11

143 12 1
                                    

Balik ke Indonesia

Gue sampe di Indonesia, mendarat dengan ganteng dan kece tentunya. Vazilla selalu ada di sisi gue, ah! Kita mah temenan, jadi ya pegangan tangan mah sah-sah aja, Pan temen. Selepas ambil koper gue menuju tempat penjemputan, gue udah hubungi Nalla, dia katanya udah sampe. Okelah!

Gak lama Nalla datang nyambut gue walau dengan tatapan aneh, karena mungkin baju gue yang gak ada siap-siapnya untuk langsung meeting.
"Pak, maaf... pakaiannya-,"

"Gak apa-apa, saya pemimpinnya. Mau meeting gak pake baju aja saya bisa kok." Jawab gue dengan santai, seperti biasanya. Nalla diam, ia mengangguk, Vazilla menatap ke arah gue.

"Loe mau meeting? Terus gue siapin baju kaya gini, Ace... Sorry banget!!" Vazilla terlihat menyesal, ia menggenggam lengan gue keras. Nalla melihat genggaman erat Nalla. Kemudian berpaling setelah tahu gue perhatiin dia.

"Udah gak apa-apa, santai aja. Gue menghargai yang udah loe siapkan, Yaudah serang kita pulang" Vazilla mengangguk. Koper sudah masuk kedalam mobil, sopir membuka pintu mobil, Ace duduk di depan dan dua wanita duduk di belakang.

"Kalian kenalan dulu dong, Vazi ini Nalla, dia sekretaris gue. dan Nalla ini Vazi, temen gue" Nalla dan Vazi saling melempar senyuman.

Selama di mobil Nalla diam, dan Vazi terus mengoceh. Dia bercerita kesana kemari, gue gak terlalu mau dengerin pembahasan cewek berisik itu, tapi Nalla sesekali memang merespon apa yang Vazi ceritakan. Mereka tertawa sesekali, baiklah para wanita sedang bergosip.

Sesampainya di tempat gue akan meeting, gue menitipkan Vazi ke sopir gue, dan gue pamitan sama Vazi juga.

"Loe balik, istirahat langsung, nanti malem gue ke rumah.. kalau loe gak kuat, nanti gue yang bilang ke Om Rangga." Vazi mengangguk. Matanya yang bulat menatap ke arah gue. Nalla berada di sisinya.
"Mana tangan loe," pinta gue ke Vazi. Vazi mengulurkan tangannya, gue genggam tangannya dengan lembut.
"Jangan bicara apapun, biar kita bicara bareng nanti Okey? Percaya sama gue, ini emang berat-,"

Vazi menepis tangannya.
"Apaan sih, Ace?! Gue gak apa-apa. Yaudah gih, gue mau pulang." Ucap Vazi kemudian. Gue tersenyum.

"Gue tahu loe kuat, Yaudah Yah.. tar malem gue ke rumah." Vazi mengangguk. Nalla tersenyum ke arah Vazi dan pamit juga padanya.

"Mari, Nona Vazilla." Vazi mengangguk dan tersenyum. Gue udah turun dari mobil dan Nala gue bukain pintu.

"Yah, jangan kangen ke gue.. nanti malem gue kesana." Vazi terkekeh.

"Pede banget!"
"Bye, Ace!" Teriaknya. Gue menutup pintu dan melambaikan tangan, mobil yang di tumpangi Vazi pun menghilang di sebuah perempatan.

Gue jalan bersama Nalla, dia terlihat segar dan juga cantik, Nalla memang enak di pandangan.
"Pak, apa tidak akan ganti pakaian dulu?" Tanya Nalla.

"Gak usah ah! Gini aja, biar santai.." jawab gue. Nalla mengangguk, mungkin pikirnya, mana ada yang meeting pakai-pakaian santai kaya yang gue pakai.

"Tadi itu nona Vazi?" Tanya Nalla.

"Iya, kenapa?" Tanya gue. Nalla menggelengkan kepalanya, seolah ia enggan bertanya kembali. Gue gak bisa liat dia menahan pertanyaannya, jadi gue pepet aja dia.

LOVE YOU ACE!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang