Chapter 36

146 12 0
                                        

Happy reading.

>><<

Hari ini adalah hari dimana Raka dan Lala akan menyelenggarakan acara pertunangannya di hotel berbintang yang berada di tengah kota.

Aluna termenung di depan kaca besar yang berada di kamarnya, hari ini semuanya akan benar-benar berakhir. Harapan akan laki-laki itu akan musnah seketika, dan gadis itu dipaksa untuk merelakan perasaan yang belum semuanya dapat terbalaskan.

Aluna sudah memantapkan dirinya untuk datang ke acara ini, ia pun sudah rapih dengan dress panjang yang akan ia kenakan nanti.

Tiba-tiba ia teringat kejadian saat Lala ingin mengatakan alasan ia akan bertunangan dengan Raka, keningnya mengkerut bingung.

"Gue akan tunangan sama Raka sebelum dia ... "

"Sebenernya lo kenapa, Ka?"

"Gue gak nyangka, hari ini gue harus liat cowok yang gue sayang tunangan sama temen deket gue sendiri."

Aluna menarik napas dalam dan menarik sudut bibirnya membentuk lengkungan senyum.

***

"Ka, lo yakin?"

"Nggak."

"Tamu nya udah semakin banyak."

"Kita harus tetap jalanin acara ini."

Dengan perasaan gelisah, Raka berjalan ke salah satu meja yang sejak tadi sudah di tempati oleh Fino. Iya, setelah mendengar semua penjelasan dari Raka, Fino menerima dengan berat hati jika wanita yang di cintainya harus bertunangan dengan laki-laki lain.

Fino yang menyadari bahwa Raka sedang berjalan kearahnya langsung berdiri dan menghampiri laki-laki itu, bertegur sapa khas laki-laki dan Fino menepuk bahu Raka beberapa kali.

"Congrats bro," ucapnya yang berusaha melengkungkan seulas senyum.

"Sorry ya Fin, gue tau lo kecewa dengan acara ini."

"It's oke."

Setelah bertegur sapa dengan para tamu undangan, kini perempuan yang menjadi MC dalam acara itu pun mengarahkan Raka dan Lala untuk maju kedepan dan melangsungkan prosesi tunangan.

***

Aluna dengan jantung yang berdebar ketika sudah sampai di halaman hotel itu pun langsung melangkahkan kaki nya untuk masuk ke ruangan acara pertunangan berlangsung.

"Gue gak boleh nangis nanti."

Aluna menarik napasnya dan kembali melanjutkan langkahnya hingga sampai di ambang pintu ruangan yang bernuansa putih itu.

Aluna melangkah pelan dan duduk di salah satu kursi yang berada di sana. Ia menatap kedua temannya yang sudah berada di depan.

Raka mengeluarkan cincin dari dalam saku jas nya, ia membuka kotak itu, berlutut di hadapan Lala sebelum akhirnya ia melirik kearah kursi yang berada di barisan paling belakang, kursi yang di tempati oleh Aluna.

Aluna yang menyadari bahwa Raka melirik kearahnya hanya bisa tersenyum miris.

"Silahkan di pasangkan cincinnya."

Aluna yang merasa tidak akan kuat melihat kelanjutannya langsung berjalan cepat keluar ruangan dan berlari hingga ke taman hotel itu.

"Gue gak boleh nangis."

***

Raka menyadari kepergian gadis itu, ia melihat gadis itu berlari dari sudut matanya, ia terdiam yang membuat beberapa pasang mata menatapnya penuh tanda tanya.

"Saya gak bisa," ucapnya lalu berdiri di hadapan Lala dan menatap kotak cincin itu dengan tatapan yang tak bisa di artikan.

Lala dengan tatapan bingung nya lalu memandang laki-laki itu yang tiba-tiba berlari menjauh dari ruang acara.

Gadis itu pun berlari menghampiri Raka di ikuti oleh Fino di belakangnya. Tamu undangan yang sama sekali tak mengerti apa yang terjadi, hanya saling melempar tatapan kebingungan.

"RAKA!" Teriak Lala berusaha menghentikan laki-laki itu.

Sial, langkah Lala terlalu kecil untuk mengejar Raka yang berlari terlalu kencang. Sedangkan Fino, laki-laki itu berhenti beberapa langkah di belakang Lala.

***

"Gue gak boleh nangis."

Aluna berkali-kali menarik napas dan membuangnya agar perasaannya jauh lebih tenang. Sekarang, ia sedang duduk di kursi taman hotel sendirian dan menatap langit yang menampilkan jutaan bintang di atas sana.

"Aluna."

Aluna menoleh, menatap sosok laki-laki yang berdiri tegap di belakangnya. Kenapa dia di sini?

"Raka."

Raka berjalan perlahan kearah Aluna, mendekati gadis itu yang malah berjalan mundur menjauhi nya.

"Lo ... kenapa disini?"

"Gue batal tunangan sama Lala."

"Maksud lo?"

"RAKA!"

Bugh.

"Satu pukulan itu mungkin bisa bikin lo sadar kalo lo udah kelewatan, Ka!"

Fino, laki-laki itu berlari menghampiri Raka dan melayangkan satu pukulan tepat di pipi kiri Raka yang langsung jatuh tersungkur di tanah.

"Lo liat Lala, gue yakin dia malu di depan tamu undangan lo bangs*at!"

"Sorry Fin, tapi gue gak bermaksud .... "

"Fino, udah!"

Lala yang sedari tadi hanya memperhatikan dari jauh sambil menahan air matanya pun angkat suara.

Bugh.

Fino kembali memukul Raka di tempat yang sama.

"FINO!"

Plak!

Fino meringis kesakitan ketika satu tamparan dari tangan mungil milik Lala berhasil mendarat di pipinya yang langsung terasa panas.

"Lo liat dia Ka! cewe yang barusan lo tinggalin. Dia tega nampar sahabatnya sendiri cuma untuk ngebelain lo!" Ucap Fino dengan menekan kan kata 'sahabat'.

***

TBC

Follow me on Instagram><
@Mukhibatulkhoiriyah

🌻🌻

A L U N A [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang