"Ya udah, pergi aja sana. Lumayan ikan cupang mahal lo mau di ganti."
Perintah Lanta tersebut membuat Abiana yang sedang berdiri di depan kelasnya itu merengut kesal. Dia baru saja menceritakan jika dia di ajak pergi untuk membeli ikan cupang bersama Algian kepada Lanta.
Abiana kira Lanta akan mencegahnya, tetapi ternyata malah kebalikannya. Sahabatnya itu menyuruh Abiana agar pergi saja.
"Lo kenapa enggak cegah gue, si?!" Heran Abiana.
"Soalnya gue enggak mau lo dapet masalah." Jawab Lanta dengan santai, "kalau lo nolak, nanti dia marah gimana?"
Bibir Abiana menukik ke bawah, "iya sih. Nanti malah jadi panjang urusannya. Tapi 'kan, lo tau sendiri, Algian tuh agak nyeremin, dia ketua berandalan, gimana kalau gue malah di ajak tawuran?"
Lanta refleks menjitak kepala Abiana dengan sayang, "jangan kebanyakan berspekulasi! Santai dan enjoy aja, niat dia baik mau ganti rugi alias tanggung jawab." Balasnya.
Sambil mengusap-usap kepalanya, Abiana yang semula lesu, kini berdiri tegak dan menghadap ke arah Lanta yang lebih tinggi darinya. "Lo ikut aja gimana?" Ajak Abiana dengan tatapan memelas.
Kepala Lanta lantas menggeleng "enggak bisa." Katanya, "gue ada les hari ini."
"Bolos aja!"
"Bolos mata lo. Hari ini mau bahas soal fisika yang enggak gue ngerti. Jadi sayang kalau gue bolos." Jelas Lanta membuat Abiana menatapnya dengan tatapan sok kecewa.
"Lanta mah..."
"Buruan, samperin aja. Ini gue mau berangkat, takut telat." Suruh Lanta sambil mendorong sedikit bahu Abiana agar gadis itu berjalan, karena sekarang posisi mereka berada di koridor kelas.
"Ya udah, deh." Kata Abiana meskipun bibirnya cemberut lucu.
Lanta terkekeh sambil mengusak rambut sahabatnya tersebut, "nanti kalau ada apa-apa lo tinggal telepon gue aja."
"Terus lo bakal datang kalau gue di apa-apain?"
"Enggak, gue 'kan sibuk." Kekeh Lanta membuat Abiana menabok punggung pemuda tinggi tak berisi itu.
Lanta tentu saja meringis, sedangkan Abiana cemberut kesal.
Akhirnya Abiana berjalan lebih dulu, dan Lanta membuntutinya di belakang. Dua orang yang bersahabat itu berjalan menuju gerbang sekolahan. Sekarang memang sudah waktunya jam pulang, sehingga parkiran yang ada di dekat gerbang cukup ramai.
Ketika Abiana hendak sampai ke parkiran, Abiana menatap pos satpam dengan cemas. Rasanya dia gugup dan khawatir, karena bagaimana pun juga sebentar lagi dia akan pergi bersama Algian yang merupakan pemuda paling ditakuti di SMA Yudistra.
Ada rasa takut juga yang muncul di hati kecilnya Abiana, ia takut beneran di ajak tawuran oleh Algian. Meskipun mungkin pikiran Abiana terlalu berlebihan.
"Gue duluan, hati-hati ya!"
Setelah mengusap kepala Abiana sekilas, Lanta pun akhirnya pergi meninggalkan Abiana. Membuat Abiana yang berhenti di dekat pos satpam itu melototkan matanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
SOVEREIGN
Teen FictionIni adalah pertarungan antara si lemah dengan si kuat. Di sekolah ini terdapat persaingan yang sangat ketat. Mungkin untuk sebagian orang, menjadi pintar adalah kunci utama untuk meraih posisi pertama. Namun, hal itu tidak berlaku di SMA Yudistra...