Chapter 31

88 9 0
                                    

Happy reading.


>><<

"Yaudah kalo gitu kenapa kita nggak pacaran aja?!"

"Gak bisa!"

"Kenapa? Kenapa lo tiba-tiba jadi dingin gini?"

"Lo harus jauhin gue!"

Raka mengalihkan pandangannya, lidahnya terasa kelu saat mengatakan hal itu.

"Kemarin kita baik-baik aja ... kenapa sekarang lo malah mau gue untuk jauhin lo?"

"Gak usah banyak tanya! Intinya cuma lo harus jauhin gue."

Sungguh! Raka benar-benar tidak bisa melihat wajah Aluna yang terlihat begitu kecewa padanya. Seketika bayangan wajah Rika saat gadis itu kecewa pada Raka mulai menguasai pikirannya.

"Gue gak tau maksud lo apa!"

Aluna berlari meninggalkan Raka yang hanya berdiam diri, perasaannya kacau.

"Arghh!"

***

"Lo kenapa?" Tanya Lala saat melihat mata Aluna yang memerah.

"Gue gakpapa," ucap Aluna singkat.

"Gue kayaknya mau balik duluan." Aluna memasukan barang-barang nya dan berlalu begitu saja keluar kelas.

Tiba-tiba ia berpapasan dengan Raka yang hanya melirik sebentar kearahnya. Aluna menarik sedikit sudut bibirnya dan berjalan keluar kelas menuju parkiran sekolah.

Hati Raka campur aduk, di satu sisi ia sangat ingin berlari untuk mengejar gadis itu dan meminta maaf atas perlakuannya. Namun, di sisi lain ada hal yang membuatnya menahannya untuk tetap pada pendiriannya.

Sorry Aluna.

***

Disini Aluna sekarang, di kamar yang terlihat begitu gelap dan hanya ada sedikit cahaya yang memaksa masuk melalui sela-sela jendela.

Gadis itu duduk di lantai dan tempat tidur besar di jadikan sebagai sandarannya, menatap langit-langit kamar dengan pikiran yang melayang entah kemana. Mengingat beberapa hal yang sebenarnya mampu membuat perasaannya semakin sakit.

"Gue gak akan ninggalin lo."

"Janji."

"Gue mau jadi teman lo."

Setiap kalimat yang pernah terlontar dari mulut laki-laki itu sekarang hanya terdengar seperti lelucon yang sama sekali tidak lucu bagi Aluna.

Untuk apa laki-laki itu hadir jika pada akhirnya ia juga akan meninggalkan gadis itu seorang diri. Namun di setiap kehidupan pasti selalu ada yang datang dan pergi bukan?

"Sial!"

Aluna merutuki dirinya sendiri, mengutuk setiap kali jantungnya berdetak lebih cepat dan darahnya berdesir hebat ketika ia mengingat laki-laki itu.

Laki-laki yang hadir di hidupnya tanpa permisi, laki-laki yang hadir sebagai pelangi lalu pergi sesuka hati dan hanya menyisakan luka yang tiada henti.

***

"Lo ada masalah sama Luna Rak?" Tanya Lala saat melihat Raka duduk di depannya.

"Nggak," jawab Raka acuh.

"Terus?"

"Huh." Raka hanya menghela napas kasar dan mengalihkan pandangan menuju ponsel yang di genggamnya.

Lala hanya menautkan alisnya bingung, jauh di dalam lubuk hatinya, gadis itu khawatir dengan apa yang sedang di lakukan Aluna sekarang.

Kemana dia?

***

Sore ini setelah bel pulang sekolah berbunyi, Lala memutuskan untuk pergi kerumah Aluna untuk memastikan bahwa gadis itu baik-baik saja.

Tak butuh waktu lama untuk Lala sampai di rumah Aluna karna sore itu jalanan lumayan sepi dan tidak terlalu macet.

Rumah besar ini hanya terlihat seperti rumah kosong yang sudah lama tak di hampiri oleh pemiliknya. Sangat tak terawat.

"Permisi."

Gadis itu memegang handle pintu rumah besar ini yang ternyata di biarkan tidak terkunci. Ia melangkah masuk perlahan dan berjalan menuju ruang tengah.

Lala mengedarkan pandangannya pada setiap sudut rumah yang bisa di bilang terlalu besar untuk di tempati Aluna seorang diri.

Ia melangkah naik menuju kamar Aluna yang berada di lantai dua dengan sangat hati-hati.

"Luna." Lala berjalan mendekati Aluna yang sedang menatap kosong keluar jendela.

"Kenapa La?"

"Lo baik-baik aja?"

"Iya, gue baik-baik aja."

"No, gue yakin lo lagi ada masalah. Kenapa Lun? Cerita sama gue."

Aluna menatap manik mata Lala, tersirat kekhawatiran dari dalam sana, gadis itu duduk di kasurnya di ikuti oleh Lala yang juga duduk di sampingnya.

"Raka minta gue untuk jauhin dia."

"HAH?!"

***

TBC


@mukhibatulkhoiriyah

A L U N A [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang