Chapter 8

136 21 3
                                    

Happy reading.

>><<

"Enak ya ka jadi elo."

"Kenapa?"

"Ya karna nyokap lo masih mau masak buat lo."

"Lo boleh sering-sering kerumah gue."

Raka tersenyum dan melirik kearah Aluna yang sedang menatap kosong keluar jendela mobil.

***

"ALUNA!" Teriak ayah Aluna yang bernama Raden dengan suara berat nya.

Aluna menoleh dan menatap ayahnya yang tampak begitu marah kepada dirinya.

"Barusan guru kamu lapor ke ayah kalo kamu bikin ulah lagi di kelas!" ucapnya.

"Bisa nggak sih sekali aja kamu gak bikin ulah dan buat malu Ayah?!" ucapnya penuh amarah.

"Bisa gak sih sekali aja ayah ngertiin Luna?" ucap Aluna teduh pada sang Ayah.

Damn!

Raden terdiam dibuatnya, sementara Aluna langsung melangkahkan kaki masuk kedalam kamarnya.

***

Aluna masuk kedalam kamarnya dan melempar tas nya ke sembarang tempat.

"Arghhhh!"

Ia mengambil sebuah cermin yang berada diatas meja dan melemparkannya hingga membentur tembok dan pecah menjadi serpihan-serpihan kecil.
Kamar Aluna memang sengaja dibuat kedap suara agar gadis itu bisa melakukan apapun tanpa mengganggu ketenangan orang lain.

Aluna menangis. Menangis sejadi-jadinya di sudut kamarnya yang gelap dan hanya ada sedikit cahaya dari balik jendela kamarnya.

Tangannya mengeluarkan darah segar akibat memegang serpihan kaca yang sudah hancur tak berbentuk.

Baru saja ia merasakan kebahagiaan saat bersama dengan Raka, namun rasa bahagia itu langsung lenyap seketika saat perdebatan itu terjadi.

***

"Kok lo masih gini lun?" Tanya Raka saat melihat Aluna datang dan dengan penampilan yang masih sama seperti sebelumnya.

"Emang gue harus gimana?"

Raka menghela nafas berat.

" yaudah, nanti pulang sekolah lo ikut gue."

"T-tapi .... "

"Udah nurut aja."

Aluna hanya menatap lelaki disebelahnya ini dengan tatapan jengkel.

***

"Mau kemana sih ka?"

"Ikut aja."

Saat ini mereka berdua sedang berada di salah satu mall Di Jakarta, Raka berniat untuk mengajak Aluna ke salon kecantikan untuk merubah penampilannya.

"Tolong di rapihin ya mba penampilannya," ucap Raka pada seorang pegawai salon kecantikan.

"Baik mas," ucap pegawai itu sambil mengajak Aluna masuk kedalam.

Aluna hanya terdiam dan mengikuti ajakan pegawai itu yang menyuruhnya untuk duduk disalah satu kursi yang berada di depan cermin besar.

***

Cukup lama Raka menunggu Aluna keluar dari dalam ruang perawatan, namun penantiannya tak sia-sia, Aluna berjalan keluar dengan penampilan yang terlihat begitu menawan dan terlihat lebih anggun dari sebelumnya.

"MasyaAllah," ucap Raka refleks.

"Gue colok mata lo ya!"

"Cantik."

"Gue emang cantik!"

Raka tak henti-hentinya mengagumi paras cantik milik Aluna yang saat ini sedang menggunakan dress berwarna navy dan rambut yang berganti warna menjadi coklat gelap ia biarkan terurai hingga sebahu nya.

***

Raka mengajak Aluna untuk makan disebuah angkringan, tempat dimana Raka sering pergi kesini sendirian.

"Lo kenapa baik banget sih Ka sama gue?" Tanya Aluna tanpa menolehkan pandangannya pada Raka yang sedang menatap lurus kedepan.

"Ya karna lo temen gue, dan akan jadi sahabat buat gue."

"Gue gak percaya ada nya sahabat Ka."

"Gue bisa buat lo percaya, kalo persahabatan itu ada Lun."

"Lila, dia sahabat gue Ka .... " Aluna menjeda ucapannya membuat Raka menatapnya penasaran.

"Tapi dia justru ninggalin gue waktu gue lagi bener-bener butuh banget dia."

"Gue bakalan buktiin Lun."

Aluna hanya tersenyum miris mendengarnya, rasanya masih sangat sulit untuk gadis itu bisa mempercayai orang lain disekitarnya.

***

Haii🌵

Makasih ya buat yang udah baca, yang belum? Ayo cepetan dibaca wkwk.

Jangan lupa vote and komen ya sebagai bentuk support kalian untuk cerita ini dan juga untuk authornya.🖤

A L U N A [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang