Happy reading.
>><<
Setelah hampir satu jam mereka berdua mengelilingi kota, namun tak juga menemukan pet shop yang menjual kucing yang Aluna mau, Aluna merasa kecewa karna harapannya untuk memelihara kucing lenyap begitu saja.
"Nanti pasti gue cariin kucing buat lo."
"Kapan?"
"Secepatnya."
Aluna menarik paksa sudut bibirnya, membentuk lengkungan senyum. "Bener ya?"
"Iya."
Gadis itu tersenyum, lalu mengalihkan pandangannya keluar jendela mobil, menatap jalanan kota yang di penuhi dengan lampu-lampu jalanan dan mobil-mobil yang berlalu lalang.
***
Raka terbangun di tengah malam yang begitu senyap, entah apa yang membuatnya terjaga namun seperti ada sesuatu yang sedang menyeruak di dalam isi kepalanya.
"Gimana bisa gue tepatin janji ke dia?" Tanya nya pada dirinya sendiri.
Raka mengusap wajahnya gusar lalu bangkit dari tempat tidurnya untuk mengambil minum dan obat yang harus ia minum malam ini.
Flashback on
"Raka, jangan lupa lusa ibu mau kenalin kamu sama keponakannya tante Mieke."
"Kalo Raka gak mau?"
"Ini demi kebaikan kamu Raka, kamu gak mau kan Luna sakit hati karna tau kamu harus ninggalin dia? Lebih baik sekarang daripada harus di tunda lagi."
Raka hanya mengangguk, meng-iya-kan apa yang ibunya bicarakan meski ia tau itu menyakiti perasaannya.
"Mulai sekarang kamu harus jauhi Luna ya?"
Bagaimana bisa Raka menjauhi gadis itu? Gadis yang bisa membuatnya jatuh cinta hanya dengan sekali bertemu.
Flashback off
Memikirkan hal itu hanya membuat pikirannya semakin runyam, entah apa yang harus ia lakukan saat ini. Apa ia harus menjauhi gadis itu?
***
"Hai La," sapa Aluna saat melihat Lala duduk sendirian di tempatnya.
"Hai, gak bareng Raka?"
"Nggak, gue sendiri."
Sedetik kemudian terlihat langkah seorang pemuda yang berjalan masuk kearah tempat duduknya.
"La, gue boleh duduk disini?"
Ucapan Raka saat itu mampu membuat Aluna terpaku ditempatnya dan mengerutkan keningnya bingung.
"Lho, tempat lo kan disini Rak." Aluna menepuk kursi kosong di sebelahnya.
"Gue lagi mau duduk sama Fino, boleh kan La?"
Raka hanya melirik sekilas kearah Aluna dengan nada bicaranya yang terkesan dingin.
"Oh iya, silahkan."
Lala memindahkan tas dan barang-barang nya ke tempat duduk di sebelah Aluna.
"Raka, lo gakpapa?" Tanya Aluna memastikan.
"Gue bilang gue cuma mau duduk sama Fino."
Damn!
Aluna terdiam, ada apa dengan Raka? Kemarin mereka berdua masih tertawa dan bercanda. Apa Aluna melakukan kesalahan pada laki-laki itu?
"O-oh ... oke."
Sepanjang pelajaran berlangsung, Aluna terus memperhatikan Raka yang jauh terlihat lebih pendiam dari biasanya.
Setelah lelah mendengarkan ocehan guru di depan sana, akhirnya jam istirahat pun berbunyi dengan begitu nyaringnya.
"Gue duluan." Raka hanya menoleh sesaat di ikuti oleh Fino di belakangnya dan meninggalkan Aluna dan Lala yang masing sibuk merapikan barangnya.
Lala menatap punggung Raka yang berjalan menjauh keluar kelas, begitu juga Aluna yang masih tak paham apa yang terjadi.
"Lo ... lagi ada masalah ya sama Raka?"
Aluna menggeleng singkat, ia sendiri pun tidak tau apa ada yang salah pada dirinya.
"Gue ke toilet dulu ya La."
Aluna berjalan keluar kelas, meninggalkan Lala yang masih bingung dengan teman-temannya.
Saat gadis itu sedang berjalan menuju toilet, ada seorang laki-laki yang spertinya berada satu angkatan di bawahnya mendekat kearah gadis itu dan berhenti tepat di depan Aluna.
"Hai kak."
"Minggir."
"Boleh minta nomor hp nya?"
"Jangan kurang ajar!"
Laki-laki itu memegang bahu Aluna dan berusaha untuk memegang tangannya. Namun, saat Aluna ingin menepis tangannya, laki-laki itu dengan cepat langsung mencekal tangan Aluna sampai memerah di sekitar cekalannya.
"Lepasin gue!" Ucap Aluna sambil berusaha menarik tangannya.
Gadis itu menatap sekeliling nya yang terlihat begitu sepi.
"Gak akan!" Ucapnya penuh penekanan.
"WOY, LEPASIN DIA!"
Aluna menoleh, melihat Raka yang dengan garangnya berjalan kearah laki-laki di depannya dan langsung melayangkan satu pukulan tepat di pipi kiri laki-laki itu.
"Raka, udah," ucap Aluna saat melihat pemuda yang tadi mengganggu nya sudah tersungkur di lantai.
"Pergi lo!"
Pemuda itu bangkit dan langsung berlalu menjauhi keduanya.
"Lain Kali hati-hati," ucap Raka dengan nada dinginnya.
Aluna menatap lekat-lekat mata Raka, mencoba mencari jawaban dari apa yang pemuda ini lakukan. Namun, Raka selalu mengalihkan pandangannya kearah lain.
"Lo kenapa sih Rak?"
"Gue gak bisa terus-terusan jagain lo."
"Alasan nya?"
"Karna gue bukan pacar lo."
"Yaudah kalo gitu kenapa kita nggak pacaran aja?!"
***
Update lagi><
KAMU SEDANG MEMBACA
A L U N A [END]
Teen FictionAluna Gratasha, gadis cantik yang memilih merubah penampilannya 180 derajat setelah mengetahui bahwa sang ayah memilih untuk menikah lagi dengan perempuan lain. Ia tak memiliki satupun teman kecuali Arysa Bagaskara yang merupakan kekasihnya, namun A...