-7-

682 65 3
                                    

Pagi ini Gebi bangun lebih awal dibandingkan pagi-pagi biasanya, kini tubuh gadis itu sudah dibungkus sempurna oleh seragam putih abunya. Kaki yang sudah dibalut flat shoes berwarna hitam itu melangkahkan kakinya menuruni tangga menuju ruang makan.

Gadis itu berjalan menuju meja makan lalu duduk di salah satu bangkunya. Ia mengambil roti tawar yang sudah tersedia diatas meja lalu mengoleskan selai cokelat yang juga sudah tersedia.

Gebi langsung melahap roti itu sambil melirik sekelilingnya, kemudian pandangannya terkunci pada kursi di hadapannya. Setelah ia menelan suapan roti itu, ia menghela napas dengan reflek. "Mama, Gebi kangen sarapan bareng Mama." gumamnya lalu menyuapkan roti lagi.

"Gebi!"

Dengan reflek gadis itu mengerjapkan matanya saat indra pendengarannya menangkap suara yang membuat wajahnya menjadi masam seketika.

"Gak usah jerit-jerit, kampungan banget sih jadi orang!" ujar Gebi sambil memutar bola matanya jengah.

"Papa kamu sedang tugas diluar kota."

Erica duduk dihadapan Gebi setelah mengatakan itu, lalu ia meraih roti tawar dan juga selai cokelat dari hadapan Gebi.

Gebi memberhentikan aktivitas makannya, "kapan berangkatnya? Perasaan semalem masih ada dirumah."

"Tadi subuh."

"Kenapa gak pamit sama gue?" tanya Gebi intens.

"Makanya bangun itu jangan siang-siang!" ujar Erica masih dengan mengoleskan selai cokelat pada roti tawar.

"Perasaan hari ini gue bangun pagi banget deh." Gebi bergumam sambil merutuki dirinya sendiri.

Elsa turun dari tangga, disambut hangat oleh Erica yang kini masih berkutat dengan roti tawarnya yang sudah dioles selai lumayan banyak.

"Elsa, sarapan, Nak." ujar Erica kemudian mempersilakan Elsa yang juga sudah berseragam sekolah itu untuk segera duduk.

"Makasih, Ma." ujar Elsa tersenyum ke arah Erica, lalu ia mengambil roti berselai cokelat itu kemudian segera melahapnya.

"Sebentar ya sayang, Mama bikinin susu dulu." ujar Erica lalu berjalan menuju dapur yang tak jauh dari ruang makan, "duh gara-gara ngurusin Papa berangkat subuh tadi nih, jadi lupa bikinin Elsa sarapan." gumam Erica yang masih terdengar jelas oleh Gebi dan Elsa.

Gebi hanya memutar bola matanya malas lalu menuangkan air putih yang ada di dalam teko ke dalam gelas. Setelah minum, Gebi beranjak berdiri sambil membenarkan posisi tas ranselnya yang sudah ia gendong.

"Gebi, mau kemana?" Elsa bertanya saat melihat Gebi beranjak pergi.

"Clubing." ujar Gebi dengan penuh penekanan. Lagian sudah tahu pakai seragam sekolah, ya mau ke sekolah lah, masa mau ke diskotik.

Elsa membelalakan matanya untuk kemudian mengejar Gebi yang perlahan menjauh, "Geb, sama aku aja, ya?" Elsa menahan tangan Gebi untuk berhenti.

Gebi menggerutu lalu melepaskan genggaman tangan Elsa. "Apaan sih lo, ih."

Erica datang dari arah belakang untuk kemudian merangkul pundak Elsa. "Emang modelan kayak gini mah gak bisa dibaikin, sayang." ujar Erica sambil tersenyum ketus.

"Apaan sih, lagian siapa juga yang minta dibaikin sama lo berdua. Gak guna tau gak?!" Gebi berdecih jijik.

"Ingat Gebi, Papa kamu lagi gak dirumah, jadi jaga sikap kamu kalau masih mau tinggal di rumah ini." ujar Erica dengan penuh penekanan.

Gebi hanya tersenyum lebar kemudian menyilangkan kedua tangannya di dada. "Inget juga Nona Erica yang terhormat, kalo lo berdua cuma numpang di rumah ini." balas Gebi dengan penuh penekanan, "lo berdua itu gak lebih dari sekedar parasit di keluarga gue. Ngerti?!" ketusnya lalu berlalu dari hadapan Erica dan Elsa yang sedari tadi menatap pertengkaran itu dengan dahi berkerut.

KARSA DARI RASAWhere stories live. Discover now