20

135 11 1
                                    

NEMBAK

-Portgas D Ace POV-

Gue kok ngedadak kesel ya lihat Vazilla kalau deket Axton, pernah sesekali gue lihat dia lagi liatin Axton renang di kolam. Yaiyalah di kolam, mana ada renang di lapangan! Kenapa sama gue, tadi kok bawaannya emosi banget liat si Vazilla sama Axton. Ah! Gak gue gak mau pikirin hal itu, mungkin aja gue terlalu waspada karena-, astagfirullah! Kenapa gue lupa kalau mau Nanyain Luna ke si Axton! Ah nanti aja deh gue tanya ke Axton.

Hari ini gue lagi pake mobil serba item. Gue mau ngajak Nalla kencan! Hehehe... sekalian gue mau tahu katanya dia udah dapet beberapa referensi rumah buat gue. Ya siapa tahu cocok, gue males serumah sama si Axton. Gatel gue kalau deket-deket Axton.

Nah itu dia, cewek cakep udah nunggu.. gue pencet klakson, dan Nalla menoleh ke orang ganteng. Dia pun segera naik, gue gak mau ke apartementnya, hari ini gue mau bawa Nalla makan jalan-jalan, intinya gue kangen sama dia karena dari Kemaren gue gak ketemu.

"Lama nunggu saya?" Tanya gue ke Nalla. Nalla tersenyum.

"Gak terlalu lama, sekitar 7jam setelah Pak Ace bilang mau ketemu dan ajak makan." Jawab Nalla membuat gemas saja. Gue hanya tersenyum, dan mulai menggodanya.

"Serius? Lama banget nunggu saya, di depan situ sampe 7jam?" Tanya gue ke Nalla. Nalla menotos bahu gue yang keren ini.

"Gak gitu juga Pak, ih Pak Ace ini.." jawab Nalla lagi.

"Kenapa sama aku?" Tanya gue ke Nalla dengan nada yang lembut. "Aku ganteng ya?" Tanya gue. Nalla tersipu malu, tunggu! Seharusnya gue Oii yang tersipu malu. Kenapa Nalla yang keliatan malu coba? Tapi gak apa-apa dia cantik, cantik banget.

"Mulai sekarang jangan panggil aku Pak, panggil kamu, sayang atau cinta, ganteng, apa kek.. terserah!" Ucap gue ke Nalla sambil gue pegang tuh tangannya, gue rasain tangan Nalla dingin.

 terserah!" Ucap gue ke Nalla sambil gue pegang tuh tangannya, gue rasain tangan Nalla dingin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Nalla, saya suka sama kamu..." Nalla meremas tangan gue, antara Gemes sama tidak menyangka sepertinya, tapi emang gini! Gue emang udah berniat buat bilang ini ke Nalla.

"Pak-, maksudnya gimana?" Tanya Nalla. Gue hanya tersenyum, dan cium punggung tangannya.

"Ace suka sama Nalla, denger gak?" Tanya gue. Nalla tersenyum, dia melepas tangan yang udah gue cium dan gue genggam tadi.

"Saya ingin percaya, tapi pasti ini bohongan Kan?" Tanya Nalla, Yaelah! Udah ganteng, wangi dan maskulin gini gue nembak kagak di percaya.

"Seriusan, saya suka sama kamu.."
Lampu merah seakan mendukung buat mobil gue berhenti dan mengatakan hal itu dengan serius ke Nalla. Nalla kembali tersenyum, ia menutup mulutnya dengan kedua tangannya.

"Seriusan Pak?" Tanya Nalla lagi.

"Very Serious, Nalla." Jawab Nalla tersenyum dan histeris, kemudian meluk gue dan gue kaget serta tersenyum bahagia.

"Kamu Seriusan nembak aku, aku sekretaris kamu, dan mama kamu pasti gak setuju, kamu akan kena masalah Ace," ucap Nalla mengingatkan gue tentang mama.

"Iya tahu, tapi gimana dong? Perasaannya ke kamu?" Tanya gue ke Nalla. Nalla tersenyum, lampu merah pun berganti jadi hijau.

"Vazilla gimana?" Tanya Nalla. Gue tahu pasti Nalla juga pikirin hal itu. Tapi gimana dong?! Hari ini gue nyaman sama Nalla, dan hari-hari nanti, gue gak tahu gue bakalan nyaman sama siapa.

"Vazilla, ya gak apa-apa. Dia emang kenapa?" Tanya gue ke Nalla. Nalla tersenyum lagi.

"Aku seneng banget denger kamu suka sama aku, tapi aku gak tahu apakah ini bener atau enggak?" Gue jadi bingung sendiri.

"Emang kalau suka sama kamu gak boleh, Nalla.. banyak hal yang perlu kamu tahu tentang aku dan Vazilla. Jadi aku bakalan bilang ke kamu, bertahap." Gue yakin Nalla bakalan ngerti secara Nalla ini dewasa orangnya, dan Vazilla aduh! Dia bocah labil.

Gak sadar gue ydah sampe di restoran yang sudah gue Kepoin kemarin, restoran romatis buat pasangan se ganteng gue.
Nalla sekretaris gue, tapi dia mengimbangi gue, dia bener-bener elegant, gue gak ngerti kenapa tipe cewek gue ada di Nalla, sedangkan Vazilla... dia tipe anak muda Masa kini.

Gue duduk, dan menatap Nalla yang senyum terus ke gue.
"Hai cewek baru Ace?" Tanya gue ke Nalla. Nalla tersenyum, ia tersipu malu.

"Kamu belum jawab, kamu mau jadi cewek aku?" Tanya gue ka Nalla lagi. Nalla menunduk malu.

"Aku udah suka sama kamu, tau! Dari pertama ketemu, semua mengenai kamu aku suka, sampe ciuman itu.. aku sampe ke bablasan." Gue hanya nyengir aja, melihat Nalla yang memerah wajahnya membuat gue semakin gemas aja.

"Ya, aku tahu kalau kamu udah suka dari dulu, siapa sih yang gak bisa Ace dapetin." Ucap gue. Nalla bersandar di bahu gue, gue usap tuh rambut yang wanginya Strawberry.

"Jangan cemburuan ya, Vazilla belum tahu kalau aku mau nembak kamu." Nalla menarik tubuhnya dari sandaran nya.

"Kenapa gak bilang Vazilla?" Tanya Nalla yang terlihat heran.

"Aku bilang belum, nanti juga tahu.." Nalla tersenyum lagi.

"Tadi mama bilang pernikahan aku sama Vazilla mau di percepat-,"

Nalla melepaskan tangannya seketika, Emangnya gue apa sampai Nalla Sebegitu kagetnya.
"Kamu mau nikah sama Vazilla, tapi kamu nembak aku? Kamu mau mainin aku Kan Ace?" Tanya Nalla. Gue terkejut dengan penilaian dia terhadap gue.

"Enggak, aku gak punya pikiran kayak gitu, kalau mau mainin kamu kenapa enggak dari kemarin-kemarin aja?" Tanya gue ke Nalla. Nalla menjadi diam.

"Kamu itu hari ini buat aku ke atas, terbang... dengan ucapan kamu yang bilang suka ke aku, tetapi udah aku di atas, kamu bilang kamu mau nikah sama Vazilla.. aku jatuh Ace.."

Gue semakin bingung, padahal gue cuma mau bilang apa adanya dengan keadaan gue.
"Dengerin dulu, aku bilang aku suka ke kamu, aku utamain dulu perasaan aku. Kemudian aku jelasin keadaan aku saat ini, kamu bisa pahami aku?" Tanya gue ke Nalla. Nalla diam beberapa saat.

"Maaf, aku terlalu kaget denger kamu mau nikah. Ya gimana gak kaget coba? Kamu bilang dalam waktu bersamaan..." Nalla menggelengkan kepalanya, gue hanya tersenyum dan kemudian bawa Nalla ke pelukan gue.

"Ya emang waktunya juga bersamaan, pas siang aku udah teguhkan di hati harus bilang ke kamu tentang perasaan ini, eh Vazilla bilang Mama mau mempercepat ya." Nalla memeluk semakin erat.

"Terus gimana?" Tanya Nalla.

"Jalani aja, kalau kamu mau.. kalau enggak gak apa-apa, yang jelas kamu tahu, perasaan aku." Nalla menatap gue dengan senyuman dan rasanya gue seneng di tatap dia.

"Kalau sama-sama, mungkin gak akan berat jalani nya." Ucap Nalla. Gue hanya membelai wajah Nalla.

"Akan berat, sewaktu-waktu. Aku hanya perlu wanita kuat seperti kamu, wanita yang mau bersabar dalam hal apapun, sekalipun itu pahit." Nalla memeluk kembali. Gue nyaman banget sama dia.

Gue gak berniat buat berkhianat, tetapi inilah perasaan gue, dan syukurlah terbalas. Ucapan gue gak seenaknya keluar tanpa pikir panjang, Nalla akan menjadi sebuah alasan Dimana gue akan nolak pernikahan dengan Vazilla. Gue perlu selamatkan Vazilla karena dia emang enggak pernah mau nikah sama gue, sekalipun gue mau.. tapi Yaudah! Kita cuma temenan aja. Vazilla anggap gue sahabat, dan gue pun harus seperti itu, terlebih ada kenyamanan di balik hubungan antara bos dan sekretaris yang gue jalani dengan Nalla.

LOVE YOU ACE!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang