Katanya, orang pintar itu akan mendapatkan kekuasaan. Dengan otaknya yang pintar, mereka mampu mengatasi berbagai persoalan.
Tetapi, itu hanya berlaku di dalam pelajaran dan tidak berlaku di dalam kehidupan. Kenyataannya orang yang patut untuk mendapatkan kekuasaan adalah orang yang mempunyai kekuatan.
Lanta dan Algian adalah orang yang berbeda. Lanta unggul di dalam kepintaran, tetapi Algian unggul di dalam kekuatan. Lanta juara 1 di bidang pelajaran, Algian juara 1 di dalam pertarungan.
Jika boleh di deskripsikan, Algian itu adalah definisi berandalan.
Pemuda itu cukup ditakuti di kalangan murid SMA Yudistra. Terkadang wajahnya memang menampilkan keramahan, tetapi nyatanya terdapat jiwa setan yang tertanam di dalam tubuhnya.
Bagaimana tidak? Algian dijadikan seorang penguasa di SMA Yudistra oleh senior-seniornya.
Jadi, di SMA Yudistra terdapat sebuah aturan tidak tertulis yang dimana yang kuat maka dia akan menjadi penguasa. Dia berhak melakukan apa saja termasuk memerintah para siswa.
SMA Yudistra memang terkenal dengan murid-muridnya yang berandalan. Mereka hobi tawuran dan juga membuat keributan. SMA Yudistra sudah di cap sebagai SMA yang buruk oleh sekolah-sekolah lain. Hal itu karena kelakuan murid-muridnya yang cukup bar-bar.
Lalu di dalamnya terdapat sebuah pemeringkatan kekuatan, yang paling banyak menumbangkan lawan, maka dia akan menjadi peringkat satu di SMA Yudistra dan akan menjadi penguasa sekolahan.
Terdengar gila dan tidak masuk akal memang, tetapi begitulah SMA Yudistra. Guru-gurunya pun sudah angkat tangan dan tidak tahu harus melakukan apa untuk membubarkan para berandalan seperti mereka.
Banyak yang bilang jika murid di SMA Yudistra bukanlah seorang pelajar, melainkan mereka adalah preman.
Guru-guru sering sekali mendapatkan laporan keributan, namun mereka malah membiarkan. Bukan, bukan karena mereka tidak mau mengurusnya, melainkan mereka bingung harus bagaimana lagi untuk menghadapinya.
Hal yang membuat guru-guru di sana masih bertahan adalah karena, meskipun murid-muridnya adalah seorang berandalan, tetapi orangtua dari mereka adalah sultan.
Bukan, bukan sultan raja. Tetapi sultan di sini adalah mereka yang mempunyai kekayaan yang cukup banyak. Selain kekayaan, mereka juga mempunyai peran dan juga jabatan. Seperti orangtua mereka adalah anggota dewan, pemilik perusahaan, seorang penanam saham, dan lain sebagainya.
Mungkin mereka sengaja 'membuang' anak bermasalah mereka ke SMA Yudistra karena mereka takut anak mereka tersebut akan mempermalukan jabatan mereka jika dimasukkan ke dalam sekolah yang elit.
Lagipula, identitas anak-anak di SMA Yudistra sering sekali di sembunyikan untuk suatu kepentingan. Salah satunya agar orangtua mereka tidak terpublikasikan.
•••
Lanta merasa hidupnya akan hancur karena telah berani bersin tepat di depan wajahnya Algian yang tampan. Wajah yang tentu saja menjadi aset berharga bagi seorang Algian si penguasa SMA Yudistra.
Sungguh, Lanta merasa hidupnya akan berubah 100 persen karena telah berurusan dengan pemuda bermata runcing yang tajam itu.
Pipi Lanta masih terasa sakit, karena tadi dia telah mendapatkan tamparan buku dari Algian untuk pertama kalinya.
"Mati ajalah gue!" Seru Lanta terdengar putus asa.
"GALANTAAAAAA?!!!!"
Pekikkan yang memekakan telinga itu membuat Lanta hampir kehilangan keseimbangannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
SOVEREIGN
Teen FictionIni adalah pertarungan antara si lemah dengan si kuat. Di sekolah ini terdapat persaingan yang sangat ketat. Mungkin untuk sebagian orang, menjadi pintar adalah kunci utama untuk meraih posisi pertama. Namun, hal itu tidak berlaku di SMA Yudistra...