Motor Algian memasuki parkiran sebuah rumah sakit umum. Hal tersebut membuat Abiana yang masih duduk anteng di boncengan merasa bingung.
Ketika motor berhenti, Abiana pun langsung turun dan mengedarkan pandangan ke sekitarnya.
"Gue ada urusan di sini sebentar, enggak pa-pa 'kan?" Tanya Algian ketika sudah menyimpan helmnya.
Pemuda tinggi itu menyisir rambutnya ke belakang, membuat Abiana yang melihat terdiam. Jika diperhatikan, Algian itu benar-benar tampan. Pantas saja ada banyak murid perempuan SMA Yudistra yang menyukainya.
"Enggak pa-pa. Gue nunggu di sini aja atau gimana?" Abiana bertanya.
"Ikut aja."
Akhirnya mau tidak mau Abiana pun membuntuti Algian yang berjalan memasuki rumah sakit. Selama di perjalanan dia diam karena tidak tahu harus memulai percakapan bagaimana. Rasanya masih cukup canggung karena Abiana merasa jika dia belum terlalu akrab dengan Algian. Dan juga Abiana merasa jika dia harus sedikit hati-hati karena saat ini dia sedang bersama Algian si 'raja' SMA Yudistra.
Abiana dan Algian pun masuk ke gedung rumah sakit. Kini mereka berdua berjalan beriringan dan berjalan dalam kesunyian, hanya terdengar beberapa alat rumah sakit dan percakapan orang-orang yang ada di sekitar sana.
"Sorry, gue telat. Lo enggak pa-pa kak?"
Abiana yang semula menoleh ke sana kemari untuk melihat sekitarnya meluruskan pandangan ke depan. Langkah dia pun berhenti bersamaan dengan Algian, dan Abiana bisa melihat seorang pemuda yang berdiri dan seorang perempuan yang duduk di sebuah kursi roda.
Mata Abiana sedikit melebar kala melihat sosok pemuda tinggi yang berdiri itu, lalu matanya semakin melebar dan mulutnya menganga kala melihat sosok gadis yang ada di kursi roda.
"Kak Anis?!" Seru Abiana terlihat tidak percaya.
Gadis yang ada di kursi roda itu menatap Abiana, dia sama-sama terkejut, "Loh?! Abiana, ya?!"
Bibir Abiana menyunggingkan senyuman "iya! Ini gue kak! Astaga, udah lama banget enggak liat kakak!"
Abiana memeluk pelan gadis bernama Anis yang duduk di kursi roda. Ia tersenyum sangat lebar, seakan senang karena bisa melihat kakak kelas yang sudah lama tidak dilihatnya.
"Loh, kalian saling kenal?" Pemuda bersurai hitam yang berdiri di samping Anis bertanya, dan Anis menganggukan kepalanya.
"Dia Abiana, junior aku waktu di osis dulu." Jelas Anis membuat Abiana mengangguk dan melemparkan senyuman sopan kepada Jay.
Sebenarnya jantung Abiana sudah deg-degan tidak karuan karena lagi-lagi dia bertemu dengan mantan gebetannya. Tetapi di samping itu, Abiana juga penasaran, mengapa Jay ada di sini dengan Anis. Abiana tahu mereka satu angkatan, tetapi Abiana penasaran dengan hubungan mereka berdua.
Apalagi panggilan Anis kepada Jay sedikit berbeda, membuat Abiana mulai menduga-duga hal yang membuat hatinya sedikit terluka.
"Oh gitu. Sayang, Abiana ini juga yang malam tadi nolongin Algian." Jayandra berucap membuat Abiana yang masih tersenyum mematung.
Senyuman Abiana masih terpampang, tetapi jantungnya seakan berhenti berdetak kala mendengar Jay memanggil Anis dengan sebutan 'sayang'.
KAMU SEDANG MEMBACA
SOVEREIGN
Teen FictionIni adalah pertarungan antara si lemah dengan si kuat. Di sekolah ini terdapat persaingan yang sangat ketat. Mungkin untuk sebagian orang, menjadi pintar adalah kunci utama untuk meraih posisi pertama. Namun, hal itu tidak berlaku di SMA Yudistra...