6) luka🍃

34 19 2
                                    

Ketika orang yang kau rindukan tidak merindukanmu untuk apa kau merindukannya ?,  membuang - buang waktu mu saja.

Venus keluar dengan pakaian pak Dodi terlihat kebesaran untuk tubuh Venus yang kurus dan tinggi, Merry hanya tertawa saat melihatnya.

"Kenapa ketawa ?" Tanya Venus sembari duduk di samping Merry dan menghirup secangkir teh hangat yang dibuat kan oleh bi Ina.

"Engga, ga papa kok " celoteh Merry mencoba untuk menahan tawa nya.

Merry berdiri dari duduknya mencoba untuk berjalan satu langkah - demi langkah,
"Kaki lo udah baikan Mer ?" Tanya Venus yang tak percaya, Merry balas mengangguk simpul,
"Iya, tadi udah di urut sama tukang urut waktu kamu ganti baju " jawab Merry.

"Ahh" Merry hampir terjatuh lagi, namun untungnya Venus langsung menolongnya, membuat Merry jatuh dalam pelukan Venus.

"Kamu gak papa kan Mer ?"

"Iya gak papa kok, sorry - sorry" dirinya melepas pelukan Venus dan Venus membantunya untuk duduk kembali di sofa,
"Makasih ya."
Venus balas tersenyum
"Gue pulang dulu Mer, jaga diri lo baik - baik, kalo lo jatoh lagi siapa yang mau nolong lo kalo gak ada gue ?" Kata Venus dan beranjak berdiri dari sofa.

"Kan ada Daniel " ucap Merry, namun Venus tak merespon apapun, dan justru berlalu pergi meninggalkan rumah Merry, ada apa dengan Venus ?,tidak ada yang tau , yang bisa menjawab semuanya cuma Venus.

Merry mencoba menghubungi Daniel berulang - ulang kali dan akhirnya ada jawaban.

"Halo Daniel ?"

"Iya, halo ada apa Mer?"

"Kamu masih marah sama aku?"

"Enggak "

"Trus kenapa telfon aku gak kamu angkat - angkat dari tadi malem ?"

"Gue gak marah sama lo, gue cuma kecewa aja sama lo Mer, gue juga lagi sibuk"

"Oh gitu ya, aku bener - bener minta maaf Dan, please kamu maafin aku ya "

"Gue kan udah bilang, gue gak marah sama lo"

"Iya, tapi dari cara kamu gak angkat telfon aku, kamu kek nya lagi marah sama aku karna kejadian kemarin malam"

"Gue kan udah bilang, gue lagi sibuk Merrku"

"Hmm gitu ya"

"Tadi kenapa lo gak masuk sekolah ?"

"Emm, gue - gue lagi gak enak badan" dusta Merry, dia tak mungkin memberi tahu kejadian tadi pagi saat bersama Venus, Daniel tipe orang yang mudah cemburu, Merry takut dia akan berfikir yang macam - macam tentang dirinya dan Venus.

"Oh, yaudah cepet sembuh, gue sibuk, gue tutup dulu telfonnya "

Sebelum Merry sempat menjawab apapun Daniel sudah menutup telfonnya, padahal Merry sangat merindukan nya, namun apakah Daniel juga merindukan gadis yang saat ini merindukannya ?.

"Non, bi Ina manggil non buat makan malam" seru seorang pelayan, Merry mengangguk dan menyuruhnya pergi.

Dia menuruni anak tangga secara perlahan - lahan karna takut terjatuh dengan kondisi kaki nya yang masih belum membaik.

"Merry, ayo sini duduk " kata bi Ina menarik sebuah kursi untuk Merry duduk.

"Makasih bi" balas Merry
Bi Ina menuangkan makanan ke piring Merry.

"Udah bi gak usah banyak, banyak " gumam Merry yang menghentikan bi Ina menambah makanan ke piringnya, bi Ina tersenyum mengerti, Merry adalah orang yang tidak suka makan dengan porsi banyak , bisa dibilang dia makan dengan porsi secukup nya jadi pantes ya kalo badan nya kurus.

Ditengah - tengah saat makan malam.

"Bi ada telfon" seru salah satu pelayan kepada bi Ina yang sedang duduk di meja makan.

"Siapa ?" Tanya bi Ina, pelayan itu memanggil bi Ina seperti memberi suatu isyarat dia tak menjawab pertanyaan yang baru saja bi Ina lontarkan padanya, bi Ina beranjak berdiri dan mengambil telfon rumah itu, membuat Merry menatap pelayan itu tak mengerti, siapa yang menelfon bi Ina ?.

"Halo Ina saya mau bicara sama Merry" seru seorang wanita yang berada dalam telfon tersebut.

"Emm - emm iya, tunggu sebentar "jawab bi Ina terbata - bata , dia seperti nya sangat takut saat mendengar suara wanita itu ,
Bi Ina memanggil Merry
"Non Merry, ada yang mau bicara"
Kata bi Ina, Merry mengerutkan keningnya tak mengerti.

"Siapa bi ?" Tanyanya berdiri menghampiri bi Ina
"Eh - eh itu non" jawab bi Ina terpatah - patah
"Siapa bi ?" Tanya Merry lagi,
"Nyonya non" jawab bi Ina, membuat Merry semakin bingung
"Nyonya siapa ?", bi Ina menghembuskan nafas mencoba menjawab pertanyaan Merry, bagaimana perasaan Merry saat tau yang menelfonnya adalah ibunya ? Yang selam 13 tahun ini tak menelfonnya , dan sekarang tiba - tiba mnelfon ingin bicara dengannya.

"Nyonya Atala feith, ibunya non Merry " jawab bi Ina, membuat Merry mematung seketika, tak percaya, orang yang dirinya rindukan selama 13 tahun ini baru menelfonnya sekarang ?, kemana aja dia selama ini ?, dulu setiap hari Merry selalu menunggu telfon dari ayah dan ibunya berharap mereka akan menelfon dirinya dan berkata "Merry anakku, tunggu ayah dan ibu , kami akan pulang untuk mu"
Namun itu semua hanya mimpi , Merry mengambil telfon itu walau dengan tangan gemetar,
"Halo , siapa ?"
"Merry ?, ini Merry kan ?, ini beneran kamu kan nak ?, ibu bener - bener rindu sama kamu " kata wanita itu Atala feith.

"Aku bukan Merry, kamu salah orang aku anak yang udah ditinggalkan pergi ke Amerika oleh kedu orang tuaku saat aku masih berusia 5 tahun, Kemana aja kamu dulu, dan sekarang baru nelfon dan nyari aku ?!, ibu macam apa kamu yang ninggalin anak nya waktu usia nya 5 tahun, yang bener - bener masih sangat butuh kasih sayang, siapa kau berani memanggilku anakmu ?!, orang yang tidak pernah menganggap keberadaan anak nya dan sekarang tiba tiba nelfon dan nanyain gimana kabar anaknya? dari dulu sampai sekarang aku gak baik - baik aja itu semua karna kamu dan suami mu itu Salman feith, setiap hari orang ngehina aku !, mereka bilang aku ngaku - ngaku jadi anak kalian !, semua itu memang pantes buat aku, seharusnya aku gak nganggep orang yang udah nganggep aku tiada ! " kata Merry, begitu banyak air mata yang keluar membasahi pipinya, bi Ina mengelus lembut bahu nya mencoba untuk menenangkan Merry yang saat ini di kuasai oleh rasa benci dan emosi, namun bi Ina juga tau Merry pasti sangat merindukan ibunya walau bagaimana pun seorang anak yang lama tidak berbicara dengan ibunya pasti dia sangat merindukannya,
Wanita yang di telfon itu hanya mematung tak menjawab pertanyaan - demi pertanyaan yang Merry lontarkan pada nya, Merry meletakkan telfon itu dan pergi, menaiki anak tangga menuju kamar nya.
"Saya tutup dulu telfon nya" kata bi Ina sembari menutup telfonnya dan berlagi kecil menuju kamar Merry.

"Merry buka pintunya Mer" teriak bi Ina namun tak mendapat jawaban apapun dari gadis itu.

"Bibi pergi dari depan pintu kamar aku !, tinggalin aku sendiri an !" Seru Merry, membuat bi Ina terpaksa menurut dan pergi meninggalkan pintu kamar Merry yang di kunci, walau dirinya sangat khawatir dengan kondisi Merey saat ini.

Merry mengambil pisau yang berada di atas buah - buahan yang ditata rapi di wadah,
"Cuma kamu yang bisa nenangin amarah aku" ucap nya menatap pisau yang dia pegang,
Dia mulai melukai dirinya dengan pisau itu, menggores kan pisau itu ketangan nya, darah yang keluar bukan main, begitu banyak nya darah namun Merry tetap melukai dirinya, dan dengan seketika dirinya tertawa tanpa sebab.
"Hahaha , aku benci kalian ! " ucap nya dan kembali melukai dirinya, dia tidak gila, dia melakukan semua ini hanya untuk membuat dirinya kembali tenang, dia sudah dibuat candu melukai dirinya secara berulang - ulang.

                 ♡□♡Thankyou.

Venus untuk Merrykurius✔(SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang