Malam itu, acara malam api unggun diundur karena peristiwa yang membuat resah pihak sekolah serta seluruh murid yang ikut khawatir dengan kondisi Gebi, si most wanted GIS.
Gebi masih memejamkan kedua matanya, tubuhnya masih dilapisi jaket kebangsaan milik Pandu.
"Gebi, bangun.." Elsa terus mengelus tangan Gebi yang sangat dingin.
Sentuhan hangat mendarat di pundak Elsa. Gadis itu menoleh dengan gerakan lambat, "Pandu," ujarnya sambil tersenyum paksa.
"Lo makan dulu, biar gue yang jagain Gebi." ujar Pandu sambil memberi semangkuk mie instan yang ia bawa dari bagian konsumsi.
"Makasih Pan, tapi aku gak lapar." tolaknya lembut.
"Kalo lo gak makan nanti malah ikutan sakit."
"Nggak kok, aku tunggu Gebi bangun aja."
Pandu duduk disamping Elsa, ia menyuapkan mie kepada Elsa. "Makan,"
Elsa cukup terkejut dengan perilaku Pandu, ia menarik ujung bibirnya membentuk lengkungan. Kemudian ia membuka mulutnya untuk memakan mie yang disuapkan Pandu.
"Makasih, Pandu."
Pandu tersenyum. Hal yang jarang sekali terjadi didalam hidupnya adalah tersenyum, dan semenjak kenal dengan gadis itu, Pandu jadi sering melakukan hal itu. Ajaib sekali Elsa.
***
Gadis cantik itu melangkahkan kakinya kearah pohon besar yang rindang. Ia menghampiri seseorang yang entah sedang apa disana, duduk di bawah pohon itu sambil melemparkan batu-batu krikil kesungai yang ada tepat di hadapan pohon itu.
Gebi memberikan jaket yang sudah ia lipat dengan rapi dan yang jelas sudah ia beri parfum yang paling wangi yang ia punya.
Kepala Pandu mendongak keatas. Ia mengambil jaket miliknya yang sebelumnya ia pinjamkan ke Gebi.
"Makasih lagi ya," ujar Gebi. Gadis itu beranjak duduk disamping Pandu. "Udah berapa kali ya lo nolongin gue?" ujarnya terkekeh, "gue nggak ngerti deh gimana nasib gue kalo—"
"Makasih aja sama Tuhan karena itu artinya Dia masih sayang sama umatnya yang nyebelin kayak lo." ujar Pandu.
"Nyebelin juga lo kali,"
Pandu melirik Gebi sambil terus melemparkan batu krikil ke sungai.
"Lo ngapain sendirian disini?" tanya Gebi.
"Sekarang udah berdua sama lo."
"Maksud gue tadi. Ngapain sendiri?"
"Suka-suka gue lah." ujar Pandu dengan mimik wajahnya yang selalu menyebalkan.
"Kenapa sih lo itu selalu nyebelin kalo ditanya, muka lo itu terlalu flat tau gak!" protes Gebi dengan gaya andalannya.
Pandu menatap Gebi sejenak lalu ia kembali meluruskan pandangannya. "Gue begini aja banyak yang suka, apa lagi gue jadi soft boy."
"Idih, pede banget ya anda." Gebi terkekeh. "Btw, lo kenapa bantuin gue lagi sih semalem? Bukannya waktu itu lo bilang lo nyesel ya bantuin gue?"
"Yang lalu mah gak usah dibahas kali."
"Tapi lo sama Nadine parah sih malah ninggalin gue."

YOU ARE READING
KARSA DARI RASA
RandomPandu Longsadapit, Flat Boy yang sebelumnya tidak tahu apa arti kehidupan, sebelum akhirnya bertemu dengan Gebi Kintan Clarasya- si cewek nyebelin yang membuatnya merasa jengah jika bertemu gadis itu. Mereka saling membenci, saling beradu argumen, b...