28

119 12 2
                                    

Hari ini Nalla pulang, Ace mengantarnya sampai rumahnya. Memang jauh dan Ace sempatkan dirinya untuk ke luar kota, demi keamanan kekasihnya.

Ace mengantar Nalla kerumahnya, dan setelah Nalla sampai ia akan beristirahat di hotel saja, tak enak rasanya jika menginap di rumah Nalla. Walaupun Nalla sendiri meminta Ace untuk beristirahat di rumahnya.

Sesampainya di rumah Nalla, Ace mendapat perlakuan kurang baik dari ayah Nalla.
"Terima kasih sudah mengantar anak saya dengan selamat, tetapi baiknya Anda pergi segera."
Ucapan angkuh itu di dapatkan seorang Portgas D Ace.

Apaan sih ni bapak-bapak, gak tahu apa ini adalah Portgas D Ace cowok keren manjalita...
Ace kesal, namun mencoba bersahabat dengan ke angkuhan ayah Nalla.

"Yah, ini Pak Ace. Dia bos Nalla, Nalla kerja di perusahaannya, ayah jangan seperti itu Yah, Pak Ace ini baik sekali." Nalla menjelaskan siapa Ace. Ayah Nalla tetap bersikukuh.

"Terserah, mau bos ataupun siapa! Ayah gak pernah ingin tahu, silahkan pulang, saya sudah berterima kasih pada Anda, dan saya harap anda tidak lagi datang kemari." Ucap ayah Nalla begitu tegas. Jiwa Ace berontak.

"Lho, saya akan kemari ketika putri Anda meminta saya menjemputnya lagi." Ucap Ace dengan tegas.

"Anak saya tidak akan meminta Anda kembali atau menjemputnya lagi. Jadi tidak perlu repot-repot menunggu. Silahkan! Nalla... ayo masuk!" Pinta ayah Nalla Seraya menarik lengan anak gadisnya itu.

Ace diam tak berkutik, baru kali ini ia mendapatkan perlakuan tidak hormat begini. Terlebih mengapa ayah Nalla tidak menyukainya?

Perasaan gue udah ganteng banget deh, kenapa ada calon mertua nolak gue dengan se begini banget! Apakah ganteng doang sekarang gak cukup? Tapi di pikir lagi gue Kan tajir melintir ketiwir-kitiwir, napa kagak mau ya punya calon mantu idaman banget kayak gue?
Batin Ace meradang. Ia tak pernah berada dalam posisi Seperti ini. Ace melangkah menuju mobilnya dan pergi menuju hotel.

Di hotel ia menghubungi Vazilla. Entah mengapa ia mengingat gadis itu.

"Hallo, ada apa Ace?" Tanya Vazilla dengan nada yang santai.

"Gue Bete sama bokapnya Nalla, kayaknya gak suka gitu sama gue!" Ucap Ace mengeluh.

"Lah, emang gimana? Loe nya kali gak sopan sama bapaknya!" Ace menarik napasnya kebingungan.

"Kurang apa gue Vazilla, ganteng udah, tajir apalagi.." Vazilla tersenyum mendengar keluhan Ace.

"Ace, cinta itu gak mandang ganteng atau tajir.. mungkin loe harus rubah sikap lain." Ucapan Vazilla membuat Ace berpikir.

"Sikap gue Kan udah kalem gini, apalagi? Gue udah sopan santun, masa sih gue gak sopan?" Tanya Ace.

"Ya sih, gak tahu juga ah Ace! Gue Kan bukan Nalla, loe tanya aja sama Nalla kenapa bapaknya begitu sama loe, kenapa nanya gue!" Tanya Vazilla kesal.

"Yeee, gue Kan minta pencerahan aja sama loe. Yaudah nanti gue telepon Nalla deh! Loe lagi apa Heh!" Tanya Ace.

"Lagi nunggu," jawab Vazilla.

"Nunggu siapa?" Tanya Ace Kepo bercampur heran.

"Nunggu Axton. Dia mau ajak gue jalan-jalan lagi." Jawab Vazilla dengan cuek.

"Tunggu! Lagi kata loe??! Jadi loe sama Ax udah pernah jalan?" Tanya Ace.

"Iya kenapa?"
"Kemarin gue jalan sama dia, seru sih orangnya.. romantis gitu.." ucap Vazilla tanpa beban sedikitpun.

Ace menarik napas dalam-dalam.
"Gue mau pulang ah, bodo amat sama Nalla. Nanti aja kalau dia suruh gue jemput gue balik sini lagi, loe sekarang jangan ketemu sama Axton! Dia gak akan datang! Percaya sama gue!" Ucap Ace tiba-tiba. Ace sedang memainkan ponsel satunya lagi, meminta seseorang memberi pekerjaan dadakan pada Axton, atau membuat alasan agar Axton tidak bisa datang.

"Eh bener lho, kok loe tahu sih? Ini Axton datang... hahaha, Yaudah ya, gue mau jalan dulu sama axton, bye Ace..." Vazilla menutup teleponnya.

Ace di buat kesal.
Kenapa...?
Kok bisa si Ax datang! Kesel gue..
batin Ace.

Axton mendapat kabar bahwa ia harus ke kantor secara dadakan, padahal perkerjaannya sudah ia selesaikan. Namun ia sudah terlanjur berada di jalan, dan sudah dekat dengan kediaman Vazilla.

"Hai...?" Sapa Axton. Vazilla tersenyum, ia berlari kecil untuk menghampiri Axton.
"Maaf ya agak lama, tadi terima telepon dulu di jalan." Ucap Axton dengan senyuman yang manis.

"Iya gak apa-apa," jawab Vazilla. Vazilla masuk ke dalam mobil Axton. Axton terlihat bahagia,

"Vazilla, gak apa-apa Kan kalau misalnya kita ke kantor aku dulu? Tadi ada telepon dadakan banget, padahal kerjaan udah aku selesaikan, tapi masih ada aja yang tanya-tanya, gimana?" Axton dengan ramah meminta ijin pada Vazilla karena acara jalan-jalannya terganggu.

"Ya gak apa apa, ayo aja." Axton tersenyum dengan pengertian Vazilla.

"Sebentar kok, gak lama.." Vazilla mengangguk.

Mereka pun melaju menuju kantor Axton. Selama di perjalanan Ace menganggu Vazilla, ia mengirim pesan terus menerus. Walaupun menurut vazilla pertanyaan Ace itu begitu receh sekali.

"Loe mau kemana sama Axton?!"
Vazilla menatap layar ponselnya dengan sedikit jahil.

"Gue mau ke hotel," jawab Vazilla. Ace yang mendapati pesan seperti itu semakin tak enak diam.

"Ngapain loe ke hotel, gue pesenin taxi, loe Dimana ini? Gue suruh taxi jemput loe!"

Vazilla terkekeh dengan balasan Ace.
"Apasih Ace, enggak kok! Gue mau ke kantor Axton dulu, Enggaklah ngapain ke hotel? Aneh banget sih loe..." ucap Vazilla.

"Hmm, Yaudah..."
Ace tak hubungi Vazilla lagi, yang ingin ia lakukan adalah pulang pulang pulang.

Gue harus balik, gue gak rela si Ax sama Vazilla, ngapain sih dia pedekate segala, kesel gue!
Ace mengumpat kesal.

LOVE YOU ACE!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang