Chapter 37

108 11 6
                                    

Happy reading.

>><<

"Maafin Raka Bu."

"Ibu gak nyangka kamu ngelakuin hal sebodoh itu, Raka."

Lina menatap putranya yang hanya menunduk menatap lantai rumahnya.

"Raka cinta sama Aluna Bu."

Lina menghela napas dan duduk di sebelah Raka sambil mengusap bahu putranya.

"Yasudah, kalau memang kamu memaksa untuk tetap bersama gadis itu. Silahkan, Ibu gak akan larang kamu lagi."

"Tapi ingat satu hal, kamu harus kasih tau dia apa yang sebenarnya terjadi dan jangan sembunyikan apapun kalau kamu gak mau dia sakit hati nanti nya."

Raka spontan memeluk tubuh Ibunya dari samping, dan Lina yang menyadari itu pun membalas pelukan Raka dengan begitu lembutnya.

"Ibu cuma mau yang terbaik untuk kamu."

"Dan Raka tau apa yang paling baik untuk Raka."

Tiba-tiba dada Raka terasa sesak dan sakit, Lina yang melihat itu sontak langsung khawatir dan memberikan minum untuk putranya. Namun terlambat. Raka tak sadarkan diri.

***

"Aluna."

"Iya, La. Ada apa?"

"Raka .... "

"Raka kenapa, La?"

"D-dia ... masuk rumah sakit."

"Hah! Rumah sakit mana?"

"Rumah sakit medika. "

"Oke gue kesana sekarang."

Aluna mematikan panggilan telponnya dan langsung bergegas menuju Rumah sakit dengan menggunakan mobilnya. Menembus dinginnya udara malam dan padatnya jalanan kota.

Setelah sampai di parkiran rumah sakit. Gadis itu berlari secepat kilat menuju UGD tempat dimana Raka berada.

"La, Raka gimana?"

"Dokter masih periksa dia."

Aluna terlihat begitu panik begitu juga dengan Lala. Meskipun Lala masih menanggung malu karena acara pertunangan kemarin gagal, namun mau bagaimanapun Raka dan Aluna tetaplah temannya.

"Tante." Aluna menghampiri Lina yang juga berada di sana dan mencium punggung tangannya yang terasa dingin.

"Sebenernya Raka sakit apa?"

Damn!

Lina tersentak begitu juga dengan Lala yang berada di sebelahnya, mereka baru menyadari bahwa Aluna sama sekali belum mengetahui penyakit yang di derita oleh Raka.

Lina memeluk tubuh Aluna, mengusap punggung gadis itu beberapa kali.

"Duduk, sayang."

Aluna mengikuti Lina yang menyuruhnya untuk duduk di sebelah perempuan itu.

"Raka sakit apa?"

Lina menatap Aluna, kekhawatiran terlihat jelas pada raut wajah gadis itu. Sedangkan Aluna, ia terus berdo'a dalam hatinya agar Raka baik-baik saja.

***

Setelah mendengar semua penjelasan dari Lina, air mata Aluna lolos begitu saja tanpa sepengetahuan pemiliknya. Ia tak menyangka jika Raka menderita penyakit yang mengancam nyawa nya.

"Tante mohon, kamu bersikap biasa di depan Raka. Karena Dokter bilang kalau kemungkinan dia bisa bertahan hidup itu kecil."

Sekali lagi. Lina memeluk tubuh Aluna dengan begitu erat, mengerti apa yang di rasakan oleh gadis ini.

***

"Raka."

Aluna melangkah masuk kedalam kamar rawat Raka. Setelah pingsan beberapa jam, akhirnya mata laki-laki itu sudah tebuka sekarang.

Raka tersenyum tipis saat melihat Aluna masuk kedalam kamarnya di ikuti oleh Lala yang berjalan di belakangnya.

"Gimana kabar lo?"

Raka meraih sebelah tangan Aluna. Sungguh! Tangan Raka terasa begitu dingin saat ini.

"Tangan lo dingin."

Raka tersenyum. "Gue baik-baik aja."

Pria itu menoleh pada Lala yang berdiri di sebelah Aluna dan menatapnya dengan tatapan biasa.

"La, gue mau minta maaf untuk kejadian kemarin."

"Gakpapa Ka, pilihan lo itu udah bener."

"Oh iya, gue pamit pulang duluan ya? Udah malem."

"Bareng sama gue aja La."

"Yuk."

Aluna mengalihkan pandangannya pada Raka. "Gue pamit ya, besok gue kesini lagi."

"Makasih ya, hati-hati."

"Cepet sembuh."

Aluna dan Lala berjalan keluar kamar Raka untuk pulang kerumahnya masing-masing di karenakan waktu sudah menunjukan tengah malam.

***

TBC

🌻🌻

A L U N A [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang