Algian baru saja selesai mendengar pengarahan dari pak Niki yang tak lain dan tak bukan adalah pembina osis SMA Yudistra yang baru.
Mulai hari ini, osis resmi didirikan kembali dengan jumlah anggota sebanyak empat belas orang. Sebenarnya yang benar-benar pernah menjadi osis hanyalah Lanta, Abiana, Zeya, Samuel, Evan, Tira, dan Nawan. Algian, Arki, dan Bayu merupakan anggota baru dia angkatan kelas sebelas. Sedangkan di kelas sepuluh ada Zito beserta dua temannya, Maya dan Kenzie.
Pak Niki memberikan arahan untuk anggota osis yang baru. Dia mengatakan jika tugas pertama mereka adalah membentuk struktur organigram. Untuk ketua sementara semua setuju jika Lanta adalah orang yang cocok. Sehingga untuk sementara, Lanta akan menjadi seseorang yang memberikan arahan setelah pak Niki. Lagipula tidak ada lagi yang cocok selain Lanta. Mungkin nanti akan di adakan pemilihan dan pelantikan ketua jika osis resmi membuka pendaftaran dan sudah resmi menjadi organisasi tetap di sekolah.
Lalu wakilnya adalah Abiana.
Bagaimana pun juga, Lanta dan Abiana akan cocok bersama. Sehingga mereka setuju jika mereka berdua menjadi ketua dan juga wakilnya.
Lalu ada sekretaris yang anggotanya adalah Tira dan Sam, kemudian bendahara oleh Zeya dan Evan.
Untuk sementara hanya ada itu saja. Mereka belum membentuk divisi-divisi karena osis saat ini masih osis sementara yang didirikan secara mendadak. Bisa dibilang mereka masih dalam masa percobaan.
"Untuk saat ini, itu saja. Untuk rencana kegiatan selanjutnya bapak serahkan pada kalian semua, terutama kepada Lanta. Ajak teman-teman berdiskusi tentang tindakan yang akan osis lakukan selanjutnya. Lalu berikan laporannya kepada bapak."
Semuanya mengangguk, terutama Lanta. Pemuda yang duduk di paling depan bersama Zeya dan Abiana itu nampak fokus.
"Bapak harap kalian berhasil membuat sekolah ini berubah. Bapak berharap besar kepada kalian semua. Mari kita sama-sama membangun sekolah yang lebih baik. Jika ada hal yang kalian butuhkan atau ada halangan, laporkan saja kepada bapak. Bapak tidak akan diam saja."
Itu adalah kalimat penutup dari pak Niki. Setelah itu pak Niki pergi, dan Lanta mulai mengajak yang lain berkumpul untuk berdiskusi.
Saat Algian bangkit berdiri, mata runcingnya tidak sengaja melihat Santo. Algian menaikan sebelah alisnya, bertanya-tanya sejak kapan pemuda itu ada di ruangan ini.
Akhirnya untuk menghilangkan rasa penasarannya, Algian menghampiri Santo, dia berdiri di samping pemuda itu membuat sang empunya menoleh. Santo nampak terkejut, sedangkan Algian menatapnya penuh selidik.
"Lo ngapain di sini?"
"Gue dulu anggota osis." Santo berusaha untuk santai.
Algian menatapnya aneh, seakan tidak percaya dengan apa yang dikatakannya itu. "Lo nggak berniat berbuat busuk dengan cara masuk osis 'kan?" Algian bertanya curiga.
"Nggak."
"Aneh."
"Kalau lo nggak percaya, ya udah." Santo akhirnya memilih untuk pergi meninggalkan Algian dan menghampiri Lanta yang sudah berkumpul dengan yang lainnya.
Algian menatapnya dari belakang, dia masih penasaran dengan tujuan Santo yang memasuki osis. Dia juga cukup terkejut jika ternyata berandalan itu pernah menjadi anggota osis saat kelas sepuluh dulu.
Akhirnya Algian berusaha mengabaikan prasangka buruknya. Mungkin saja Santo sudah berubah. Meskipun sifatnya sangat buruk, tetapi fakta mengatakan jika Santo adalah orang yang pintar. Jadi sepertinya wajar jika dulu Santo berminat untuk masuk osis dan saat ini dia ingin kembali lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
SOVEREIGN
Teen FictionIni adalah pertarungan antara si lemah dengan si kuat. Di sekolah ini terdapat persaingan yang sangat ketat. Mungkin untuk sebagian orang, menjadi pintar adalah kunci utama untuk meraih posisi pertama. Namun, hal itu tidak berlaku di SMA Yudistra...