49

68 6 1
                                    

APA MASIH, ATAU TELAH BERUBAH

Acara pertunangan antara Ace dan Amaira di gelar dengan meriah, Amaira terlihat cantik dengan balutan gaun abu-abu, begitupun dengan Ace yang sudah terlihat gagah bersama teman-temannya. Pandangan Ace tak terlepas dari Amaira, dia sangat cantik dan begitu indah bagi Ace.

Ace berjalan mandiri dengan gagah menuju Amaira yang tengah berjalan dengan dayang-dayang di sisi kanan kirinya yang tak lain, ibu hamil dan Crystal. Ketiga wanita itu cantik, namun yang lebih unggul adalah wanita yang berada di tengah dengan binar mata dan senyuman bahagia.

Ace datang menjemput Amaira, mereka bertemu di tengah ruangan yang luas dengan tatapan yang terlihat bahagia.

"Kamu cantik..." ucap Ace memuji Amaira yang terlihat sempurna baginya. Amaira menundukan kepalanya, ia malu mendapat pujian dari calon suaminya itu.

Di raihlah tangan lentik Amaira, di tatapnya lekat-lekat, dan Ace tersenyum melihat Amaira yang terlihat malu-malu.

"Hari, dimana penantian kamu dan pencarian aku berakhir, malam ini kita akan saling memiliki, kita akan saling mengikat satu sama lainnya. Amaira, dengan segenap hati yang aku miliki, dengan segenap cinta dan keyakinan yang aku percaya, aku memilih kamu untuk menjadi pendampingku, kamu hanya harus menunggu dua hari lagi, untuk bukti cinta itu, lalu kita akan bersama selamanya."

Amaira tersenyum, ia meresapi apa yang Ace katakan. Pria tinggi dengan wajah tampan yang selalu dapat meluluhlantahkan hatinya itu sangatlah bersungguh-sungguh.

"Dengan cincin ini, aku akan mengikat kamu, dan memberitahu dunia bahwa kamu sudah dimiliki olehku."

"Apa kamu mau menerimaku, dengan segala kelebihan yang aku miliki?" Tanya Ace dengan percaya diri.

Para tamu tersenyum, saling menggelengkan kepala, karena ucapnya itu.

Amaira pun menjawab.
"Ya, aku terima ikatan ini.. dan aku akan dengan senang hati menjaga statusku yang sudah di miliki."

Ace tersenyum bahagia. Semua bertepuk tangan meriah, Ace memasangkan cincin yang sudah dia siapkan, cincin indah bermahkota kan berlian, Amaira begitu terharu.

Amaira menatap Ace dan mereka berpelukan. Semua bersorak turut bahagia, Ace merasa lega. Semua berjalan baik.

"Amaira terima kasih, kamu adalah penyempurna hidupku." Ucap Ace membelai wajah Amaira setelah memeluknya dengan erat. Rona wajah Amaira begitu terpancar, bahagia, dan bersyukur.

Vazilla di ujung sana hanya tersenyum, sungguh acara ini sangat mengharukan. Belum lagi, sebelum acara di mulai, mereka menayangkan video bagaimana kisah Ace dan Amaira di mulai, mereka memang tanpa sadar saling mencintai satu sama lainnya, hanya saja terpisah jarak, dan terhalang restu.

Crystal menghampiri Vazilla, dia tersenyum dan memeluk Vazilla, Vazilla datang sendiri, pacarnya David sedang ada urusan ke luar kota, jika tak datang.. ia akan malu sekali pada Ace, karena Ace sendiri yang mengundang Vazilla, bahkan mengutus Sopir untuk meN jemput Vazilla, mau tak mau Vazilla pun datang.

Mama Ace melihat kedatangan Vazilla, ia pun turut menghampirinya, Mama Ace tersenyum, dengan kecantikan mantan menantunya itu.

"Sini dong, masa jauh-jauh sama tante?" Mama Ace memang tak pernah memutus tali silaturahminya, diam-diam keluarga Ace dan keluarga Vazilla berbaikan seiring berjalannya waktu. Karena kedua orangtua dari kedua belah pihak sudah sama-sama dewasa, jadi mereka tidak mempermasalahkannya.

Vazilla nampak canggung, namun perlahan ia membiasakan dirinya, di pesta itu. Hingga pesta hampir usai, dan Amaira berganti pakaian, Ace masih bersama teman-temannya, berpesta, dan terlihat sangat bahagia.

"Ace, loe gak mau sapa Vazilla?"

Ace menoleh, ia menitipkan gelas minumnya pada Morgan temannya, ia pun berjalan menuju ke arah Vazilla.

"Makasih udah datang." Sapa Ace.
"Kamu tadi aku ajak gabung, malah sama Crystal terus.." Vazilla hanya tersenyum.

"Sama-sama, lagian tadi juga ada Papa kok. Selamat ya Ace, udah hampir sold out, bahagia selalu ya?"

Ace memeluk Vazilla tanpa malu.
"Thanks banget!"
"Vazilla, kita masih teman kan? Inget gak?" Tanya Ace.

Vazilla tersenyum. Ia mengingat masalalu bersama Ace saat ia berada di pantai. Ace menawarkan pernikahan, namun karena Vazilla masih memiliki hubungan, Vazilla jelas menolak. Dan kemudian, Ace pula menawarkan pertemanan dengannya.

Vazilla datang, ia memeluk Ace dengan hangat. Ia menepuk punggung Ace.
"Di awali dengan pertemanan, dan di akhiri dengan pertemanan, gitu kan Ace?" Tanya Vazilla yang masih mengingat moment saat Ace meminta peluk tanda pertemanan. Ace mendekap erat Vazilla.

"Kalau ada apa-apa, jangan sungkan hubungi aku, ya?" Vazilla melepas pelukannya. Ia tak mau kelebihan nyaman di pelukan Ace.

"Hmm, kalau inget." Jawab Vazilla dengan candanya.

Ace memandangi Vazilla. Ada rasa bersalah, tapi sudahlah. Vazilla bisa mendapatkan pria baik bahkan lebih baik darinya, walau itu sebuah ketidakmungkinan yang hakiki.

Amaira selesai berganti pakaian, dia datang kembali ke aula megah itu, ia mengganti gaun panjangnya, dengan gaun yang pendek dan tetap terlihat elegan. Amaira mencari Ace, ia menengok kiri dan kanan, namun tak ada, hingga matanya tertuju pada sosok Ace yang tengah bersama Vazilla.

Tatapan Vazilla masih hangat untuk Ace, Amaira merasakan hal itu, namun kini Ace sudah menjadi miliknya, ia pun datang menghampiri Ace. Vazilla melihat kehadiran Amaira, ia menjadi salah tingkah. Namun Amaira hanya tersenyum, ia menepuk pundak Ace lembut.

"Ace..?" Panggilnya sangat halus.

Vazilla menunduk, Amaira amatlah lemah lembut, tutur kata yang ia lontarkan amatlah halus, tidak dengannya yang sering seenaknya pada Ace.

"Hai, Vazilla. Senang kamu datang, terima masih.." ujar Amaira dengan ramah. Vazilla tersenyum kikuk, Ace tersenyum sambil merangkul kan tangannya di pundak Amaira, namun Amaira menghindar.

Ace tersentak, ia terkejut dengan sikap Amaira yang menghindari tangannya.

"Sama-sama, selamat ya. Aku ikut bahagia." Jawab Vazilla. Amaira tersenyum, ia ingin lebih banyak bercerita, atau mengobrol dengan Vazilla namun, sepertinya Vazilla tidak nyaman dengan keberadaannya. Dia hanya diam, dan menjawab seperlunya saja. Keduanya sangat canggung, Ace tak bisa mencairkan suasana, ia pun ikut canggung.

Amaira melirik Ace, kemudian tersenyum.
"Kamu kenapa, kok jadi canggung gini sih? Santai aja kali."

Ace tersenyum kikuk.
Vazilla tersenyum, melihat Ace terlihat tegang, benar! Aura Amaira berbeda, ia mampu menaklukkan sifat Ace yang biasanya pecicilan.

"Amaira, sini..." panggil Mama Ace, Amaira pun pamit pada Vazilla, tanpa pedulikan Ace, Amaira datangi Mama Ace. Mama Ace, mengenalkan Amaira pada temannya, bahwa Amaira ini calon menantunya. Amaira memperkenalkan dirinya.

Ace pun turut pamit pada Vazilla, ia akan mengakhiri acara ini, karena kini sudah hampir tengah malam. Ia ingin menutup acara dengan terima masih yang banyak bagi orang-orang terdekatnya.

*

20 menit, saat Amaira berganti baju.

"Rame dong! Pesta bujang, yang bener-bener bikin happy. Ace kasih cewek-cewek cantik! Bener, dia bongkar tabungan cewek-cewek cantiknya."

Suara riuh terdengar dengan kamar ganti, pria sedang membicarakan perihal pesta, Amaira yang hendak keluar dari kamar ganti, menahan pintunya yang hendak ia buka. Ia tahan, untuk tidak keluar.

"Ya, gue mah yakin lah! Mana ada cewek yang kagak tunduk liat cowok kayak si Ace yang good looking gitu."

Amaira menguping. Ia meremas gagang pintu, Ace mengatakan bahwa ia akan perpisahan melepas masa lajangnya, tapi pada akhirnya ia tahu pesta apa yang di gelar Ace.

Hati, dan telinga Amaira panas, bisa-bisanya telinganya mendengar hal keji itu di saat ia sudah menjadi tunangan Ace.

"Apa masih, atau telah berubah.."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 12, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

LOVE YOU ACE!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang