27) tak terduga.

17 7 0
                                    

"Gimana Mer lo mau pulang?" Tanya Venus.

Merry masih diam karna bingung, dan akhirnya dia mengangguk.
"Iya, aku takut ada apa - apa, soalnya bi Ningrum gak pernah nelfon aku dan sekarang tiba - tiba nelfon minta aku pulang"

"Gimana kalo gue anter lo Mer?, biar cepet sampai rumah" saran Venus.

Merry menggeleng "gak perlu, kamu di sini aja, biar nanti aku naik angkot"

"Lo mungkin emang bukan istri gue, tapi bagi gue lo itu tanggung jawab gue, gue takut terjadi apa - apa sama lo kalo ngebiarin lo pulang sendiri"kata Venus.

"Lebayy deh, udah deh kamu gak usah nganter aku pulang, gak bakal terjadi apa - apa sama aku, okey?"

"Gak, gue mau nganter lo pulang!" Paksa Venus.

Merry menghembuskan nafas pasrah.

"Dasar keras kepala, yaudah deh ayo kita izin dulu ke guru MAPEL hari ini" kata Merry.
dan mereka pun meminta izin untuk pulang, setelah mereka diizinkan mereka bergegas menuju tempat parkir untuk mengambil sepeda motor Venus.

Merry benar - benar tak bisa tenang, hatinya begitu cemas, ada apa sebenarnya?.

20 menit kemudian.
Mereka berdua tiba di rumah Merry, Merry menuruni sepeda motor Venus dan setelah itu Venus memarkirkan sepeda motornya dan bergegas memasuki rumah bersama Merry.

Saat Merry membuka pintu rumah, suara tangis terdengar dimana - mana.
Ada apa?.

Merry terdiam kaku diambang pintu tak mengerti, dia menatap sekelilingnya disitu sudah ada mayat yang ditutupi.

Bi Ningrum menghampiri Merry dan memberitahukan segalanya.

"Ada apa ini?" Tanya Merry.

"Bi Ina sudah meninggal non" jawab bi Ningrum dengan terbata - bata dilanjut dengan Menangis.

Merry terdiam kaku tak percaya, sedangkan Venus begitu terkejut.

"Aku gak bercanda!, ini ada apa?!" Seru Merry yang masih belum percaya.

"Saya gak bercanda non, bi Ina benar - benar sudah meninggalkan kita semua" jelas bi Ningrum sekali lagi.

Karna tak percaya tubuh Merry terjatuh dan terduduk lemas

"Merry" seru Venus.

"Bi Ina meninggal?, ini gak mungkin, ini gak mungkin terjadi!!" Seru Merry dilanjut dengan tangis.

Venus menarik pelan kepala Merry dan menyandarkan nya di dadanya, dia mengelus lembut rambut Merry dengan dagu yang berada diatas kepala Merry.

"Venuss ini gak mungkin kan?, bi Ningrum bohong!!" Seru Merry.

"Mer lo tenang dulu, lo harus bisa nerima kenyataan yag sudah ada kalo bi Ina memang benar - benar sudah meninggalkan kita semua untuk selamanya" jelas Venus.

"Gak mungkin!, ini semua salah aku Ven, tadi sebelum aku berangkat sekolah pelayan bilang bi Ina ingin bicara sama aku, tapi aku nolak karna aku udah terlambat pergi ke sekolah, kalo tau bi Ina akan seperti ini, aku gak mungkin ninggalin dia sendiri, dan mungkin bi Ina gak akan meninggal" sesal Merry dalam tangisnya.

"Itu gak mungkin Mer lo gak boleh nyalahin diri lo sendiri, karna kematian itu sudah ditentukan oleh Alloh SWT, ini bukan kesalahan lo, karna ini udah waktunya ajal menjemput bi Ina." Kata Venus mencoba menenangkan Merry dari rasa bersalahnya.

Merry menangis dengan jadi saat mayat bi Ina sudah dikubur.

"Bi yang tenang disana, makasih udah jagain Merry selama 13 tahun ini, Merry gak akan pernah lupain bibi, karna bibi sudah Merry beri tempat khusus dihati Merry, Merry juga minta maaf karna Merry nolak waktu bibi mau ketemu sama Merry, maafin Merry bi" ucap Merry yang kini tengah mengelus - elus nisan bi Ina.



Venus untuk Merrykurius✔(SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang