Happy reading.
>><<
"MIRA!" teriak Aluna saat gadis itu melihat Mira yang sedang berada dipinggir lapangan bersama kedua temannya.
Aluna yang baru saja diberi kabar oleh Elena bahwa Mira lah yang membuat dirinya malu malam itu langsung mencarinya ke seluruh penjuru sekolah. Diikuti oleh Elena yang panik dengan apa yang akan dilakukan oleh Aluna.
Mira menatap Aluna dengan tatapan tajam dan tanpa dosa.
"Mau lo apa sih?" tanya Aluna sarkas.
"Maksud lo?" ujar Mira.
"Gak usah pura-pura bego! Gue tau, elo kan yang udah sengaja dorong gue ke kolam malam itu!" ucap Aluna dengan emosi membara.
"Luna sabar," ujar Elena disebelahnya.
"Gak usah marah-marah gitu dong, emang lo punya bukti kalo gue yang lakuin itu?" ucap Mira dengan senyum sinis mengembang di sudut bibirnya.
Aluna tak mengatakan apapun, gadis itu membuka sesuatu dari dalam ponsel yang berada di genggamannya dan menunjukannya tepat didepan wajah Mira.
Mira menatap ponsel itu sambil berusaha menelan salivanya untuk membasahi tenggorokannya yang seketika terasa sangat kering. Begitu juga kedua temannya yang berdiri di samping Mira dengan tatapan panik sekaligus takut jika Aluna akan memperpanjang masalahnya.
"Darimana dia dapet bukti itu," gumamnya dalam hati.
"Itu peringatan supaya lo nggak keganjenan sama Raka," ucap Mira dengan tatapan tajam.
Aluna memutar bola matanya malas. "Lo punya kaca kan?" ucapnya terjeda membuat Mira menatapnya dengan sebelah alis terangkat.
"Ngaca! Yang keganjenan itu elo atau gue?"
"Ya jelas elo lah, lo gak punya temen kan disekolah ini makanya lo deketin Raka?" ucap Mira sambil sedikit mendorong bahu Aluna.
Saat itu juga Raka datang dari balik kerumunan dan berdiri tepat disamping Aluna. Wajah yang masih terlihat pucat itu memancarkan raut tidak terima dengan apa yang baru saja dilakukan Mira kepada Aluna.
"Jaga ucapan lo ya!" ketus Raka menatap tajam kearah Mira dan teman-temannya.
"Raka dengerin gue dulu." Mira berusaha memegang sebelah tangan Raka namun ditepis.
"Gak usah sok akrab kita gak kenal!" Raka berjalan meninggalkan ketiga perempuan itu dan membawa Aluna menjauh dari kerumunan siswa yang daritadi berdiri memperhatikan mereka.
"Arghh, terus aja belain cewek aneh itu!" ucap Mira menggerutu.
"Dasar cewek sok kecantikan."
"Tapi kan Aluna emang cantik Ra," ucap salah satu teman Mira yang bernama Dina.
"Lo temen gue atau temennya cewek aneh itu sih?" tanya Mira kesal.
"Iya temen elo lah."
"Yaudah, gak usah puji dia depan gue."
***
"Raka lo ngapain sih keluar dari uks?" tanya Aluna saat sudah berada di kantin sekolah bersama dengan Raka.
"Nyari elo."
"Lo lagi sakit Raka! Lagian lo nggak perlu temenin gue kemanapun gue pergi."
"Kalo tadi gak ada gue pasti lo masih ribut sama Mira, gimana kalo sampe Bu Sari liat? Lo bisa dikeluarin dari sekolah Luna!"
"Iya, gue tinggal pindah ke sekolah lain."
"Gak boleh!"
"Kenapa gak boleh? Hak gu- .... "
"Karna gue gak mau jauh dari lo."
Aluna tercekat, tatapannya terkunci oleh tatapan mata Raka yang begitu dalam, gadis itu terpaku ditempatnya.
"Ih minggir!" Aluna mendorong tubuh Raka agar menjauh dari hadapannya.
"Sial! Kenapa gue jadi salah tingkah gini sih?" batinnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
A L U N A [END]
Ficção AdolescenteAluna Gratasha, gadis cantik yang memilih merubah penampilannya 180 derajat setelah mengetahui bahwa sang ayah memilih untuk menikah lagi dengan perempuan lain. Ia tak memiliki satupun teman kecuali Arysa Bagaskara yang merupakan kekasihnya, namun A...