SOVEREIGN 05

710 133 32
                                    

"Nama Galanta Angkasa itu diambil dari bahasa Prancis," monolog seorang pemuda yang sedang menulis di sebuah kertas kosong yang ada di atas mejanya.

Galanta Angkasa.

Galanta, diambil dari bahasa Prancis yaitu Galant yang artinya Berani.

Angkasa, artinya langit.

"Galanta Angkasa berarti... seorang pemuda yang berani menantang langit?" Tanya Lanta kepada dirinya sendiri, dia nampak heran dengan ucapannya sendiri.

Pagi-pagi sekali Lanta sudah duduk di kursi kelasnya. Pemuda tinggi tak berisi itu mempunyai tempat duduk di dekat jendela, yang dimana tempat tersebut mengarah ke belakang sekolah yang dimana itu merupakan sebuah pasar yang sudah tidak terpakai.

Dikarenakan Lanta merasa bosan, dia iseng membuat sebuah catatan. Di catatan tersebut dia mengartikan berbagai bahasa asing, dan entah mengapa tiba-tiba dia kepikiran untuk mengartikan namanya sendiri.

"Kayanya bukan. Lebih tepatnya Galanta Angkasa itu artinya seorang pemberani yang mempunyai rasa percaya diri setinggi langit." Gumam Lanta lagi. Dia menggigit ujung pulpen sambil memperhatikan susunan kata di buku catatannya.

"Kalau Algian Firseron?"

Lanta mendongak dan terperanjat kaget kala mendapati seorang pemuda bermata runcing yang tersenyum miring duduk di depan mejanya.

Dia Algian, dan dia sedang menatap Lanta sekarang. Pemuda itu seperti sedang menunggu jawaban.

Diam-diam Lanta menarik napas panjangnya, berusaha untuk menetralkan detak jantungnya yang mulai tidak beraturan.

Di hadapkan dengan Algian, merupakan mimpi buruk bagi seorang Lanta sekarang. Dia masih merasa bersalah tentang kejadian kemarin dan dia takut Algian berbuat macam-macam kepada Lanta untuk membalas perbuatannya kemarin.

Intinya, Lanta jadi merasa waspada terhadapnya.

"Algian Firseron?" Tanya Lanta, dia berusaha untuk menatap mata runcing tajam milik Algian.

"Ya. Apa artinya?"

Lanta menelan salivanya, "orang dengan nama Algian tergolong percaya diri," kata Lanta berusaha untuk tenang. "Algian artinya orang yang percaya diri, merupakan seorang pemimpin, berwibawa dan menyukai petualangan." Lanjutnya yang di dengarkan dengan baik oleh Algian.

"Kalau Firseron. Gue enggak tahu artinya." Kata Lanta lagi, kali ini dia menunduk, berusaha menyibukan diri dengan cara  menutup pulpen dan buku catatannya yang terbuka.

"It's ok. Itu gabungan nama orangtua gue." Balas Algian terdengar santai.

Lanta tidak tahu harus menjawab apa, sehingga dia hanya diam saja.

Begitupun dengan Algian, dia pun diam. Pemuda dengan plester luka di dahinya itu kemudian manggut-manggut, lalu sebuah senyuman ramah tiba-tiba saja Algian tampilkan.

Tentu saja Lanta yang mendongak dan di sambut dengan senyuman seperti itu langsung merinding.

Bukankah sebuah senyuman ramah itu hanyalah tipuan?

Psikopat biasanya begitu 'kan? Memberikan senyuman sebelum akhirnya melakukan tindakan kekerasan?

"Kerjain PR matematika gue." Pinta Algian tanpa disangka.

Lanta terdiam sebentar, namun kemudian dia pun menganggukkan kepalanya, "mana buku lo?"

Algian mengeluarkan buku dari dalam tas hitamnya dan memberikan buku itu kepada Lanta.

SOVEREIGNTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang