Happy reading.
>><<
Aluna merasa benar-benar kesepian dirumah sebesar ini, tanpa Ayah nya dan Ibu nya yang pagi tadi baru saja di semayamkan ke tempat peristirahatan terakhirnya.
Aluna memang sering merasa kesepian seperti ini, tapi kali ini terasa begitu berbeda dengan sebelumnya. Mungkin tidak akan ada lagi yang memperhatikannya seperti yang selalu ibu lakukan kepadanya.
Tok ... tok ... tokk
Seorang laki-laki berbadan tegap masuk kedalam kamarnya, Aluna yang sedang duduk termenung didekat jendela langsung terkesiap dan menatap laki-laki itu dengan tatapan penuh amarah.
"Ngapain ayah kesini?!"
"Maafin ayah Luna," ucap laki-laki itu sambil melangkah mendekati putrinya.
"Kemana ayah saat Luna bener-bener butuh Ayah?"
"Luna, ayah minta maaf. Tante Helen kemarin ada acara bersama keluarga nya dan Ayah harus hadir disana."
"Bisa ya? Bisa ayah dateng ke pesta tante Helen tapi Ayah gak dateng di acara pemakan Ibu!"
Aluna tertawa hambar, berusaha untuk menyingkirkan rasa sakit hati yang mendalam pada laki-laki ini.
"Aluna, Ayah benar-benar minta maaf .... "
"Nggak, aku gak mau liat muka Ayah lagi! Sekarang Ayah pergi!"
"Aluna Ayah mohon .... "
"PERGI!"
Gadis itu dikuasai oleh emosi nya, ia mengambil vas bunga yang berada dekat dengannya dan melemparkannya sampai nyaris mengenai kaki Ayahnya.
"Aluna tenang nak."
"PERGI! ALUNA GAK MAU LIAT AYAH LAGI!"
"Kemarin Aluna merasa kalo Aluna butuh Ayah, tapi sekarang nggak! Ibu udah meninggal dan itu semua karna Ayah!"
"PERGIII!"
Aluna benar-benar kehilangan kendali, gadis itu berkali-kali melemparkan barang-barang yang berada disekitarnya. Sampai akhirnya Raka masuk kedalam kamarnya dan menatap Aluna yang terlihat begitu dikuasai oleh amarahnya.
"ALUNA STOP!"
"Aluna!"
Raka berusaha menghentikan gadis itu namun entah kenapa tenaga gadis itu terasa lebih besar dari biasanya. Sampai akhirnya Raka memeluk Aluna dari belakang, membisikan sesuatu pada telinga gadis itu yang perlahan mulai meredam amarahnya.
Aluna tergeletak di lantai kamarnya yang gelap, energi nya seperti terkuras habis hari ini. Ia masih terisak walaupun sedikit mereda dari sebelumnya.
Raka membantu gadis itu untuk naik keatas kasurnya lalu membaringkan tubuhnya disana dan menemani gadis itu sampai terlelap di dalam mimpinya.
Raka mengusap rambut Aluna beberapa kali sampai dirasa gadis itu sudah benar-benar tertidur. Laki-laki itu menarik selimut Aluna sampai menutupi sebagian tubuhnya dan mengecup keningnya sebelum akhirnya meninggalkan Aluna sendiri di ruangan ini.
***
Pagi ini Aluna sarapan, tidak seperti biasanya. Gadis itu duduk di salah satu kursi meja makannya dan mengambil beberapa lembar roti tawar beserta selai untuk dimakan. Aluna menatap sekitar dapurnya, biasanya Ibunya lah yang berada di tempat ini setiap paginya. Namun hari ini, gadis itu sendiri tanpa ada seorang pun di sebelahnya.
Setelah selesai sarapan, Aluna memutuskan untuk mandi agar tubuhnya terasa sedikit lebih segar. Setelah selesai melakukan ritual mandinya, ia berjalan ke pintu utama rumahnya ketika mendengar seseorang mengetuknya.
"Raka," ucap Aluna terkejut.
"Gue mau ajak lo keluar."
Entah apa yang ada di pikiran laki-laki itu. Ah, mungkin saja dia hanya ingin membuat Aluna berhenti meratapi kematian Ibunya dan beraktivitas kembali seperti biasa.
Aluna mengerutkan keningnya. "Kemana?"
"Udah ikut aja."
Aluna mengangguk dan masuk kedalam rumahnya untuk mengganti pakaiannya, tak perlu waktu lama, Aluna sudah keluar dari kamarnya dengan menggunakan celana jeans panjang dan kaos yang dilapisi dengan cardigan.
"Gue mau kasih tau lo satu hal yang buat gue takut kehilangan lo sebagai temen gue."
Ucapan itu ... Aluna benar-benar tak mengerti dengan apa yang dikatakan oleh laki-laki ini. Namun Aluna tak akan pernah tau apa maksudnya jika ia tak ikut dengan Raka sekarang.
***
UPDATE!

KAMU SEDANG MEMBACA
A L U N A [END]
Roman pour AdolescentsAluna Gratasha, gadis cantik yang memilih merubah penampilannya 180 derajat setelah mengetahui bahwa sang ayah memilih untuk menikah lagi dengan perempuan lain. Ia tak memiliki satupun teman kecuali Arysa Bagaskara yang merupakan kekasihnya, namun A...