Suasana hangat malam ini menemani gadis yang kini sedang seorang diri di dalam kamarnya, menikmati udara yang begitu membuat tenang pikiran. Gadis itu memandangi sebuah foto dirinya dan kedua orang tuanya yang berada di dalam frame foto. Ia memeluk foto itu dengan erat, sebulir air mata menetes dengan begitu penuh makna.
Dalam keheningan yang begitu sunyi, gadis malang itu bersuara dengan lembut. "Gebi rindu Mama, kenapa Mama ninggalin Gebi?"
Suara ketukan pintu terdengar sangat berisik. Gadis itu segera menaruh foto itu kemudian menghapus air matanya dengan sigap. Ia berjalan ke arah pintu untuk membukanya.
"Papa, ada apa Pa?"
Firman berdiri di depan pintu dengan wajahnya yang sudah terlihat penuh amarah.
"Beberapa hari ini kamu selalu pergi sekolah dan diantar pulang dengan laki-laki, siapa dia? Pacarmu? Dia yang tempo hari mengantarmu pulang malam, iya?" cecar Firman, lelaki paruh baya itu berkacak pinggang.
"M-maksud Papa, Pandu?"
"Entahlah siapa itu. Intinya, kamu itu perempuan. Jaga pergaulanmu, contoh saudaramu Elsa. Selalu pulang sekolah tepat waktu, gak pernah ada masalah di sekolah. Kamu nggak lupa kan kalau kalian berdua pindah sekolah itu karena ulahmu yang mengharuskan kalian berdua Papa pindahkan." rahang Firman mengeras, "kelakuan jelekmu di sekolah lama gak perlu lah dibawa-bawa ke sekolah yang sekarang."
Gebi menggigit bibir bawahnya, ia menghela napas jengah. "Tapi kan Gebi dikeluarin dari sekolah juga karena belain Elsa, Pa."
Memang Gebi dan Elsa pindah sekolah karena Gebi yang dahulu membuat kasus di sekolah lama. Gebi menjahili kakak kelas perempuannya sampai ia masuk rumah sakit. Namanya Faulina, ia adalah kakak kelas 12 yang paling ditakuti seantero sekolah Gebi dan Elsa dulu. Faulina selalu menindas adik kelas yang menurutnya 'cupu' dan Elsa termasuk ke dalam bagian itu. Waktu itu Faulina telah membully Elsa, gadis mungil itu disekap di dalam kamar mandi oleh Faulina dan teman-teman segengnya. Dan pada saat Gebi tahu bahwa Elsa telah jadi bahan bullyan geng jahanam itu, Gebi tentu geram dan jadilah membalas dendam kepada Faulina si biang masalah. Gebi mengurung Faulina di dalam ruangan tak berventilasi, entah bagaimana Gebi dapat melakukannya dengan seorang diri; yang jelas Faulina berhasil terkurung di dalam ruangan sempit nan pengap itu, hingga Faulina tak sadarkan diri lalu dilarikan ke rumah sakit. Kejadian itu membuat Gebi harus dikeluarkan dari sekolah, namun karena Elsa tidak mau kalau tak satu sekolah dengannya, jadilah Elsa juga ikut dipindahkan ke sekolah baru.
"Gak usah membantah Papa, bisa gak?" Firman melempar tatapan tajamnya.
"Iya, oke, fine! Apa lagi, Pa? Apa lagi yang mau Papa salahin ke Gebi? Silakan, masih kuat kok Gebi dengerin semuanya."
Firman membelalakan matanya, "dasar anak kurang ajar! Gak diajarkan sopan santun kamu?!"
"Enggak!" Gebi meninggikam suaranya, "karena semenjak Mama pergi memang Gebi gak pernah dapet bimbingan lagi dari orang tua. Harusnya Papa tanya ke diri Papa sendiri, kenapa Gebi bisa kayak gini sekarang." ucap Gebi dengan bibirnya yang mulai bergetar, tak kuat menahan tangis dan amarahnya.
Plak. Tamparan panas berhasil Firman hadiahkan untuk puteri malangnya itu, kini emosi Firman benar-benar sudah di ujung tanduk.
"Anak gak tau diuntung, saya gak pernah ngajarin kamu jadi anak yang kurang ajar seperti ini!" hardik Firman dengan begitu penuh amarah.
YOU ARE READING
KARSA DARI RASA
RandomPandu Longsadapit, Flat Boy yang sebelumnya tidak tahu apa arti kehidupan, sebelum akhirnya bertemu dengan Gebi Kintan Clarasya- si cewek nyebelin yang membuatnya merasa jengah jika bertemu gadis itu. Mereka saling membenci, saling beradu argumen, b...