Chapter 9

133 20 2
                                    

Happy reading.

>><<

Aluna keluar dari kamarnya dan melihat sekeliling rumahnya yang tak menandakan adanya kehidupan dirumah ini. Ratna sedang pergi keluar kota dan ayahnya menginap dirumah istri kedua. Sedangkan Aluna? Gadis itu dibiarkannya sendirian dirumah sebesar ini.

Aluna melihat jam yang terpajang di dinding ruang tamu nya.

Pukul 06:20.

Tok...tok...tok

"Tumben ada tamu," gumam Aluna sambil berjalan membukakan pintu.

"Raka!" Ucap Aluna kaget saat melihat Raka berada didepan pintu rumahnya.

"Kok dia tau rumah gue?" Pikirnya.

"Kok lo belum siap si lun?" Tanya Raka sambil menatap Aluna yang masih memakai baju tidurnya.

"Kok lo tau rumah gue?"

"Udah gak usah banyak tanya, buruan siap siap!"

Raka sedikit mendorong tubuh Aluna menuju kamarnya untuk segera bersiap.

Sedangkan Raka, laki-laki itu melihat sekeliling rumah Aluna yang bernuansa putih, begitu besar namun sepi, itu lah kesan pertama Raka saat melihat rumah Aluna.

Disana terpajang beberapa foto Aluna saat masih kecil bersama dengan kedua orang tuanya.

"Buruan woy!" Teriak Raka.

"Sabar sih!" Ketus Aluna dari dalam kamarnya.

Setelah lumayan lama menunggu akhirnya Aluna keluar menggunakan seragam sekolah putih abu-abu nya.

"Lo keliatan lebih rapih dari yang sebelumnya," puji Raka terdengar sangat tulus.

"Puas lo!?"

"Puas. Banget malah." Raka tertawa singkat sebelum akhirnya mendapatkan tatapan tajam dari Aluna.

***

"Lo ngapain jemput gue sih ka?" Tanya Aluna saat berada di dalam mobil milik Raka.

"Biar lo gak telat."

"Emang kenapa kalo gue telat?, biasanya juga gitu!"

"Lo tuh telat sengaja kan Lun biar guru BK panggil orang tua lo dan berharap mereka dateng?" ucap Raka tanpa dosa.

Aluna terdiam, memang benar apa yang baru saja Raka katakan. Dirinya telat hanya untuk mencari perhatian dari kedua orang tuanya.

"Nggak!" Ketus Aluna tak mau mengakuinya.

Raka hanya tertawa singkat lalu sedetik kemudian kembali memfokuskan pandangannya pada jalan raya yang cukup padat pagi ini.

***

"Tuh kan telat," ucap Raka panik saat melihat gerbang sudah tertutup rapat.

"Santai kali ka," ucap Aluna keluar dari mobil Raka.

"Woy pak satpam!" teriak Aluna membuat Raka membekap mulutnya rapat-rapat.

"Apaan sih Ka?" ucap Aluna kesal ketika dirinya berhasil menyingkirkan tangan Raka dari mulutnya.

"Gak sopan Luna!"

Aluna terdiam, belum pernah ada orang yang berani menegur Aluna karena perilaku tidak sopannya.

Tiba tiba seorang satpam sekolah membukakan gerbang untuk keduanya karna hanya mereka yang terlambat.

Raka dan Aluna di izinkan masuk namun tetap mendapatkan hukuman yaitu menyapu taman belakang sekolah sampai bersih dari sampah dedaunan yang berserakkan.

***

"Ka lo sakit?" tanya Aluna sambil menatap wajah Raka yang terlihat sedikit pucat.

"Hah, nggak kok."

"Muka lo pucet gitu."

Raka memang merasa sedikit lemas, namun dirinya tidak mau membuat Aluna khawatir dengan kesehatannya.

"Mungkin cuma kecapekan dikit."

"Lo istirahat aja Ka, biar gue yang lanjutin."

Aluna mengambil alih sapu yang berada di tangan Raka, dan pemuda berbadan tinggi itu pun langsung berjalan menjauh dari tempat itu.

"Nanti gue balik lagi," ucapnya.

Aluna menatap punggung laki laki itu yang mulai menjauh dan meninggalkannya sendirian.

"Raka sakit apa ya?" batinnya

***

TBC

Vote and comment gais<3

A L U N A [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang