Abiana :
Di kolong meja lo ada bekal, di makan ya! Gue tau lo belum sarapan, jadi lo harus sarapan dulu biar gak kurus terus!Lanta tertawa kecil membaca pesan yang dikirimkan oleh Abiana. Pemuda yang saat ini memakai kacamata bacanya itu lantas menunduk untuk melihat isi kolong mejanya.
Benar saja, di dalam sana ada kotak bekal dan botol minuman berwarna biru. Abiana benar-benar menyimpannya di sana dan memberikan itu untuk Lanta.
Saat ini Lanta baru saja sampai ke kelas, di dalam sudah ada banyak murid-murid yang sedang asik dengan aktivitasnya sendiri. Seperti bermain game di ponsel, menonton video, bergosip, mencoret-coret papan tulis, dan tidur.
Sebagai ketua kelas Lanta seharusnya menegur, tetapi melihat sifat teman sekelasnya yang susah untuk diberitahu membuat Lanta memilih untuk tidak melakukan hal itu.
Ketika Lanta menyimpan tasnya ke atas meja, tiba-tiba saja dia di datangi oleh Bayu. Pemuda yang rambutnya sedikit berantakan itu menggebrak meja Lanta pelan.
"Paketu! Kemarin lo kemana?" Tanya Bayu sambil mendudukan bokongnya di atas meja.
Lanta menarik tasnya yang sedikit terduduki oleh pemuda itu, "gue nggak enak badan."
"Ah, iya! Waktu itu lo dipukul Santo 'kan di kantin? Gila sih, kok bisa dipukul gitu? Lo cari gara-gara apa gimana?" Tanya Bayu terlihat penasaran. "Emang si Santo anak setan sih, dia hobi banget mukulin anak orang." Komentarnya sambil berdecak.
"Tapi syukur deh, kalau lo masih keliatan sehat wal'afiat. Tugas gue jadi ada yang ngerjain lagi." Kata Bayu, dengan tengilnya dia menepuk-nepuk pundak Lanta, membuat Lanta menatapnya datar.
Bayu nyengir, dia pun pergi begitu saja meninggalkan Lanta. Seakan-akan dia hanya ingin menyapanya sebentar. Padahal tadi banyak pertanyaan yang Bayu ajukan, tapi Lanta belum sempat menjawabnya.
Namun di samping itu Lanta bersyukur karena dia jadi tidak perlu menceritakan kejadian mengenaskan di kantin pada saat itu.
Lanta memilih untuk mengeluarkan bekal yang Abiana berikan. Pelajaran pertama memang sudah dimulai, tetapi guru yang mengajar belum datang. Sehingga Lanta memilih untuk menggunakan waktunya sebentar untuk sarapan. Karena pasalnya dia benar-benar belum memakan apapun sejak pagi tadi. Dia terlalu buru-buru ketika harus mengantarkan barang untuk sang ibu.
Ketika Lanta membuka kotak bekalnya, wangi nasi goreng langsung menguar dan tercium oleh indra penciumannya. Lanta tersenyum tipis, baru saja dia hendak menyuapkan sesendok nasi tersebut ke dalam mulutnya, tiba-tiba saja kehadiran seseorang menghentikan aktivitasnya.
Kepala Lanta lantas menoleh, dan dia menemukan sosok pemuda bertubuh besar yang terdiam di samping bangkunya. Lanta mendongak, ternyata pemuda itu adalah Nawan.
"Gue mau minta maaf." Kata Nawan tiba-tiba.
Lanta mengernyit, "minta maaf?"
"Gara-gara gue, lo jadi dipukul sama Santo."
Menyadari arah pembicaraan yang Nawan ucapkan, Lanta pun menegakan kedua alisnya karena mulai mengerti. Dia pun lantas terkekeh sambil menggelengkan kepalanya, "ah... enggak pa-pa kok, santai aja." Sahutnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
SOVEREIGN
Teen FictionIni adalah pertarungan antara si lemah dengan si kuat. Di sekolah ini terdapat persaingan yang sangat ketat. Mungkin untuk sebagian orang, menjadi pintar adalah kunci utama untuk meraih posisi pertama. Namun, hal itu tidak berlaku di SMA Yudistra...