Chapter 16

107 18 1
                                    

Happy reading.

>><<

"Raka," panggil Elena saat melihat Raka berjalan menuju kelasnya.

Raka menoleh dan melihat Elena yang berjalan menghampirinya.

"Gue udah tau siapa yang dorong Aluna ke kolam renang malam itu," ucapnya ragu.

"Siapa?" tanya Raka penasaran.

"Jam istirahat nanti, gue mau tunjukin video nya ke elo juga Aluna, biar kalian liat langsung."

"Oke."

Raka mengerutkan keningnya, pikirannya melayang diwaktu ketika Aluna terdorong kedalam kolam itu.

***

"Selamat pagi anak anak," ucap Pak Bobi ketika masuk kedalam kelas Aluna.

"Pagi Pak," jawab seluruh siswa yang berada didalam kelas itu.

"Aluna mana ya," batin Raka.

Raka mengangkat tangannya seolah memberi tanda pada Pak Bobi yang sedang menjelaskan.

"Iya, ada apa Raka?" tanya Pak Bobi.

"Saya izin ketoilet sebentar pak," ucap Raka.

Pak Bobi hanya mengangguk dan membiarkan Raka berjalan keluar kelas.

Raka berjalan kearah lapangan dan mengedarkan pandangannya mencari sosok gadis itu namun tak terlihat, kemudian Raka kembali melanjutkan langkahnya menuju belakang sekolah.

Bruk!

Raka mendengar sesuatu dari dalam gudang, laki laki itu dengan sigap langsung berlari kedalam gudang dan melihat Aluna yang baru saja membanting kursi rusak dengan sangat kencang.

"Luna!" suara Raka terdengar sangat terkejut dengan apa yang baru saja dilihatnya.

"Lo ngapain kesini!" teriak Aluna sambil berusaha mengatur napasnya.

"Nyari lo, lo ngapain banting-banting kursi disini?"

"Gue dihukum," ucap Aluna singkat.

"Yaudah, sini gue bantuin," ucap Raka menawarkan bantuan.

"Bagus ... nih." Aluna memberikan sapu yang berada disebelahnya kepada Raka.

Gadis itu berjalan kesalah satu kursi yang berada di tempat itu juga dan duduk dengan santai disana.

"Yang bersih ya, gue capek." Aluna menaikkan sebelah kakinya dan memperhatikan Raka yang juga sedang memperhatikannya dengan tatapan heran.

"Capek?" gumam Raka sambil melihat sekelilingnya yang sama sekali tidak dirapihkan oleh gadis itu, alias masih sangat berantakan dan berdebu.

Raka menggeleng pelan dan mulai membereskan gudang yang sangat berantakan ini dengan hati-hati.

***

Sudah sekitar setengah jam Raka membereskan gudang ini dan sudah terlihat lebih bersih dan rapih dibandingkan dengan sebelumnya.

Raka merasakan tubuhnya lemas dan kepalanya terasa sangat pusing. Laki-laki itu berpegangan pada salah satu meja untuk menahan tubuhnya agar tidak pingsan didepan Aluna.

"Raka, lo kenapa?" Aluna terkejut dan langsung berlari kearah Raka.

Aluna memapah tubuh Raka dan menyuruhnya untuk duduk ditempatnya tadi.

"Lo sakit?" Aluna memegang dahi Raka yang terasa sedikit hangat.

"Nggak, mungkin gue kecapean aja."

Aluna merasa tidak enak dengan Raka, jika saja dirinya tidak menyuruh Raka untuk menyelesaikan hukumannya mungkin ia tidak akan seperti ini sekarang.

"Kenapa ngelamun?" ucap Raka membuyarkan lamunan Aluna

"Gue anter lo ke UKS, biar lo bisa istirahat disana" Tanpa basa-basi Aluna langsung memapah tubuh Raka dan membawanya ke UKS yang tak jauh dari tempatnya sekarang.

***

Raka tertidur dihadapannya, Aluna menatapnya dalam-dalam dan memegang sebelah tangan laki-laki itu. Ada perasaan aneh dalam dirinya.

"Maafin gue Ka," ujar Aluna dengan tatapan nanar.

Yey gantung<3

A L U N A [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang