Happy reading.
>><<
Aluna berlari keluar caffe dan diikuti oleh Raka yang berjalan di belakangnya.
"Luna," panggil Raka dengan suara lembut.
"Jauh jauh lo dari gue!" teriak Aluna tanpa menolehkan pandangannya.
"Jauh kok, tuh liat satu meter" ucap Raka menunjuk jalanan yang membatasi keduanya.
"Freak!" celetuk Aluna.
Gadis itu berjalan sampai ke sebuah jembatan yang cukup besar dan sepi oleh kendaraan, ia berteriak se kencang-kencangnya berharap dengan cara itu masalahnya ikut hilang bersama dengan hembusan angin.
"ARSYA BRENGSEK!"
"KURANG AJAR!"
"GUE BENCI SAMA LO ARSYA."
Begitulah sekiranya Aluna memaki-maki bekas pacarnya itu, gadis itu menangis dan mengacak acak rambutnya lalu mengusap wajahnya gusar.
Aluna terus saja berteriak, sampai akhirnya terduduk karna dirasa energinya sudah habis terbuang sia sia.
"Gue ada kalo lo butuh bahu lun," ucap Raka lembut.
Aluna melirik laki-laki yang berdiri tak jauh dari tempatnya lalu menangis sejadi jadi nya didalam dekapan Raka.
Raka mengusap punggung Aluna beberapa kali sampai dirasa gadis itu sedikit lebih tenang dan menghentikan isakan tangisnya.
***
Setelah lelah menangis Aluna memutuskan untuk mampir di salah satu warung makan yang berada tak jauh dari tempatnya dan tentu saja ditemani oleh Raka.
"Lo kenapa sih ka?" tanya Aluna saat mereka berdua sedang memakan makanannya.
Raka spontan melirik kearahnya dan menaikkan sebelah alisnya bingung dengan perkataan tiba-tiba Aluna.
"Lo tuh gak kenal gue ka, tapi kenapa lo mau perduli sama gue?" ucap Aluna lagi.
Raka menyeruput minumannya sebelum akhirnya menjawab pertanyaan Aluna.
"Karna gak ada yang perduli sama lo selain gue" ucap Raka bercanda.
Aluna yang mendengar itu langsung memukul bahu Raka dan mencubitnya, sedangkan laki laki yang berada di depannya itu hanya mengaduh kesakitan.
"HAHAHA" tawa keduanya bercampur menjadi satu, rasanya sudah lama Aluna tak merasakan tertawa lepas seperti ini.
"Nah gitu dong ketawa," ucap Raka saat tawa keduanya sudah mereda.
Aluna tersenyum simpul dan melihat Raka yang juga tersenyum kepadanya." gue mau jadi temen lo."
"Emang gue masih mau jadi temen lo?"
"Emang gak mau?"
"Ya mau lah." gelak tawa Raka pecah saat melihat raut wajah Aluna yang terlihat begitu lucu.
"Ih apaan sih annoying banget lo!" ucap Aluna juga ikut tertawa.
Aluna merasa senang memiliki teman baru seperti Raka yang mampu membuatnya kembali tersenyum karna tingkah anehnya.
"Udah malem, ayo pulang" ucap Raka sambil berdiri dan membayar makanannya.
"Baru jam 11 Ka," ucap Aluna yang enggan untuk buru-buru pulang.
"Perempuan tuh gak baik keluar malem malem, apalagi pake mini dress gitu," ucap Raka sambil menunjuk dress yang dikenakan Aluna.
"Emangnya kenapa? Gue udah biasa kayak gini."
"Nanti masuk angin, udah ayok buruan," ucap Raka yang langsung menarik sebelah tangan Raka.
Aluna berusaha menyembunyikan senyumannya agar tak dapat dilihat oleh Raka yang masih memegang tangannya sambil berjalan sedikit mendahului.
***
Raka mengikuti Aluna menggunakan mobil nya sedangkan Aluna membawa mobilnya sendiri yang berada didepan mobil Raka.
Tinn.
Aluna membunyikan klakson dan membuka jendela mobilnya ketika sudah sampai di depan gerbang rumahnya.
"Bye!" ucap Aluna sambil melambaikan tangannya dari kaca mobil.
Raka hanya tersenyum dan melajukan mobilnya meninggalkan rumah Aluna yang terlihat begitu besar namun sepi.
***
Aluna masuk kedalam rumahnya dan melihat Naya yang sedang menangis di ruang keluarga bersama dengan ayahnya yang sedang menenangkan gadis itu.
"Aluna, sini kamu!" ucap ayahnya ketus.
Aluna berhenti dan menatap keduanya datar lalu menaikan sebelah alisnya seolah bertanya kenapa?
"Kamu yang buat Naya putus dengan pacarnya?" tanya ayahnya membuat Aluna sedikit menganga mendengarnya.
"Lo gak usah ngarang cerita ya!" ketus Aluna menatap Naya dengan tatapan tajam.
"Aluna gak pernah buat dia sama pacarnya putus, asal ayah tau pacar Naya itu Arsya yah, pacar Luna" ucap Aluna berusaha membela diri.
"Ayah gak percaya sama kamu!" ucap Ayahnya sambil mengusap bahu Naya untuk menenangkan.
"Iya emang, emang ayah gak pernah percaya sama aku, sebenernya yang anak kandung ayah tuh Naya atau aku sih?!" ucap Aluna dan langsung berlari menuju kamarnya.
Aluna membanting pintu kamarnya dan mengunci nya lalu masuk kedalam kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya.
Setelah selesai melakukan ritual mandi nya, Aluna duduk di jendela kamarnya dan menatap kearah langit malam.
"Gue harus lupain Arsya," gumamnya.
Aluna bangkit dan memasukkan semua barang-barang kenangan dirinya bersama dengan Arsya kedalam sebuah kotak besar.
Mulai dari bingkai foto berdua, jam tangan, boneka, sweater, bando, dan tak lupa juga semua kenangan yang berada di ponsel dan sosial medianya.Aluna membakar barang-barang itu hingga hanya menyisakan abu.
Dan beberapa hoodie milik Arsya pun masih disimpan rapih oleh Aluna. Dulu setiap kali mereka pergi berdua, pasti Arsya meminjamkan hoodie nya untuk Aluna agar seragam sekolahnya tak terlihat.
Aluna berniat untuk mengembalikannya esok hari disekolah.
***
Aluna menatap cermin yang menampakan wajah cantiknya, ia tersenyum singkat lalu keluar kamarnya untuk pergi ke sekolah.
"Aluna," panggil ibunya dengan suara lembut.
Memang dirumah ini hanya ibunya yang masih bersikap lembut padanya meskipun tak pernah mengerti keadaannya.
Aluna menoleh dan melihat ibunya yang bernama Ratna sedang memasukkan beberapa tumpuk roti kedalam sebuah kotak makan.
"Ayah kamu bilang hari ini kamu gak diizinin bawa mobil, kuncinya kasih ibu ya?" ucap ibunya membuat Aluna mendengus kesal.
Aluna meletakan kunci mobilnya diatas meja makan dan melenggang begitu saja tanpa menghiraukan ibunya yang menatap punggung gadis itu yang mulai menjauh meninggalkan meja makan.
***
Vote and comment ya!
![](https://img.wattpad.com/cover/254293320-288-k390365.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
A L U N A [END]
Fiksi RemajaAluna Gratasha, gadis cantik yang memilih merubah penampilannya 180 derajat setelah mengetahui bahwa sang ayah memilih untuk menikah lagi dengan perempuan lain. Ia tak memiliki satupun teman kecuali Arysa Bagaskara yang merupakan kekasihnya, namun A...