SOVEREIGN 19

442 107 10
                                    

Hari ini kelas 11 IPA 2 sedang melaksanakan pelajaran olahraga. Semua murid berada di lapangan, termasuk Lanta yang saat ini berdiri di barisan paling depan.

Pak Nanang sedang memberikan penjelasan, jika hari ini dia tidak bisa mengajar dikarenakan ada urusan. Oleh karena itu, para murid dipersilahkan melakukan olahraga bebas di lapangan.

"... meskipun bapak tidak ada, tolong jangan tinggalkan lapangan. Lanta, tolong catat saja orang-orang yang kabur dari lapangan lalu berikan kepada bapak."

Mendengar itu Lanta menganggukan kepalanya patuh. Meskipun nyatanya, dia tidak akan berani melaporkan anak-anak kelasnya yang tidak menaati aturan.

Setelah berpamitan, pak Nanang pun benar-benar pergi meninggalkan lapangan. Kini para siswa dan siswi mulai berpencar. Golongan siswi sebagian menepi ke pinggir lapangan, berusaha menghindari panas matahari di siang hari. Sedangkan sebagian siswa terlihat bersemangat untuk menguasai lapangan, karena kebetulan hari ini yang olahraga hanyalah kelas 11 IPA 2.

"Woy, Lanta! Gue mau ke kantin, awas aja kalau lo laporin gue sama temen gue ke pak Nanang!"

Seruan itu membuat Lanta mengangguk.

"Awas lo, ya!" Dan gerombolan siswa yang berjumlah lima orang itupun meninggalkan lapangan.

Sekali lagi, Lanta hanya bisa menuruti perkataan mereka. Jika tidak, mungkin Lanta tidak akan hidup dengan tenang di sekolah ini.

Sekarang Lanta memilih untuk mengambil bola basket yang tergeletak begitu saja di lapangan. Namun tak berselang lama dia mendengar sebuah seruan.

"Eh, babi! Ambilin bola basket, buruan!"

Lanta menoleh ke arah Nawan yang hendak mengambil raket di pinggir lapangan. Pemuda itu terlihat kesal karena dirinya disebut 'babi' oleh rekan satu kelasnya.

"Kok malah diem, sih?! Buruan, babi!"

Lagi-lagi seruan itu terdengar, membuat Lanta yang mendengarnya juga merasa tidak enak. Pemuda yang memanggil Nawan dengan sebutan babi itu adalah Bayu, dia salah satu orang yang suka membuat keributan di kelas dan sering datang terlambat.

Lanta pernah menegurnya sekali, tetapi dengan tengilnya Bayu malah menghiraukan Lanta dan malah sok akrab dengan Lanta. Bahkan Bayu selalu memaksa Lanta untuk mengerjakan tugas-tugasnya.

"Nih, bola basket." Akhirnya Lanta melemparkan bola basket yang dipegangnya ke arah Bayu yang berada tak jauh darinya.

"Eh, thanks paketu!" Seru Bayu seraya menerima bola yang dilemparkan oleh Lanta. "Lama sih si babi, nggak enak gue ngambil bolanya paketu."

"Nggak pa-pa, ambil aja. Gue mau main bulu tangkis." Balas Lanta membuat Bayu nyengir sambil mengangkat ibu jarinya.

Bayu memang seorang berandalan yang suka mengatai seseorang dengan sesuka hati, tetapi dia tidak melakukan hal itu kepada Lanta.

Lanta tidak tahu alasannya apa, tetapi Lanta hanya menduga mungkin Bayu sedikit baik kepadanya karena Lanta sering membantu Bayu di dalam pelajaran.

Melupakan Bayu yang sudah bermain basket dengan teman-temannya. Lanta pun menoleh ke arah Nawan yang kembali mengambil raket.

Lanta menghampirinya, berdiri di dekat pemuda berisi yang berusaha terlihat tidak peduli dengan sekitarnya.

SOVEREIGNTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang