Beberapa menit kemudian, sebuah klakson mobil terdengar dari depan rumah Lanta. Pemuda itu menatap Abiana dengan tatapan panik, karena untuk pertama kalinya dia akan berhadapan dengan seorang Jayandra Aditama yang merupakan orang paling kuat di SMA Yudistra sebelum Algian.
Jelas Lanta mengenalnya, tetapi ia belum pernah berinteraksi bahkan bertemu langsung dengannya, karena Lanta sebisa mungkin selalu menghindari orang-orang yang kuat.
"Sana lo samperin," kata Abiana mengisyaratkan matanya ke arah pintu.
"Deg-degan gue, Bi."
"Lebay! Udah kayak mau di lamar aja pake segala deg-degan." Cibir Abiana.
"Lambemu!"
Abiana cengengesan, dan Lanta pun akhirnya pergi keluar untuk menghampiri tamu yang dipercayai adalah Jay—kakak kelasnya di SMA Yudistra.
Sepeninggalan Lanta, Abiana terdiam di tempatnya. Jujur saja, dia juga merasa deg-degan karena akan bertemu dengan Jay. Bagaimana tidak? Dulu saat Abiana masih baru masuk SMA Yudistra, dia terpesona akan ketampanan yang Jay pancarkan. Aura pemuda itu terlihat positif, apalagi jika dia tersenyum, senyumannya terlihat sangat manis. Dan karena itu pula, Abiana pernah menyukai seorang Jayandra Aditama.
Namun ketika Abiana tahu jika ternyata Jay adalah seorang pemimpin dari berandalan, Abiana perlahan-lahan berusaha untuk menghilangkan rasa sukanya. Karena bagaimana pun juga, Abiana tidak mau berhubungan dengan berandalan.
Menurutnya, itu cukup menakutkan.
Sebenarnya Abiana juga tidak menyangka jika ternyata dibalik positif vibes yang selalu Jay pancarkan, terdapat sisi yang menyeramkan. Sering sekali saat masih kelas sepuluh, Abiana mendengar jika Jay sering tawuran dan memukuli orang.
Larut dalam lamunannya, Abiana tidak menyadari jika seorang pemuda di sampingnya mulai tersadar. Hal itu membuat Abiana yang duduk di ujung kaki Algian menggeser tubuhnya dan menatap Algian dengan terkejut.
"Gue dimana?" Tanya Algian begitu dia bangkit dari posisi tidurannya, dia bersandar pada lengan kursi dan matanya langsung menemukan sosok Abiana yang sedang menatapnya takut-takut.
"Lo... di rumahnya Lanta." Jawab Abiana, lalu dia nyengir canggung.
Terlihat Algian masih mencerna dengan apa yang terjadi. Dia seolah sedang berpikir mengapa dia ada di tempat ini sekarang.
Belum sempat Algian bertanya lebih lanjut, dua orang pemuda yang mempunyai tinggi yang sana datang.
"Al?" Jay memanggil dengan tatapan khawatir.
"Bang Jay?"
"Siapa yang mukulin lo?" Tanya Jay seraya menghampiri Algian. Pemuda yang lebih tua itu memperhatikan wajah Algian yang dipenuhi luka lebam. Tak lama dia meringis sambil berdecak emosi.
Algian tidak langsung menjawab, melainkan dia menoleh ke arah Abiana dan juga Lanta. "Anggota KING." Jawab Algian kemudian, dia mengalihkan tatapannya kembali pada Jay.
Jay tidak membalas perkataannya, melainkan dia diam seperti sedang menahan amarah.
Lanta dan Abiana yang mendengar percakapan mereka hanya bisa terdiam, karena mereka bingung harus bagaimana.
KAMU SEDANG MEMBACA
SOVEREIGN
Teen FictionIni adalah pertarungan antara si lemah dengan si kuat. Di sekolah ini terdapat persaingan yang sangat ketat. Mungkin untuk sebagian orang, menjadi pintar adalah kunci utama untuk meraih posisi pertama. Namun, hal itu tidak berlaku di SMA Yudistra...