akhirnya aku yakin Kamulah cinta yang diam dalam hangat pelukan di waktu senja. Ya, kamu Ace... aku harap, walau aku telat menyadari perasaanku. kamu tetap tahu, kepura-puraan ini h...