SOVEREIGN 37

155 37 1
                                    

Merasa punggungnya sudah lebih baik, keesokan harinya Lanta pun masuk sekolah. Dia datang pagi bersama Abiana seperti biasa, lalu pergi ke kelas dan menulis catatan pelajaran kemarin yang sempat tertinggal.

Nawan, tanpa di sangka pemuda itu jadi baik kepada Lanta. Bahkan pemuda bertubuh subur itulah yang memberikan Lanta catatan pelajarannya. Dengan senang hati Lanta pun menerimanya.

Akhirnya sekarang Lanta sedang duduk di kursinya, menyalin catatan dari buku yang Nawan berikan.

Keadaan kelas belum terlalu ramai, masih banyak murid yang belum datang dan berkeliaran di luar.

Berita tentang Zeya yang memasuki sekolah sudah terdengar ke penjuru sekolah. Hal itu Lanta ketahui karena sejak dia datang, di sepanjang koridor percakapan dari orang-orang adalah tentang Zeya yang sudah kembali.

Tentu saja kembalinya Zeya membuat sebagian murid heboh, pasalnya sejak kelas sepuluh Zeya adalah seorang gadis yang sebenarnya cukup menonjol. Wajahnya sangat cantik, sifatnya sangat terbuka, dia juga blak-blakan, dan yang semua orang tahu adalah, Zeya adalah gadis yang kejam. Dia merupakan satu komplotan dengan Algian. Yang sebenarnya Lanta pun baru tahu jika mereka itu adalah sepupuan.

Dulu saat baru kenaikan kelas sebelas, Zeya mengalami hal yang sangat tidak menyenangkan. Dia dilecehkan oleh mantan guru olahraga yang mengajar di sekolahnya. Karena hal itu, Zeya mengambil tindakan pembelaan dengan cara membenturkan kepala si oknum guru itu ke jendela berkaca sampai pecah. Selain itu, Algian yang mengetahui pun langsung memberikan pelajaran kepada pelaku, dia memukuli oknum guru tersebut sampai masuk rumah sakit dan mengalami kritis.

Sejak kejadian itu, Zeya mengambil cuti sekolah. Sedangkan Algian di skors untuk sementara waktu, dan untuk oknum guru laki-laki itu, dia dipecat.

Berita tersebut sangat ramai diperbincangkan pada saat itu. Selama hampir dua minggu pembahasan murid-murid di sekolah adalah tentang kejadian itu.

"MY LITTLE BOY, YUHUUUU!"

Lanta tersentak kala mendengar suara yang cukup menggelegar itu. Ditambah di kelas belum banyak orang sehingga suaranya terdengar sangat jelas.

Untuk pertama kalinya, Lanta mendengar suara itu lagi setelah sekian lama. Suara yang bersemangat, dan penuh keceriaan.

Zeya muncul di pintu kelas Lanta yang terbuka lebar. Gadis tinggi yang memakai seragam sekolah dengan lengkap itu menyeringai kala matanya bertemu dengan Lanta.

Perasaan Lanta tidak enak, setiap kali melihat Zeya, sesungguhnya Lanta selalu waspada.

Gadis itu, Zeya Christine. Gadis yang sejak kelas sepuluh selalu mengincar dan mengejar Lanta. Entahlah, Lanta juga tidak tahu alasannya apa, tetapi menurut Lanta, Zeya itu menyukainya, tetapi menyukai di sini bukan dalam arti menyukai dan mencintai. Zeya hanya suka kepada Lanta, gadis itu suka mengganggu Lanta.

"My little boy, Galan. Hawai yu? I miss you so so so much!" Zeya menghambur memeluk Lanta, lalu bergelayut manja di lengannya.

"Ze—Zeya, lepasin dulu," Lanta berusaha melepaskan pegangan Zeya pada lengannya, sebenarnya itu membuat punggungnya yang terluka jadi terasa sakit. "Btw, kemarin kita baru ketemu kalau lo lupa."

Zeya menjauhkan tubuhnya lalu menampilkan seringaiannya, "gue 'kan selalu kangen sama lo setiap hari." Gadis itu memberikan kedipan seperti biasa.

Lanta tersenyum sambil menghela napas, bingung harus menghadapi sikap Zeya bagaimana.

"Nah, Lanta. Gue bawa sarapan buat lo," tiba-tiba Zeya menaruh satu kantong berukuran sedang ke atas meja Lanta. Isinya adalah berbagai jenis roti dan susu.

SOVEREIGNTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang