-5-

810 50 1
                                    

"Nih Mas, kembaliannya ambil aja." ucap Gebi memberikan uang lima puluh ribu kepada tukang ojek yang mengantarnya sekolah.

"Makasih Neng."

Gebi melangkah masuk kedalam sekolah barunya, seraya menyapa ramah Babeh Dirno yang sedang menyeruput kopinya. Ini adalah hari keduanya bersekolah sebagai anak baru di GIS. Gadis itu sangat berharap bahwa hari ini akan lebih baik dari hari kemarin yang sungguh menyeramkan.

Tin! Tin!

Langkah Gebi berhenti mendadak saat ia baru saja ingin menyebrang menuju koridor.

"Woi, minggir dong!" pekik cewek yang mengendarai mobil sportnya.

Gebi menoleh kearah mobil itu. "Sorry." ucapnya lalu mengangkat bahunya tak peduli kemudian melanjutkan langkahnya.

"Eh!"

Cewek itu memutar balikkan tubuh Gebi dengan mencengkram bahunya dari belakang, sontak Gebi langsung terkejut dan menatap tajam cewek itu.

"Apaan sih?" pekik Gebi, ia melirik badge name cewek dihadapannya itu; Nadine Aliya. "Nadine?" sahutnya dalam hati, sepertinya ia pernah mendengar nama itu.

"Kalo jalan tuh liat-liat dong!" pekik Nadine tak mau kalah.

Gebi menatap Nadine kembali. "Gue kan udah minta maaf, lagian lo aja yang terlalu ngebut bawa mobilnya."

Pandangan Nadine pun turun ke arah badge name milik Gebi. Lalu ia bergumam, "Gebi Kintan Clarasya. Oh jadi lo Gebi?" ujar Nadine menatap sinis.

"Kenapa memang? Ada yang salah?"

"Oh ya jelas ada dong,"

Gebi memutar bola matanya malas, "udah deh gue gak ada urusan sama lo. Bye." ujar Gebi lalu pergi meninggalkan Nadine begitu saja.

"Woi!" Nadine menjerit namun Gebi tidak menghiraukan, ia akan tetap terus berjalan menuju kelasnya.

Gebi melangkahkan kakinya masuk kedalam kelasnya, ia duduk di bangkunya lalu melepas tas ranselnya. Kelas masih kosong, hanya ada dirinya dan yang bisa ia lakukan hanyalah menunggu Citra dan Hanin datang.

"Eh yayang Gebi udah dateng nih,"

Suara itu mengalihkan pandangan Gebi. Habib dan Gibran. Gebi tersenyum lalu melirik ke arah pintu lagi, ia seperti menunggu kehadiran seseorang.

Habib jadi ikut-ikutan menoleh ke arah pintu, "nyari siapa, Geb?"

Gebi menggeleng cepat. "Gak kok." ucapnya lalu tersenyum kikuk.

Habib beranjak duduk disamping Gebi lalu memandang Gebi dari dekat. "Lo itu cantik banget sih Geb." ujar Habib memuja.

Gebi hanya mengernyit. Sedangkan Habib masih asyik memandangi wajah Gebi saat selanjutnya Gibran langsung menoyor kepala Habib dan menarik kerah baju balakang Habib untuk berdiri.

Gibran mendekatkan wajahnya kepada Habib, "gak usah ganjen." ujar Gibran lalu menarik Habib ke belakang.

Gebi hanya terkekeh melihat aksi kedua orang itu. Detik berikutnya, tatapan Gebi kembali kearah pintu. "Mana sih tu orang, kok gak dateng-dateng."

Menit-menit berikutnya banyak murid IPA3 yang berlalu lalang datang, hampir seluruhnya tersenyum dan menyapa ramah kepada Gebi si anak baru.

"Morning, Gebi." Citra memekik dari ambang pintu, bersama Hanin pastinya.

KARSA DARI RASAWhere stories live. Discover now