-20-

132 16 3
                                    

Gadis berseragam abu-abu dilapisi cardigan maroon itu melangkahkan kakinya menyusuri koridor yang sudah lumayan ramai. Ia tersenyum kesana kemari karena sapaan dari banyak orang yang mungkin kagum padanya.

Sesekali gadis itu berhenti sebab ada cowok yang mengajaknya berfoto atau sekedar memberi sepucuk bunga mawar. Gadis itu tertawa tipis, ternyata masih banyak orang yang menganggap dirinya spesial.

Ketika langkah gadis itu hampir sampai di kelasnya, ia mengernyitkan dahinya saat melihat pintu kelas bahkan jendela kelasnya tertutup rapat, seperti tidak ada penghuni di dalamnya, padahal sebentar lagi bel masuk harusnya berbunyi.

Gadis itu melangkah pelan menuju pintu, membuka pintu itu dengan perlahan, kemudian...

"HAPPY BIRTHDAY GEBI!"

Duarr...

Bunyi party popper mendominasi seisi ruangan, kertas warna warni yang keluar dari sana mengguyur tubuh Gebi yang kini benar-benar speechless. Gebi menarik ujung bibirnya dengan lebar, kemudian Hanin dan Citra merangkulnya dari kedua sisi. Habib membawa kue ulang tahun, serta Gibran dan Sarah yang tadi membunyikan party popper mendakat kepada Gebi untuk ikut serta dalam perayaan ulang tahunnya hari ini.

"Happy birthday Gebi,"

"Happy sweet seventeen!"

Gebi memejamkan kedua matanya saat hendak melakukan make a wish, tak banyak yang ia harapkan di ulang tahunnya tahun ini, ia hanya berharap agar apa yang ada di hidupnya sekarang—tolong jangan diambil Tuhan lagi. Kemudian Gebi segera meniup lilin yang tertancap di atas kue cantik itu.

Habib tersenyum lebar saat melihat wajah cantik Gebi yang begitu membuat dirinya terpesona. "Selamat ulang tahun ya, cantik." ucap Habib dengan gaya sok manis andalannya.

"Makasih, Bib."

Gebi memeluk Hanin dan Citra dengan erat, "thank you!"

Seisi kelas ikut berbahagia melihat Gebi yang nampaknya sangat terharu dengan teman sekelasnya hari ini.

"Sumpah kalian baik banget!" Gebi berseru sambil menyeka air mata harunya. "Makasih..."

Satu persatu teman sekelasnya memberikan ucapan pada Gebi, ada juga yang memberikan kado serta bunga yang indah. Tetapi sepertinya ada yang kurang—Pandu tidak ada. Dan hal itu tentu menjadi pertanyaan untuk Gebi.

***

Saat bel pulang sekolah berbunyi, Gebi langsung bergegas pulang ke rumahnya. Ia segera memesan taxi online. Gebi berjalan menusuri koridor bersama Hanin dan Citta, tangannya memegang dua big paper bag yang berisi kado-kado.

"Gue sampai bingung kok kalian bisa tau ulang tahun gue, padahal gue setahun juga belum di sekolah ini." ujar Gebi lalu terkekeh kecil.

"Taulah, Hanin kan stalker." sahut Citra.

Gebi tertawa, "btw Pandu gak masuk ngasih kabar gak si ke lo?" tanyanya pada Citra.

Citra menggeleng, "tapi gue tetep gak alfain dia, bisa-bisa diamuk gue sama dia nanti kalau tau absen dia ada alfanya."

Gebi menghela napas. "Perasaan kemarin habis dari rumah gue dia bilang mau langsung balik ke rumahnya, masa dia gak masuk sih hari ini?" batinnya.

***

Setelah Gebi sampai di rumahnya, lagi-lagi ia mendapatkan kejutan. Namun kali ini dari Elsa, ketika ia buka pintu kamarnya ia langsung disambut dengan Elsa yang sedang memegang kue ulang tahun.

KARSA DARI RASAWhere stories live. Discover now