Chapter 7

136 22 3
                                    

Happy reading.

>><<

Aluna berjalan menuju rooftop sekolahnya dan menatap surat panggilan itu dengan tatapan yang tak bisa diartikan.

"Gue bantu lo bilang ke orang tua lo ya Lun biar lo gak dimarahin" ucap Raka menawarkan bantuan.

"Sekalipun kepsek yang ngomong sama mereka, tetep aja mereka gak akan perduli Ka," ucap Aluna dengan tatapan nanar.

Raka menghampiri Aluna dan mengusap bahu gadis itu berusaha untuk membuatnya sedikit lebih lega.

***

"Gue anter lo balik Lun," ucap Raka saat melihat Aluna duduk di pinggir lapangan.

"Gue belum mau balik," ucap Aluna singkat.

"Kerumah gue dulu gimana?" ucap Raka menawarkan.

Aluna menatap Raka ragu, namun laki-laki itu justru menggandeng sebelah tangan Aluna dan mengajak nya menaiki mobil berwarna silver milik Raka.

***

"Assalamualaikum," ucap Raka masuk kedalam rumahnya yang lumayan besar.

"Wa'alaikumsallam," ucap seorang wanita paruh baya yang menghampiri keduanya.

"Ma, kenalin ini temen Raka," ucap Raka pada wanita yang dipanggilnya 'mama' itu.

"Aluna tante," ucap Aluna sambil mencium tangan Lina, mama Raka.

"Cantik ya ... yasudah ayo masuk."

"Makasih tante."

"Kita ngapain sih kerumah lo?" bisik Aluna.

"Belajar."

"Ogah!"

Raka tertawa melihat perubahan raut wajah Aluna, laki-laki itu berjalan menuju ruangan yang berada didekat tangga dan mengambil PS untuk dimainkannya bersama Aluna.

"Lo bisa main PS kan?"

"Bisa, kita mau main PS?" ucap Aluna sumringah.

"Kalo lo kalah, lo harus terima tantangan dari gue. Begitu juga sebaliknya," ucap Raka.

"Tiga kali kalah ... gimana?" jawab Aluna sambil menjulurkan tangannya.

"Deal!" ucap keduanya kompak.

Mereka berdua memainkan permainan sepak bola yang berada didalam PS itu hingga beberapa kali dan Raka masih lebih unggul dibandingkan Aluna.

"GOLLLL." Teriak Raka saat dia memenangkan kembali pertandingan dan membuat Aluna mendengus kesal.

"Lo kalah dan lo harus ikutin semua permintaan gue," ucap Raka menyombongkan diri.

"Yaudah, emang lo minta apa sih?" tanya Aluna masih dengan nada tak terima.

"Lo harus ubah penampilan lo," ucap Raka sambil menatap Aluna dari atas sampai bawah.

"Hah?!"

"Iya, lo harus ubah warna rambut lo ini, dan ini nih, lo gak usah pake gelang juga kalung aneh kayak gini," ucap Raka sambil menunjuk rambut merah Aluna dan juga aksesoris yang dipakainya.

"Gue gak mau!" ucap Aluna ketus.

"Loh, kan perjanjiannya lo harus terima tantangan gue," ucap Raka mengingatkan.

"Arrggghh." Aluna mendengus kesal dan langsung menarik nafasnya dalam-dalam sebelum melanjutkan ucapannya.

"Yaudah iya, gue ikutin kemauan lo."

Raka menarik sudut bibirnya membentuk sebuah senyuman kecil, ia berhasil.

Tak lama setelah itu, Lina datang menghampiri keduanya untuk mengajak mereka makan malam bersama.

Ketiga nya sudah berada dimeja makan dengan Raka yang duduk di depan Aluna dan Lina yang duduk disamping keduanya.

"Ayo makan," ucap Lina sambil menyendokkan nasi untuk keduanya.

"Makasih tante."

Lina hanya tersenyum pada Aluna.

Keheningan terjadi diantara mereka bertiga saat ketiganya sama-sama sedang menyantap makanannya.

"Gimana masakannya, enak?" tanya Lina mulai membuka obrolan.

"Enak tante," jawab Aluna tulus.

"Pasti ibu kamu sering ya masakin kamu kayak gini?" Tanya Lina yang membuat Aluna terdiam.

"Eh Lun, cobain deh ini udang nya enak banget loh," ucap Raka yang berusaha mengalihkan pembicaraan.

"Iya Ka, makasih," ucap Aluna kikuk.

Sudah lama Aluna tak merasakan makan bersama dengan orang tuanya.

***

Yey bisa up lagi!

A L U N A [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang